Mukernas PKS Beri Catatan Kritis Jokowi-JK
A
A
A
JAKARTA - Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) ke-4 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memberikan lima catatan kritis terhadap satu tahun jalannya Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla(Jokowi-JK).
Presiden PKS Sohibul Iman mengakui ada beberapa catatan positif yang perlu diapresiasi dari setahun kinerja Pemerintahan Jokowi-JK. Namun, ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan kedua pemimpin bangsa tersebut.
Dia menyebutkan beberapa pekerjaan rumah Jokowi-JK adalah perekonomian nasional yang terpuruk. Menurutnya, target pertumbuhan ekonomi yang mencapai tujuh persen per tahun masih jauh dari harapan.
"Empat komponen pertumbuhan ekonomi, yakni konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, investasi dan ekspor mengalami pelemahan," ujar Sohibul dalam pidato politiknya di Mukernas ke-4 di Depok, Jawa Barat, Selasa (3/11/2015).
Pekerjaan rumah lainnya, kata dia, belanja pemerintah yang masih dalam kontrol pemerintah belum berhasil dijalankan secara optimal. Lanjutnya, fungsi APBN sebagai kebijakan antiskilis ketika pertumbuhan ekonomi melambat belum efektif.
Dia menambahkan, pemerintah juga belum berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyat. Indikasinya, ada peningkatan jumlah orang miskin di Indonesia. "Pemerintah tidak optimal dalam memitigasi pesatnya laju kesenjangan pendapatan yang sudah terjadi di periode sebelumnya," terangnya.
Bahkan kata dia, dalam penegakan hukum, pemerintah juga tidak optimal melakukan konsolidasi antar penegak hukum, sehingga agenda pemberantasan hukum belum solid.
Sementara itu, dalam persoalan politik, dia mendorong pemerintah segera menciptakan stabilitas politik nasional. "Stabilitas politik nasional adalah landasan dari terbangunnya stabilitas perekonomian dan keamanan nasional," tandasnya.
Baca: Di Mukernas PKS, Presiden PKS Minta Pansus Asap Jalan Terus.
Presiden PKS Sohibul Iman mengakui ada beberapa catatan positif yang perlu diapresiasi dari setahun kinerja Pemerintahan Jokowi-JK. Namun, ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan kedua pemimpin bangsa tersebut.
Dia menyebutkan beberapa pekerjaan rumah Jokowi-JK adalah perekonomian nasional yang terpuruk. Menurutnya, target pertumbuhan ekonomi yang mencapai tujuh persen per tahun masih jauh dari harapan.
"Empat komponen pertumbuhan ekonomi, yakni konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, investasi dan ekspor mengalami pelemahan," ujar Sohibul dalam pidato politiknya di Mukernas ke-4 di Depok, Jawa Barat, Selasa (3/11/2015).
Pekerjaan rumah lainnya, kata dia, belanja pemerintah yang masih dalam kontrol pemerintah belum berhasil dijalankan secara optimal. Lanjutnya, fungsi APBN sebagai kebijakan antiskilis ketika pertumbuhan ekonomi melambat belum efektif.
Dia menambahkan, pemerintah juga belum berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyat. Indikasinya, ada peningkatan jumlah orang miskin di Indonesia. "Pemerintah tidak optimal dalam memitigasi pesatnya laju kesenjangan pendapatan yang sudah terjadi di periode sebelumnya," terangnya.
Bahkan kata dia, dalam penegakan hukum, pemerintah juga tidak optimal melakukan konsolidasi antar penegak hukum, sehingga agenda pemberantasan hukum belum solid.
Sementara itu, dalam persoalan politik, dia mendorong pemerintah segera menciptakan stabilitas politik nasional. "Stabilitas politik nasional adalah landasan dari terbangunnya stabilitas perekonomian dan keamanan nasional," tandasnya.
Baca: Di Mukernas PKS, Presiden PKS Minta Pansus Asap Jalan Terus.
(kur)