Kaukus Pancasila Minta Polri Perkuat Koordinasi Atasi Konflik Agama
A
A
A
JAKARTA - Kaukus Pancasila yang melibatkan Anggota DPR Maman Imanulhaq (PKB), Nihayatul Wafiroh (PKB), Desy Ratnasari (PAN), dan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo (Gerindra) menemui Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti di Mabes Polri, Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, Maman Imanulhaq meminta agar Polri memperkuat komunikasi koordinasi dan konfirmasi dari sel pengambil kebijakan aparat negara. Sehingga tidak ada warga negara Indonesia yang diusir dari negaranya sendiri akibat timbulnya konflik keagamaan.
“Intinya kita tidak ingin lagi ada orang yang menghancurkan gereja, ada yang mengusirkan WNI dari kampung halaman sendiri. Kami tidak ingin ada pengungsi Syiah, Ahmadiyah dan beberapa korban Gafatar tidak ditangani negara sendiri,” ujar Maman seuasi menemui Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (8/3/2016).
Diketahui, dalam beberapa bulan terakhir sudah banyak tragedi keagaaman seperti pemulangan masyarakat yang tergabung dalam kelompok mantan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang banyak menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
Bahkan pada tahun 2015 lalu sempat ada pembakaran masjid saat salat Idul Fitri di Tolikara, Papua dengan alasan kelompok Gereja Injil di Indonesia (GIDI) merasa tidak nyaman masyarakat muslim yang tetap melaksanakan takbiran dan sholat Ied.
PILIHAN:
ATVSI Sepakat Tolak Tayangkan LGBT
Kesimpulan Hasil Rapat Komisi I dengan KPI, TVRI, ATVSI dan ATVJI
Dalam pertemuan tersebut, Maman Imanulhaq meminta agar Polri memperkuat komunikasi koordinasi dan konfirmasi dari sel pengambil kebijakan aparat negara. Sehingga tidak ada warga negara Indonesia yang diusir dari negaranya sendiri akibat timbulnya konflik keagamaan.
“Intinya kita tidak ingin lagi ada orang yang menghancurkan gereja, ada yang mengusirkan WNI dari kampung halaman sendiri. Kami tidak ingin ada pengungsi Syiah, Ahmadiyah dan beberapa korban Gafatar tidak ditangani negara sendiri,” ujar Maman seuasi menemui Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (8/3/2016).
Diketahui, dalam beberapa bulan terakhir sudah banyak tragedi keagaaman seperti pemulangan masyarakat yang tergabung dalam kelompok mantan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang banyak menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
Bahkan pada tahun 2015 lalu sempat ada pembakaran masjid saat salat Idul Fitri di Tolikara, Papua dengan alasan kelompok Gereja Injil di Indonesia (GIDI) merasa tidak nyaman masyarakat muslim yang tetap melaksanakan takbiran dan sholat Ied.
PILIHAN:
ATVSI Sepakat Tolak Tayangkan LGBT
Kesimpulan Hasil Rapat Komisi I dengan KPI, TVRI, ATVSI dan ATVJI
(kri)