Selamat Hari Santri Nasional

Kamis, 22 Oktober 2015 - 12:38 WIB
Selamat Hari Santri Nasional
Selamat Hari Santri Nasional
A A A
Kamis ini akan menjadi momen bersejarah bagi bangsa Indonesia, khususnya para santri. Tepat hari ini, 22 Oktober 2015, pertama kali mereka akan merayakan Hari Santri Nasional (HSN).Untuk menyambut momen tersebut, Nahdlatul Ulama sudah menggelar berbagai kegiatan, termasuk kirab HSN sejak 18 Oktober lalu yang dimulai di Surabaya dan berakhir hari ini dengan puncak acara di Masjid Istiqlal, Jakarta. Para santri, nahdliyin, dan umat Islam patut berbahagia menyambut penetapan HSN.Pasalnya, penetapan HSN merupakan bentuk pengakuan negara akan peran penting para santri terhadap keberlangsungan bangsa. Selama ini, kiprah mereka secara struktural ditenggelamkan dari khasanah kesejarahan bangsa. Padahal, dinamika bangsa ini, dalam kondisi apa pun, tidak pernah terlepas sekalipun dari keterlibatan para santri.Jika ditelusuri, sepak terjang mereka sudah mewarnai jauh hari sebelum negeri bernama Indonesia muncul dalam ranah wacana menjadi sebuah nation state. Mereka sudah merintis kemerdekaan, seperti ditunjukkan para santri, misalnya Pangeran Diponegoro yang memimpin Perang Jawa.Tinta emas sejarah bangsa mencatat peran signifikan santri%, yakni kepemimpinan, pemikiran, karya, pengabdian dan perjuangan sepanjang hidup, konsistensi semangat nasionalisme, akhlak terpuji, pantang menyerah, dan tidak mencederai nilai perjuangannya.Karakter demikian adalah produk melekat pada santri sejati yang digembleng di pondok pesantren, seperti diakui pahlawan nasional dr Soetomo: ”Pesantren adalah konservatorium patriotisme dan nasionalisme Indonesia. Andaikata tidak ada pesantren, andaikata tokohtokoh Indonesia hanya mendapat pendidikan dari Barat, kiranya sulit mengajak mereka memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.”Dari rangkaian sepak terjang santri, harus diakui momen ketika Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’arimengumandangkan Resolusi Jihad melawan Belanda yang membonceng NICA untuk kembali menjajah Indonesia sebagai menara gadingnya. Pendiri NU tersebut mengeluarkan fatwa fardu ain bagi umat Islam yang tinggal pada radius 94 km untuk angkat senjata, sedangkan di luar radius tersebut hukumnya fardu kifayah.Sementara bagi yang menentang tekad tersebut wajib dibinasakan. Menurut penulis buku Api Sejarah Prof Ahmad Mansyur Suryanegara, resolusi tersebut sebenarnya ditolak pemerintah pusat, dalam hal ini Perdana Menteri Sjahrir, karena lebih mengutamakan perundingan atau diplomasi.Namun, para ulama, santri, dan umat Islam dengan semangat tempur membara tetap berbondong-bondong ke Surabaya. Dengan pekikan ”Allahuakbar” yang didengungkan Bung Tomo, mereka berjibaku mengusir tentara Belanda dan NICA, dan tak terhitung ribuan santri menjadi korban, termasuk berhasil menewaskan pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur, Brigjen Mallaby.Heroisme yang ditunjukkan pun menjadi tonggak lahirnya Hari Pahlawan 10 November 1945. Dengan tekad dan dampak yang sedemikian dahsyat, tak heran jika pakar sejarah Islam Azyumardi Azra pun menyebut 22 Oktober sebagai hari revolusi santri melawan kolonialisme. Dan terhitung mulai Kamis ini, 22 Oktober, peristiwa keluarnya maklumat Resolusi Jihad secara resmi diperingati sebagai HSN.Sudah barang tentu perayaan bukan hanya untuk mengenang catatan sejarah, melainkan juga harus menjadi momen peneguhan jati diri santri dalam konteks semangat kebangsaan saat ini: yakni selalu berpegang teguh pada nilai Islam Aswaja, cinta NKRI, selalu siap menyumbangkan jiwa dan raga untuk Tanah Air,berkontribusi dalam pembangunan, dan selalu berdiri di depan untuk menghadapi siapa pun yang melawan kemerdekaan dan Pancasila. Inilah sejatinya tujuan utama upaya memperjuangkan HSN sekaligus tantangan yang harus dihadapi para santri. Kiranya ikrar tersebut tidak cukup berhenti pada kirab, tapi sepatutnya menjadi bagian dari hidup dan cara pandang santri sepanjang jaman.”Sejauh mana kamu telah ikut andil membela bangsamu? Jawab keras-keras cukup dalam hatimu,” pinta Habib Lutfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya saat menjadi inspektur upacara penyambutan Kirab Hari Santri Nasional, di Pekalongan, Jawa Tengah (20/10). Selamat Hari Santri Nasional!
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9003 seconds (0.1#10.140)