Tegakkan Disiplin Kader, Sohibul Iman Ingin PKS Lebih Kuat
A
A
A
JAKARTA - Konflik antara petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan kadernya Fahri Hamzah menjadi pembicaraan publik sejak beberapa pekan lalu.
PKS memecat Fahri Hamzah karena dianggap telah melakukan pelanggaran. Tak terima dipecat, Fahri menggugat PKS ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Tak berselang lama, partai berlambang bulan sabit kembar itu kembali melakukan pemecatan terhadap kadernya, yakni Gamari Sutrisno yang saat ini menjadi anggota DPR.
Presiden PKS Muhammad Sohibul Iman menegaskan partainya akan terus menegakkan kedisiplinan bagi para kader. Tujuannya agar PKS menjadi partai besar dan kuat serta dapat masuk menjadi partai politik papan atas.
"Dalam program strategis kami nomor 51 kami tegaskan di situ bahwa kami akan mendorong terus ditegakannya kedisiplinan bagi kader, pengurus partai, dan juga pejabat-pejabat publik," kata Sohibul dalam pidatonya pada acara perayaan Milad ke-18 PKS di Hotel Kartika Chandra, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (24/4/2016).
Dia mengungkapkan, pada era sekarang banyak orang yang berpikiran bebas namun sulit untuk diajak berpikir. "Banyak mereka yang berpikiran bebas, kadang mereka menjadi orang yang sulit diajak berpikir di tingkat institusi karena di situ ada batas-batas yang harus diperhatikan," kata Sohibul.
Dalam konteks demokrasi, Sohibul meminjam pernyataan Presiden Ketiga Republik Indonesia BJ Habibie yang mengatakan demokrasi itu bukan hanya berbicara tentang kebebasan, melainkan juga tentang kedisiplinan.
"Saya harus apresiasi kepada eyang Habibie, karena sebelumnya saya pernah mendengar seorang tokoh internasional yang mempertentangkan antara demokrasi dan disiplin, kami tidak butuh demokrasi, yang kami butuhkan adalah disiplin. Tapi Pak Habibie justru dalam bingkai demokrasi, kita bisa menyatukan antara kebebasan dengan kedisiplinan," tutur Sohibul.
Dia menegaskan jalan demokrasi PKS adalah mewujudkan keadilan.Oleh karena itu, kata Sohibul, PKS menjalankan demokrasi dengan memberikan ruang kebebasan namun ada batas-batas kedisiplinan.
"PKS dengan visi dan misinya yang sangat besar sekali, itu tidak mungkin bisa kami jalankan dengan baik kalau kami hanya memberikan ruang-ruang kebebasan kepada kader-kader kami, kalau mereka tidak dibingkai dengan aturan-aturan kedisiplinan," tutur Sohibul.
PKS memecat Fahri Hamzah karena dianggap telah melakukan pelanggaran. Tak terima dipecat, Fahri menggugat PKS ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Tak berselang lama, partai berlambang bulan sabit kembar itu kembali melakukan pemecatan terhadap kadernya, yakni Gamari Sutrisno yang saat ini menjadi anggota DPR.
Presiden PKS Muhammad Sohibul Iman menegaskan partainya akan terus menegakkan kedisiplinan bagi para kader. Tujuannya agar PKS menjadi partai besar dan kuat serta dapat masuk menjadi partai politik papan atas.
"Dalam program strategis kami nomor 51 kami tegaskan di situ bahwa kami akan mendorong terus ditegakannya kedisiplinan bagi kader, pengurus partai, dan juga pejabat-pejabat publik," kata Sohibul dalam pidatonya pada acara perayaan Milad ke-18 PKS di Hotel Kartika Chandra, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (24/4/2016).
Dia mengungkapkan, pada era sekarang banyak orang yang berpikiran bebas namun sulit untuk diajak berpikir. "Banyak mereka yang berpikiran bebas, kadang mereka menjadi orang yang sulit diajak berpikir di tingkat institusi karena di situ ada batas-batas yang harus diperhatikan," kata Sohibul.
Dalam konteks demokrasi, Sohibul meminjam pernyataan Presiden Ketiga Republik Indonesia BJ Habibie yang mengatakan demokrasi itu bukan hanya berbicara tentang kebebasan, melainkan juga tentang kedisiplinan.
"Saya harus apresiasi kepada eyang Habibie, karena sebelumnya saya pernah mendengar seorang tokoh internasional yang mempertentangkan antara demokrasi dan disiplin, kami tidak butuh demokrasi, yang kami butuhkan adalah disiplin. Tapi Pak Habibie justru dalam bingkai demokrasi, kita bisa menyatukan antara kebebasan dengan kedisiplinan," tutur Sohibul.
Dia menegaskan jalan demokrasi PKS adalah mewujudkan keadilan.Oleh karena itu, kata Sohibul, PKS menjalankan demokrasi dengan memberikan ruang kebebasan namun ada batas-batas kedisiplinan.
"PKS dengan visi dan misinya yang sangat besar sekali, itu tidak mungkin bisa kami jalankan dengan baik kalau kami hanya memberikan ruang-ruang kebebasan kepada kader-kader kami, kalau mereka tidak dibingkai dengan aturan-aturan kedisiplinan," tutur Sohibul.
(dam)