Sejumlah Kalangan Usul DPR Bangun Perpustakaan Parlemen
A
A
A
JAKARTA - Kalangan akademisi dan budayawan mengusulkan kepada pemimpin DPR ntuk membangun perpustakaan umum parlemen.
Usul tersebut disampaikan oleh pendiri Freedom Institute, Rizal Mallarangeng yang datang ke Gedung DPR bersama ilmuwan sosial Ignas Kleden, politikus Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla, novelis sekaligus budayawan Ayu Utami.
Hadir pula aktivis sosial budaya Nong Darol Mahmda, penggiat budaya atau pionir pustaka pedesaan Nirwan Arsuka, serta dosen universitas Paramadina Lutfhi Assyaukanie.
Usul itu disampaikan mereka kepada sejumlah tokoh lainnya kepada Ketua DPR Ade Komarudin dan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Pertemuan berlangsung tertutup sekitar pukul 10.00 hingga pukul 12.30 WIB.
Setelah pertemuan, mereka menggelar konferensi pers bersama. Rizal menjelaskan kepada awak media tentang gagasan pembangunan perpustakaan umum parlemen.
Dalam presentasinya, Rizal memamerkan perpustakaan megah milik Singapura atau National Library Singapore. Adik dari mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Mallarangeng itu juga memamerkan perpustakaan milik Freedom Institute.
Menurut Rizal, perpustakaan nasional yang dimiliki Singapura saat ini merupakan perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara. "Masak sih kita enggak bisa membangun perpustakaan yang sangat baik," kata Rizal di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (22/3/2016).
Dia berpendapat, parlemen Indonesia layak memiliki perpustakaan umum yang lebih dari Singapura sehingga bisa menjadi perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara nantinya.
"Modelnya nanti bukan perpustakan biasa, karena ini (Parlemen) lembaga terhormat, juga perpustakaannya bisa dibanggakan dengan fasilitas," tuturnya.
Menurut dia, pemimpin DPR menyambut positif gagasan yang diusulkan dirinya bersama sejumlah tokoh lainnya itu tentang proyek perpustakaan megah parlemen.
"Kelihatannya gayung bersambut, mudah-mudahan ketemu jalannya, kita serahkan ke pimpinan Dewan bagaimana perwujudannya," ungkapnya.
Hal senada dikatakan oleh ilmuwan sosial Ignas Kleden. Dia menganggap proyek perpustakaan umum parlemen itu suatu mendesak dan relevan.
Menurut Ignas, perpustakaan itu bisa membawa hawa positif di kalangan wakil rakyat."Bagaimana mengharapkan perilaku DPR yang lebih maju, salah satunya dengan menciptakan lingkungan yang lebih cendekia," kata Ignas.
Dia menambahkan, pembangunan perpustakaan itu merupakan juga suatu pembangunan infrastruktur. "Infrastruktur bukan hanya buka jalan, proyek kereta cepat, MRT (mass rapid transportation), tapi juga ini (perpustakaan) buka jalan pikiran, bukan hanya untuk anggota DPR tapi juga untuk masyarakat umum," tuturnya.
Dia berpendapat, sudah selayaknya Indonesia memiliki perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara. Adapun anggaran pembangunan perpustakaan umum parlemen itu, mereka menyerahkan sepenuhnya kepada pemimpin DPR.
"Mengenai dananya, kami menyerahkan ke bapak-bapak berwenang (anggota DPR), ini proyek mercusuar bukan simbolik," kata novelis, Ayu Utami.
Ketua DPR Ade Komarudin mengapresiasi usulan pembangunan perpustakaan umum parlemen. "Soal anggaran, saya akan bincang-bincang dengan pimpinan DPR lain, pimpinan fraksi, pemangku kepentingan di DPR ini, anggaran pembangunan gedung baru DPR sudah ada, kenapa tidak gagasan ini dimasukkan ke anggaran itu," kata Ade.
PILIHAN:
SBY Ingatkan Jokowi Jangan Mau Diprovokasi
Usul tersebut disampaikan oleh pendiri Freedom Institute, Rizal Mallarangeng yang datang ke Gedung DPR bersama ilmuwan sosial Ignas Kleden, politikus Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla, novelis sekaligus budayawan Ayu Utami.
Hadir pula aktivis sosial budaya Nong Darol Mahmda, penggiat budaya atau pionir pustaka pedesaan Nirwan Arsuka, serta dosen universitas Paramadina Lutfhi Assyaukanie.
Usul itu disampaikan mereka kepada sejumlah tokoh lainnya kepada Ketua DPR Ade Komarudin dan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Pertemuan berlangsung tertutup sekitar pukul 10.00 hingga pukul 12.30 WIB.
Setelah pertemuan, mereka menggelar konferensi pers bersama. Rizal menjelaskan kepada awak media tentang gagasan pembangunan perpustakaan umum parlemen.
Dalam presentasinya, Rizal memamerkan perpustakaan megah milik Singapura atau National Library Singapore. Adik dari mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Mallarangeng itu juga memamerkan perpustakaan milik Freedom Institute.
Menurut Rizal, perpustakaan nasional yang dimiliki Singapura saat ini merupakan perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara. "Masak sih kita enggak bisa membangun perpustakaan yang sangat baik," kata Rizal di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (22/3/2016).
Dia berpendapat, parlemen Indonesia layak memiliki perpustakaan umum yang lebih dari Singapura sehingga bisa menjadi perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara nantinya.
"Modelnya nanti bukan perpustakan biasa, karena ini (Parlemen) lembaga terhormat, juga perpustakaannya bisa dibanggakan dengan fasilitas," tuturnya.
Menurut dia, pemimpin DPR menyambut positif gagasan yang diusulkan dirinya bersama sejumlah tokoh lainnya itu tentang proyek perpustakaan megah parlemen.
"Kelihatannya gayung bersambut, mudah-mudahan ketemu jalannya, kita serahkan ke pimpinan Dewan bagaimana perwujudannya," ungkapnya.
Hal senada dikatakan oleh ilmuwan sosial Ignas Kleden. Dia menganggap proyek perpustakaan umum parlemen itu suatu mendesak dan relevan.
Menurut Ignas, perpustakaan itu bisa membawa hawa positif di kalangan wakil rakyat."Bagaimana mengharapkan perilaku DPR yang lebih maju, salah satunya dengan menciptakan lingkungan yang lebih cendekia," kata Ignas.
Dia menambahkan, pembangunan perpustakaan itu merupakan juga suatu pembangunan infrastruktur. "Infrastruktur bukan hanya buka jalan, proyek kereta cepat, MRT (mass rapid transportation), tapi juga ini (perpustakaan) buka jalan pikiran, bukan hanya untuk anggota DPR tapi juga untuk masyarakat umum," tuturnya.
Dia berpendapat, sudah selayaknya Indonesia memiliki perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara. Adapun anggaran pembangunan perpustakaan umum parlemen itu, mereka menyerahkan sepenuhnya kepada pemimpin DPR.
"Mengenai dananya, kami menyerahkan ke bapak-bapak berwenang (anggota DPR), ini proyek mercusuar bukan simbolik," kata novelis, Ayu Utami.
Ketua DPR Ade Komarudin mengapresiasi usulan pembangunan perpustakaan umum parlemen. "Soal anggaran, saya akan bincang-bincang dengan pimpinan DPR lain, pimpinan fraksi, pemangku kepentingan di DPR ini, anggaran pembangunan gedung baru DPR sudah ada, kenapa tidak gagasan ini dimasukkan ke anggaran itu," kata Ade.
PILIHAN:
SBY Ingatkan Jokowi Jangan Mau Diprovokasi
(dam)