Empat Pertimbangan Jokowi perlu Reshuffle Kabinet Jilid II
A
A
A
JAKARTA - Reshuffle atau perombakan kabinet jilid II diprediksi akan kembali dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Agung Supriyo menilai, terdapat beberapa alasan yang mengharuskan Jokowi melakukan reshuffle.
Yang pertama kata Agung, pertimbangan yang dilakukan Jokowi adalah terkait kinerja para menterinya. Yang paling terdekat saat ini adalah permasalahan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Menurutnya, masyarakat menilai kinerja Menteri Kehutanan (Menhut) Siti Nurbaya jeblok sehingga membuat kepopuleran pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) menjadi turun.
"Kebakaran hutan ini mengakibatkan nama Indonesia tercoreng di mata internasional. Kalau lihat itu Menhut memang layak untuk direshuffle," ujar Agung di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 5 November 2015.
Kemudian yang kedua, terkait kasus hukum, seperti Jaksa Agung HM Prasetyo yang namanya terseret dalam kasus tindak pidana korupsi Gubernur Sumatera Utara (Sumut).
"Ini Jaksa Agung ini, walaupun belum terbukti dia tidak bersalah tapi namanya sudah diseret-seret meski baru kesandung belum terbukti. Tapi membuat pemerintahan Jokowi dinilai tidak tegas dan ambigu dalam penegakan hukum," ucap Agung.
Ketiga, Jokowi juga akan mempertimbangkan untuk melakukan reshuffle terhadap menteri yang tak disukai oleh partai-partai pendukungnya khususnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yakni Menteri BUMN Rini Soemarno.
"Itu Rini Soemarno, yang (diduga) terseret-seret di Pansus Pelindo II itu serangan PDIP terhadap Rini kencang. Mega juga kritik kereta api cepat," cetus Agung.
Kemudian yang terakhir adalah masuknya Partai Amanat Nasional (PAN) ke dalam pemerintahan. "Masuknya PAN ke dalam koalisi menjadi satu faktor pertimbangan Jokowi lakukan reshuffle. Jadi sekalian saja menurut Jokowi mereshuffle semua," tandas Agung.
Pilihan:
Yorrys Kecewa Golkar Kubu Agung Ajukan Kasasi ke PT DKI
Dialog Jokowi di Amerika Jadi Guyonan Netizen
Yang pertama kata Agung, pertimbangan yang dilakukan Jokowi adalah terkait kinerja para menterinya. Yang paling terdekat saat ini adalah permasalahan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Menurutnya, masyarakat menilai kinerja Menteri Kehutanan (Menhut) Siti Nurbaya jeblok sehingga membuat kepopuleran pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) menjadi turun.
"Kebakaran hutan ini mengakibatkan nama Indonesia tercoreng di mata internasional. Kalau lihat itu Menhut memang layak untuk direshuffle," ujar Agung di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 5 November 2015.
Kemudian yang kedua, terkait kasus hukum, seperti Jaksa Agung HM Prasetyo yang namanya terseret dalam kasus tindak pidana korupsi Gubernur Sumatera Utara (Sumut).
"Ini Jaksa Agung ini, walaupun belum terbukti dia tidak bersalah tapi namanya sudah diseret-seret meski baru kesandung belum terbukti. Tapi membuat pemerintahan Jokowi dinilai tidak tegas dan ambigu dalam penegakan hukum," ucap Agung.
Ketiga, Jokowi juga akan mempertimbangkan untuk melakukan reshuffle terhadap menteri yang tak disukai oleh partai-partai pendukungnya khususnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yakni Menteri BUMN Rini Soemarno.
"Itu Rini Soemarno, yang (diduga) terseret-seret di Pansus Pelindo II itu serangan PDIP terhadap Rini kencang. Mega juga kritik kereta api cepat," cetus Agung.
Kemudian yang terakhir adalah masuknya Partai Amanat Nasional (PAN) ke dalam pemerintahan. "Masuknya PAN ke dalam koalisi menjadi satu faktor pertimbangan Jokowi lakukan reshuffle. Jadi sekalian saja menurut Jokowi mereshuffle semua," tandas Agung.
Pilihan:
Yorrys Kecewa Golkar Kubu Agung Ajukan Kasasi ke PT DKI
Dialog Jokowi di Amerika Jadi Guyonan Netizen
(maf)