Pakar Bahasa Indonesia Itu Telah Pergi, Selamat Jalan JS Badudu

Minggu, 13 Maret 2016 - 12:55 WIB
Pakar Bahasa Indonesia...
Pakar Bahasa Indonesia Itu Telah Pergi, Selamat Jalan JS Badudu
A A A
JAKARTA - Bagi akademisi, praktisi dan pemerhati bahasa Indonesia, tentu sudah akrab dengan nama JS Badudu. Perhatian pemilik nama lengkap Jusuf Sjarif Badudu itu terhadap perkembangan bahasa Indonesia sudah tidak diragukan lagi.

Guru Besar Linguistika Universitas Padjadjaran ini telah memberikan ilmunya tentang berbahasa Indonesia yang baik dan benar kepada masyarakat luas.

Berdasarkan informasi dihimpun Sindonews, tidak sedikit buku tuntunan berbahasa Indonesia yang sudah dilahirkannya untuk kalangan pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum. Sebut saja, buku Ejaan Bahasa Indonesia, Bahasa Indonesia: Anda Bertanya, Ini Jawabannya, Belajar Memahami Peribahasa (6 jilid).

Perhatiannya terhadap bahasa Indonesia sangat besar. Tidak hanya melahirkan banyak buku, dia juga melakukan banyak penelitian tentang bahasa. Dari tangannya juga lahir sejumlah kamus penggunaan bahasa Indonesia.

Atas pengabdianya, sosok yang kali pertama berkarier sebagai guru di sekolah dasar di Sulawesi Tengah itu mendapatkan bintang jasa Satyalencana dan Bintang Mahaputra yang diserahkan langsung oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 15 Agustus 2001.

Minatnya terhadap dunia pendidikan, khususnya bahasa dan sastra terlihat ketika dia memutuskan mengikuti pendidikan B.1 Bahasa Indonesia di Bandung pada tahun 1955. Kemudian menyelesaikan pendidikan strata satu (S-1) di Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran, Bandung pada 1963.

Pada tahun 1971—1973, dia melanjutkan pendidikan pada Postgraduate Linguistics di Leidse Rijksuniversiteit Leiden, Belanda.

Dua tahun kemudian, Badudu memperoleh gelar Doktor Ilmu Sastra dengan pengkhususan linguistik di Universitas Indonesia, Jakarta, Sosok Badudu dikenal luas ketika membawakan acara Siaran Pembinaan Bahasa Indonesia di TVRI Pusat Jakarta (1977—1979).

Pria kelahiran Gorontalo 19 Maret 1926 itu dikarunia sembilan anak dari pernikahannya dengan Eva Henriette Alma. Pada Sabtu 12 Maret 2016, Badudu mengembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat karena menderita penyakit komplikasi.

Ananda Badudu, cucu almarhum mengungkapkan sebelum wafat, kakeknya sudah beberapa kali terserang stroke dalam sepuluh tahun belakangan.

"Sekitar sepuluh tahun belakangan, ia sudah beberapa kali diserang stroke ringan maupun berat yang mengakibatkan kondisi fisiknya semakin lama semakin menurun," tulis Ananda melalui akun instagramnya, Minggu 13 Maret 2016.

Kepergian pakar bahasa Indonesia itu meninggalkan dua dan kesan tersendiri bagi berbagai kalangan. Badudu pun dianggap sebagai sosok teladan, khususnya pengabdiannya terhadap pengembangan bahasa Indonesia.

"Sepanjang hidupnya diabdikan untuk bahasa Indonesia. Pengabdiannya jadi teladan kita bersama," tulis Presiden Joko Widodo melalui akun Twitternya, @Jokowi. (Baca juga: Ucapan Duka dan Doa Berbagai Kalangan untuk JS Badudu)

Jenazahnya akan disemayamkan di tempat tinggalnya sehari-hari, yakni di Bukit Dago Selatan nomor 27, Bandung. Setelah disalatkan, rencananya jenazah akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung, Minggu 13 Maret 2016.


PILIHAN:

Pertarungan Ical-Agung Berlanjut di Munas Golkar
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1278 seconds (0.1#10.140)