Jelang Munas Golkar, Kubu Akom Merasa Diserang Kampanye Hitam
A
A
A
JAKARTA - Langkah Koalisi Masyarakat Untuk Parlemen Bersih melaporkan Ketua DPR Ade Komarudin ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR dikritik.
Ade yang merupakan salah satu calon ketua umum Partai Golkar itu dituding belum menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Anggota tim sukses Ade Komarudin (Akom) sebagai calon Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar, Bambang Soesatyo, menduga ada salah satu calon ketum yang menyuruh dan mendanai Koalisi Masyarakat Untuk Parlemen Bersih itu melaporkan Akom ke MKD.
“Saya menduga pelakunya adalah caketum yang stres. Tidak siap menang, tidak siap kalah, sehingga memakai cara-cara kotor,” kata Bambang kepada wartawan melalui pesan singkat, Kamis 10 Maret 2016 malam.
Kendati demikian, siapa calon ketum stres yang dimaksud tidak diungkapnya. Pria yang akrab disapa Bamsoet ini pun mengaku tahu persis siapa saja anggota Fraksi Partai Golkar di DPR yang belum menyerahkan LHKPN.
“Pertanyaannya kenapa hanya Akom yang disebut-sebut?” cetusnya.
Maka itu, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi III DPR ini yakin ada kompetitornya yang menyerang Akom dengan isu LHKPN. Padahal lanjut dia, mengenai LHKPN bisa dicek langsung ke KPK.
“Saya saja yang sudah serahkan LHKPN dibilang belum. Beginilah kalau ada caketum yang stres, tembak pakai peluru hampa,” kata Wakil Bendahara Umum Partai Golkar hasil Munas Riau ini.
Tudingan terhadap Ade Komarudin itu pun dinilainya sebagai kampanye hitam menjelang pelaksanaan musyawarah nasional (munas) tahun ini.
Bamsoet menjelaskan, sebenarnya Akom sudah berkali-kali diserang dengan kampanye hitam karena terus memanen dukungan di bursa calon ketum.
“Untuk yang kesekian kali Ketua DPR Ade Komarudin diserang kampanye hitam. Mulai dari isu perjanjian tidak akan maju sebagai calon ketua umum, gratifikasi pesawat pribadi, hingga yang terakhir LHKPN. Modusnya pun sama,” ujarnya.
Bamsoet mengaku sudah mengendus siapa aktor di balik semua itu. Kampanye hitam itu dianggapnya tak terlepas dari persaingan di bursa calon Ketua Umum Partai Golkar.
Ade yang merupakan salah satu calon ketua umum Partai Golkar itu dituding belum menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Anggota tim sukses Ade Komarudin (Akom) sebagai calon Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar, Bambang Soesatyo, menduga ada salah satu calon ketum yang menyuruh dan mendanai Koalisi Masyarakat Untuk Parlemen Bersih itu melaporkan Akom ke MKD.
“Saya menduga pelakunya adalah caketum yang stres. Tidak siap menang, tidak siap kalah, sehingga memakai cara-cara kotor,” kata Bambang kepada wartawan melalui pesan singkat, Kamis 10 Maret 2016 malam.
Kendati demikian, siapa calon ketum stres yang dimaksud tidak diungkapnya. Pria yang akrab disapa Bamsoet ini pun mengaku tahu persis siapa saja anggota Fraksi Partai Golkar di DPR yang belum menyerahkan LHKPN.
“Pertanyaannya kenapa hanya Akom yang disebut-sebut?” cetusnya.
Maka itu, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi III DPR ini yakin ada kompetitornya yang menyerang Akom dengan isu LHKPN. Padahal lanjut dia, mengenai LHKPN bisa dicek langsung ke KPK.
“Saya saja yang sudah serahkan LHKPN dibilang belum. Beginilah kalau ada caketum yang stres, tembak pakai peluru hampa,” kata Wakil Bendahara Umum Partai Golkar hasil Munas Riau ini.
Tudingan terhadap Ade Komarudin itu pun dinilainya sebagai kampanye hitam menjelang pelaksanaan musyawarah nasional (munas) tahun ini.
Bamsoet menjelaskan, sebenarnya Akom sudah berkali-kali diserang dengan kampanye hitam karena terus memanen dukungan di bursa calon ketum.
“Untuk yang kesekian kali Ketua DPR Ade Komarudin diserang kampanye hitam. Mulai dari isu perjanjian tidak akan maju sebagai calon ketua umum, gratifikasi pesawat pribadi, hingga yang terakhir LHKPN. Modusnya pun sama,” ujarnya.
Bamsoet mengaku sudah mengendus siapa aktor di balik semua itu. Kampanye hitam itu dianggapnya tak terlepas dari persaingan di bursa calon Ketua Umum Partai Golkar.
(maf)