Sulistyo Dikenal sebagai Sosok Senator yang Sederhana
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Komite III DPD Fahira Idris menceritakan saat-saat sebelum Almarhum Sulistyo meninggalkan rapat Komite III DPD untuk melakukan jadwal terapi oksigen di RS AL Mintoharjo. Menurutnya, Sulistyo hadir di rapat sesaat setelah dirinya pada Senin pagi itu dan rapat di malam sebelumnya pun Sulistyo hadir.
"Saya punya kebiasaan datang rapat lebih awal, kalau ada anggota datang pasti saya foto untuk saya share ke grup. Trus tadi saya foto pak Sulis saya share ke grup untuk ingatkan teman-teman yang lain untuk rapat," kata Fahira saat dihubungi SINDO, Senin (14/3/2016)
Lantas, lanjut Fahira, Sulistyo meminta izin kepada Fahira sebagai pimpinan rapat bahwa dirinya tidak bisa mengikuti rapat hingga selesai, lantaran harus melakukan terapi oksigen rutin. Fahira pun mengizinkan Sulistyo untuk pergi terapi.
"Dia (Sulistyo) seharusnya pagi jam 8.30 WIB terapi, tapi karena ada rapat finalisasi beliau terapi siang hari," jelas Fahira.
Fahira juga menceritakan tentang keseharian dan kepribadian Sulistyo. Menurutnya, sulistyo merupakan sosok senator yang luar biasa dan juga sederhana.
Bahkan, Sulistyo tidak memiliki ajudan seperti Anggota Dewan kebanyakan sehingga, dia selalu sendiri tanpa adanya asisten di sampingnya. Dia juga Ketum PGRI sehingga, dirinya layak dijadikan sebagai pahlawan karena dia pejuang guru sebenarnya.
"Terakhir saya menemani beliau demo guru honorer di depan istana. Saya sm beliau naik tank di hari pertama, perjuangan beliau untuk guru luar biasa," kenangnya.
Karena itu, Fahira menambahkan, DPD tengah mengusahakan Almarhum Sulistyo bisa dimakamkan di taman makam pahlawan di Semarang. Akan tetapi, itu tidak mudah karena yang bersangkutan harus pernah mendapatkan penghargaan dan keluarga sedang mencari itu.
"Kalau tidak lolos dimakamkan di Banjarnegara sekitar 7 jam dari Semarang," tutupnya.
PILIHAN:
Sebelum Terbakar, TNI AL Pastikan Kondisi Chamber Baik
Ketum PGRI Sulistiyo Tutup Usia, Irman Gusman Merasa Kehilangan
"Saya punya kebiasaan datang rapat lebih awal, kalau ada anggota datang pasti saya foto untuk saya share ke grup. Trus tadi saya foto pak Sulis saya share ke grup untuk ingatkan teman-teman yang lain untuk rapat," kata Fahira saat dihubungi SINDO, Senin (14/3/2016)
Lantas, lanjut Fahira, Sulistyo meminta izin kepada Fahira sebagai pimpinan rapat bahwa dirinya tidak bisa mengikuti rapat hingga selesai, lantaran harus melakukan terapi oksigen rutin. Fahira pun mengizinkan Sulistyo untuk pergi terapi.
"Dia (Sulistyo) seharusnya pagi jam 8.30 WIB terapi, tapi karena ada rapat finalisasi beliau terapi siang hari," jelas Fahira.
Fahira juga menceritakan tentang keseharian dan kepribadian Sulistyo. Menurutnya, sulistyo merupakan sosok senator yang luar biasa dan juga sederhana.
Bahkan, Sulistyo tidak memiliki ajudan seperti Anggota Dewan kebanyakan sehingga, dia selalu sendiri tanpa adanya asisten di sampingnya. Dia juga Ketum PGRI sehingga, dirinya layak dijadikan sebagai pahlawan karena dia pejuang guru sebenarnya.
"Terakhir saya menemani beliau demo guru honorer di depan istana. Saya sm beliau naik tank di hari pertama, perjuangan beliau untuk guru luar biasa," kenangnya.
Karena itu, Fahira menambahkan, DPD tengah mengusahakan Almarhum Sulistyo bisa dimakamkan di taman makam pahlawan di Semarang. Akan tetapi, itu tidak mudah karena yang bersangkutan harus pernah mendapatkan penghargaan dan keluarga sedang mencari itu.
"Kalau tidak lolos dimakamkan di Banjarnegara sekitar 7 jam dari Semarang," tutupnya.
PILIHAN:
Sebelum Terbakar, TNI AL Pastikan Kondisi Chamber Baik
Ketum PGRI Sulistiyo Tutup Usia, Irman Gusman Merasa Kehilangan
(kri)