Muhammadiyah dan NU Kompak Awal Puasa Ramadan 6 Juni 2016
A
A
A
JAKARTA - Penentuan awal puasa (1 Ramadan 1437 H) di Indonesia diperkirakan akan dilaksanakan serentak. Dua organisasi Islam terbesar tanah air, baik Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) maupun Muhammadiyah nampaknya sejalan bahwa 1 Ramadan jatuh pada 6 juni 2016.
"Kalau pada saat rukyah 29 sya'ban hilal terlihat, kemungkinan bisa bersama," ujar Katib Syuriyah PBNU, KH Sadullah Affandy saat dihubungi Senin 18 April 2016 malam.
Menurut Sadullah peluang 1 Ramadan jatuh pada 6 Juni 2016 memang cukup besar. Berdasarkan penghitungan kalender (hisab) akhir bulan Syaban memang akan jatuh pada 5 Juni 2016.
"Tapi kita harus rukyah dulu di akhir Syaban untuk melihat ada tidaknya hilal (bulan baru). Kalau memang ada berarti Ramadan jatuh pada Senin 6 Juni," tutur Sadullah.
Sebelumnya Muhammadiyah sudah menentukan 1 Ramadan akan jatuh pada 6 Juni 2016. Terkait hal itu Sadullah berpendapat bisa saja awal Ramadan akan dilaksanakan masyarakat secara bersamaan.
"Cukup terbuka, kalau hisab kita sudah sama, tapi kita mengutamakan pada rukyah," kata Sadullah.
Sadullah melanjutkan PBNU sendiri di setiap pelaksanaan rukyah menerjunkan tim pemantau hilal yang berlokasi di sejumlah titik di setiap provinsi. Dia mengatakan tim-tim ini yang nantinya akan bekerja menentukan ada tidaknya bulan baru yang muncul di daerahnya masing-masing.
"Jumlahnya mungkin lebih dari 34 (mengacu jumlah provinsi). Kita sebar untuk menghindari adanya gangguan pada saat pemantauan," tutur Sadullah.
Sadullah menambahkan dalam penanggalan Islam sendiri dalam satu bulan jumlahnya bisa 29 atau 30 hari. Hal itu juga berlaku untuk bulan Syaban yang datang sebelum Ramadan.
"Kalau hilal belum terlihat artinya Syaban kita genapkan menjadi 30 hari," pungkasnya.
"Kalau pada saat rukyah 29 sya'ban hilal terlihat, kemungkinan bisa bersama," ujar Katib Syuriyah PBNU, KH Sadullah Affandy saat dihubungi Senin 18 April 2016 malam.
Menurut Sadullah peluang 1 Ramadan jatuh pada 6 Juni 2016 memang cukup besar. Berdasarkan penghitungan kalender (hisab) akhir bulan Syaban memang akan jatuh pada 5 Juni 2016.
"Tapi kita harus rukyah dulu di akhir Syaban untuk melihat ada tidaknya hilal (bulan baru). Kalau memang ada berarti Ramadan jatuh pada Senin 6 Juni," tutur Sadullah.
Sebelumnya Muhammadiyah sudah menentukan 1 Ramadan akan jatuh pada 6 Juni 2016. Terkait hal itu Sadullah berpendapat bisa saja awal Ramadan akan dilaksanakan masyarakat secara bersamaan.
"Cukup terbuka, kalau hisab kita sudah sama, tapi kita mengutamakan pada rukyah," kata Sadullah.
Sadullah melanjutkan PBNU sendiri di setiap pelaksanaan rukyah menerjunkan tim pemantau hilal yang berlokasi di sejumlah titik di setiap provinsi. Dia mengatakan tim-tim ini yang nantinya akan bekerja menentukan ada tidaknya bulan baru yang muncul di daerahnya masing-masing.
"Jumlahnya mungkin lebih dari 34 (mengacu jumlah provinsi). Kita sebar untuk menghindari adanya gangguan pada saat pemantauan," tutur Sadullah.
Sadullah menambahkan dalam penanggalan Islam sendiri dalam satu bulan jumlahnya bisa 29 atau 30 hari. Hal itu juga berlaku untuk bulan Syaban yang datang sebelum Ramadan.
"Kalau hilal belum terlihat artinya Syaban kita genapkan menjadi 30 hari," pungkasnya.
(maf)