PPP Djan Faridz Sudah Tahu Skenario Romi

PPP Djan Faridz Sudah Tahu Skenario Romi
A
A
A
JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Djan Faridz sudah bisa menebak skenario yang disusun M Romahurmuziy untuk bisa duduk kembali sebagai orang nomor satu di PPP melalui muktamar.
Itu sebabnya, kubu Djan Faridz enggan terlibat dalam muktamar yang hanya menguntungkan satu pihak saja.
"Ya, memang dari awal kita sudah tahu itu bukan muktamar islah, ini rekayasa untuk memilih Romi kembali," ujar Wakil Ketua Umum DPP PPP kubu Djan Faridz, Humphrey Djemat, saat dihubungi, Sabtu (9/4/2016).
Kecurigaan itu semakin terbukti setelah proses pemilihan ketua umum yang dilakukan secara aklamasi kemarin. Bagi Humphrey, hal tersebut bukanlah kejutan. "Dan ternyata dari sistemnya aklamasi, mendengar keinginan dari DPW, ya marahlah DPC yang ada di sana, mereka maunya voting tetapi sudah disetting," lanjutnya.
Menurut Humphrey, kata islah sebetulnya hanya disematkan oleh para pengikut Romi untuk menarik perhatian Presiden Jokowi agar datang ke arena muktamar.
"Itu yang penting, soal kubu Djan mau ikut atau tidak, tidak penting untuk mereka," kata Humphrey.
Seperti diketahui, Muktamar VIII Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akhirnya memutuskan M Romahurmuziy alias Romi menjadi Ketua Umum (Ketum) PPP periode 2016-2021.
Mantan Sekjen PPP hasil Muktamar Bandung itu dipilih secara aklamasi atau musyawarah mufakat oleh muktamirin yang berjumlah 1.155 suara. Sebanyak 33 DPW sepakat menggunakan mekanisme musyawarah mufakat dalam memilih Romi.
Sementara, agenda Muktamar VIII PPP hari ini adalah paripurna hasil sidang-sidang komisi. Setelah itu, penutupan muktamar oleh Wapres RI M Jusuf Kalla.
Itu sebabnya, kubu Djan Faridz enggan terlibat dalam muktamar yang hanya menguntungkan satu pihak saja.
"Ya, memang dari awal kita sudah tahu itu bukan muktamar islah, ini rekayasa untuk memilih Romi kembali," ujar Wakil Ketua Umum DPP PPP kubu Djan Faridz, Humphrey Djemat, saat dihubungi, Sabtu (9/4/2016).
Kecurigaan itu semakin terbukti setelah proses pemilihan ketua umum yang dilakukan secara aklamasi kemarin. Bagi Humphrey, hal tersebut bukanlah kejutan. "Dan ternyata dari sistemnya aklamasi, mendengar keinginan dari DPW, ya marahlah DPC yang ada di sana, mereka maunya voting tetapi sudah disetting," lanjutnya.
Menurut Humphrey, kata islah sebetulnya hanya disematkan oleh para pengikut Romi untuk menarik perhatian Presiden Jokowi agar datang ke arena muktamar.
"Itu yang penting, soal kubu Djan mau ikut atau tidak, tidak penting untuk mereka," kata Humphrey.
Seperti diketahui, Muktamar VIII Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akhirnya memutuskan M Romahurmuziy alias Romi menjadi Ketua Umum (Ketum) PPP periode 2016-2021.
Mantan Sekjen PPP hasil Muktamar Bandung itu dipilih secara aklamasi atau musyawarah mufakat oleh muktamirin yang berjumlah 1.155 suara. Sebanyak 33 DPW sepakat menggunakan mekanisme musyawarah mufakat dalam memilih Romi.
Sementara, agenda Muktamar VIII PPP hari ini adalah paripurna hasil sidang-sidang komisi. Setelah itu, penutupan muktamar oleh Wapres RI M Jusuf Kalla.
(zik)