TNI AL Resmi Gunakan Sistem Komunikasi Satelit
A
A
A
JAKARTA - Sistem komunikasi di lingkungan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) kini memasuki era baru dengan menerapkan sistem komunikasi canggih bernama Sistem Komunikasi Satelit (Siskomsat).
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi meresmikan penggunaan Siskomsat tersebut di Gedung Panti Armada Koarmatim Ujung, Surabaya, Senin (7/12/2015).
Seperti tertuang dalam rilis dari Kadispenarmatim Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman, Siskomsat TNI AL ini dapat berdiri karena berbasis bantuan Satelit Komunikasi BRISAT yang telah mengorbit pada bulan Oktober 2015.
Siskomsat TNI AL ini direalisasikan dalam dua kegiatan yaitu Pengembangan Siskomsat TNI AL dengan Backbone C Band untuk pendirian darat dan Siskomsat TNI AL dengan Backbone Ku-Band untuk KRI.
Pada tahapan pelaksanaannya, TNI AL juga menjalin kerja sama dengan PT Telkom dan PT LEN dari tahap perencanaan teknis, tahap pengembangan software, hingga pengadaan hardware-nya.
Setelah diresmikan, Kasal mencoba alat komunikasi terbaru yang dimiliki oleh TNI Angkatan Laut untuk berkomunikasi dengan beberapa unsur KRI yang sedang beroperasi dan beberapa Pos TNI Angkatan Laut yang berada di pulau-pulau terluar Indonesia.
Menurut Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, dalam perang laut modern, komunikasi sangat menentukan keberhasilan operasi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menuntut pelaksanaan gelar operasi yang semakin kompleks.
Jaminan terjalinnya komunikasi yang lancar, aman dan dapat dipercaya merupakan suatu keharusan. Selama ini, lanjut Kasal, sistem komunikasi di lingkungan TNI, baik di pendirat maupun unsur kapal perang (KRI) yang menggunakan perangkat radio HF, VHF, dan UHF, memiliki keterbatasan dalam pengoperasiannya karena memiliki data rate rendah.
Demikian juga dengan gelar Sistem Komunikasi Satelit (Siskomsat) TNI, yang berada di bawah Komando Pengendalian Panglima TNI, belum optimal diaplikasikan di sebagian besar KRI karena dimensi Antena C-Band yang relatif cukup besar.
"Karena itu TNI AL mengambil peluang kesempatan dengan adanya alokasi satu transponder Ku-Band untuk TNI AL melalui Satelit Komunikasi BRISAT yang mulai mengorbit pada bulan Oktober 2015 lalu," jelas Kasal Laksamana TNI Ade Supandi.
Kasal juga menjelaskan Siskomsat TNI AL akan diaplikasikan untuk penugasan prajurit yang bertugas di pulau-pulau terluar, surveillance, mobile trunking, dan backpack prajurit Korps Marinir.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi meresmikan penggunaan Siskomsat tersebut di Gedung Panti Armada Koarmatim Ujung, Surabaya, Senin (7/12/2015).
Seperti tertuang dalam rilis dari Kadispenarmatim Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman, Siskomsat TNI AL ini dapat berdiri karena berbasis bantuan Satelit Komunikasi BRISAT yang telah mengorbit pada bulan Oktober 2015.
Siskomsat TNI AL ini direalisasikan dalam dua kegiatan yaitu Pengembangan Siskomsat TNI AL dengan Backbone C Band untuk pendirian darat dan Siskomsat TNI AL dengan Backbone Ku-Band untuk KRI.
Pada tahapan pelaksanaannya, TNI AL juga menjalin kerja sama dengan PT Telkom dan PT LEN dari tahap perencanaan teknis, tahap pengembangan software, hingga pengadaan hardware-nya.
Setelah diresmikan, Kasal mencoba alat komunikasi terbaru yang dimiliki oleh TNI Angkatan Laut untuk berkomunikasi dengan beberapa unsur KRI yang sedang beroperasi dan beberapa Pos TNI Angkatan Laut yang berada di pulau-pulau terluar Indonesia.
Menurut Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, dalam perang laut modern, komunikasi sangat menentukan keberhasilan operasi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menuntut pelaksanaan gelar operasi yang semakin kompleks.
Jaminan terjalinnya komunikasi yang lancar, aman dan dapat dipercaya merupakan suatu keharusan. Selama ini, lanjut Kasal, sistem komunikasi di lingkungan TNI, baik di pendirat maupun unsur kapal perang (KRI) yang menggunakan perangkat radio HF, VHF, dan UHF, memiliki keterbatasan dalam pengoperasiannya karena memiliki data rate rendah.
Demikian juga dengan gelar Sistem Komunikasi Satelit (Siskomsat) TNI, yang berada di bawah Komando Pengendalian Panglima TNI, belum optimal diaplikasikan di sebagian besar KRI karena dimensi Antena C-Band yang relatif cukup besar.
"Karena itu TNI AL mengambil peluang kesempatan dengan adanya alokasi satu transponder Ku-Band untuk TNI AL melalui Satelit Komunikasi BRISAT yang mulai mengorbit pada bulan Oktober 2015 lalu," jelas Kasal Laksamana TNI Ade Supandi.
Kasal juga menjelaskan Siskomsat TNI AL akan diaplikasikan untuk penugasan prajurit yang bertugas di pulau-pulau terluar, surveillance, mobile trunking, dan backpack prajurit Korps Marinir.
(zik)