Proses Distribusi Senpi dari Filipina ke Teroris Sarinah Ditelusuri

Minggu, 17 Januari 2016 - 21:48 WIB
Proses Distribusi Senpi...
Proses Distribusi Senpi dari Filipina ke Teroris Sarinah Ditelusuri
A A A
JAKARTA - Proses distribusi senjata api rakitan dari Filipina ke tangan para pelaku teror di kawasan Sarinah, Jakarta, ditelusuri. Hingga saat ini, kepolisian belum mengetahui detail cara distribusi senjata api rakitan dari Filipina ke tangan para teroris di Sarinah.

Kendati demikian, Polri memastikan senjata api yang dimiliki para pelaku teror di kawasan Sarinah, berasal dari Filipina.

"Tapi cara masuknya (ke Indonesia) bagaimana? belum tahu," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Charliyan di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta, Minggu (17/1/2016).

Anton menegaskan, sebenarnya pengawasan terhadap peredaran gelap senjata api di Indonesia sudah sangat ketat. "Makanya ada operasi sapu jagat," katanya.

Bahkan, lanjut dia, senjata api untuk olahraga tidak boleh dibawa sembarangan, melainkan harus disimpan di gudang maupun di tempat tertentu.

"Namun yang namanya penyelundup, penyelundup ini kan gelap, tentu saja ini masih bisa terjadi karena Indonesia ini begitu sangat luas, baik dari segi banyaknya jalan-jalan tikus, baik di darat maupun di lautan," ungkapnya.

Dia memberikan contoh misalnya sekitar 100 jalan tikus di daerah Kalimantan Barat. "Dan itu susah sekali diawasi.

Ibarat gang-gang kecil. Ini baru Kalimantan Barat, titik-titik rawan Indonesia saja lewat jalur air itu banyak sekali," imbuhnya.

Maka itu, dia berpendapat, guna memerangi terorisme maupun peredaran senjata apinya perlu sinergitas dari semua pihak.

Dia menambahkan, selain dari luar negeri, peredaran senjata api itu masih ada di beberapa daerah konflik atau bekas konflik.

Misalnya, lanjut dia, di daerah Aceh, Papua maupun di Timor Leste (Dulu Timor-timur). Adapun sinergitas yang dimaksud termasuk kerjasama dengan negara lain. "Indonesia lebih ketat dibanding negara lain yang kepemilikan senjata api itu begitu longgar," pungkasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1076 seconds (0.1#10.140)