Dorong Reshuffle Kabinet, Ini Alasan Muhammadiyah
A
A
A
JAKARTA - Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah mendesak Presiden Joko Widodo segera mengganti menteri yang berkinerja buruk.
Permintaan tersebut diungkapkan PP Muhammadiyah di tengah isu masuknya kader Partai Amanat Nasional (PAN) ke dalam kabinet.
Namun hal itu langsung buru-buru dibantah Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Dia menegaskan lembaganya tidak memiliki maksud terselubung di balik desakan perombakan atau reshuffle kabinet.
"Muhammadiyah tidak punya kepentingan dan relasi dengan partai politik manapun. Kita menyampaikan reshuffle kabinet itu sebagai respons terhadap pemerintah ke depan," ujar Haedar saat menyampaikan hasil refleksi akhir tahun PP Muhammadiyah di kantornya di Jalan Menteng Raya, Jakarta, Rabu (30/12/2015).
Haedar mengatakan desakan reshuffle justru untuk memperkuat posisi Presiden. Sebab, sambung dia, Presiden harus dibantu oleh menteri-menteri berkualitas.
"Penekanannya betul-betul menteri yang profesional dan benar-benar keahliannnya. Di atas rata-rata, kemudian loyal kepada presiden dan wapres, tidak bertuan kepada yang lain," tuturnya.
Dengan demikian, kata dia, sistem presidensil akan berjalan dengan baik. "Jujur, sekarang fungsi pemerintahan sering rancu antara legislatif dan eksekutif. Ketika legislatif sangat kuat sekarang sehingga pemerintah jadi tampak lemah, kemudian diperlemah oleh menteri yang lemah integritas dan tidak mengutamakan kepentingan negara," tutur Haedar.
PILIHAN:
Pasca Setya Novanto Mundur, Ini yang Harus Dilakukan DPR
Permintaan tersebut diungkapkan PP Muhammadiyah di tengah isu masuknya kader Partai Amanat Nasional (PAN) ke dalam kabinet.
Namun hal itu langsung buru-buru dibantah Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Dia menegaskan lembaganya tidak memiliki maksud terselubung di balik desakan perombakan atau reshuffle kabinet.
"Muhammadiyah tidak punya kepentingan dan relasi dengan partai politik manapun. Kita menyampaikan reshuffle kabinet itu sebagai respons terhadap pemerintah ke depan," ujar Haedar saat menyampaikan hasil refleksi akhir tahun PP Muhammadiyah di kantornya di Jalan Menteng Raya, Jakarta, Rabu (30/12/2015).
Haedar mengatakan desakan reshuffle justru untuk memperkuat posisi Presiden. Sebab, sambung dia, Presiden harus dibantu oleh menteri-menteri berkualitas.
"Penekanannya betul-betul menteri yang profesional dan benar-benar keahliannnya. Di atas rata-rata, kemudian loyal kepada presiden dan wapres, tidak bertuan kepada yang lain," tuturnya.
Dengan demikian, kata dia, sistem presidensil akan berjalan dengan baik. "Jujur, sekarang fungsi pemerintahan sering rancu antara legislatif dan eksekutif. Ketika legislatif sangat kuat sekarang sehingga pemerintah jadi tampak lemah, kemudian diperlemah oleh menteri yang lemah integritas dan tidak mengutamakan kepentingan negara," tutur Haedar.
PILIHAN:
Pasca Setya Novanto Mundur, Ini yang Harus Dilakukan DPR
(dam)