Mahasiswa: Tarik Mandat Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Mahasiswa menuntut Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mencabut mandat Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari kedudukannya. Jokowi dianggap telah gagal memimpin negara Indonesia.
Tuntutan ini diserukan ratusan mahasiswa dari Aliansi Tarik Mandat saat mendatangi Gedung DPR/MPR sore tadi, Selasa (27/10/2015).
Mereka menuntut MPR untuk segera melakukan sidang istimewa dalam rangka melengserkan Presiden Jokowi. Salah seorang anggota aliansi, Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Beni Pramula mengatakan, presiden adalah ibarat seorang nakhoda yang mengendalikan bahtera bangsa ini.
"Saya merasa hingga kini tidak jelas siapa nakhoda bangsa ini. Karenanya, kami tuntut MPR untuk mengambil mandat presiden yang penuh kepalsuan ini," kata Benny dalam orasinya, Selasa (20/10/2015).
Menjawab tuntutan tersebut, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah yang baru saja memimpin rapat paripurna langsung menemui wartawan yang sedang berdemonstrasi di depan pintu gerbang Gedung DPR.
Sebagai wakil rakyat yang berlatar belakang aktivis mahasiswa, Fahri mengatakan, di era demokrasi seperti sekarang ini, ada mekanisme yang harus ditempuh dalam mengoreksi kepala negara.
Mekanisme tersebut, kata Fahri, dapat dilakukan melalui wakil rakyat untuk menyelidiki apakah kepala negara terbukti melakukan pelanggaran yang karenanya layak untuk diganti.
"Jadi tidak bisa asal teriak revolusi, revolusi. Maunya mahasiswa selalu cepat. Kita ada mekanisme yang harus dilewati melalui persidangan di MK atas usulan DPR. Mahasiswa harus lihat ini bukan jalan buntu," ungkap Fahri.
PILIHAN:
Survei: Masyarakat Dukung Jokowi Reshuffle Kabinet
Jokowi: Ini Tahun Pahit
Satu Tahun Jokowi-JK, Revolusi Mental Masih Sekadar Jargon
Tuntutan ini diserukan ratusan mahasiswa dari Aliansi Tarik Mandat saat mendatangi Gedung DPR/MPR sore tadi, Selasa (27/10/2015).
Mereka menuntut MPR untuk segera melakukan sidang istimewa dalam rangka melengserkan Presiden Jokowi. Salah seorang anggota aliansi, Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Beni Pramula mengatakan, presiden adalah ibarat seorang nakhoda yang mengendalikan bahtera bangsa ini.
"Saya merasa hingga kini tidak jelas siapa nakhoda bangsa ini. Karenanya, kami tuntut MPR untuk mengambil mandat presiden yang penuh kepalsuan ini," kata Benny dalam orasinya, Selasa (20/10/2015).
Menjawab tuntutan tersebut, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah yang baru saja memimpin rapat paripurna langsung menemui wartawan yang sedang berdemonstrasi di depan pintu gerbang Gedung DPR.
Sebagai wakil rakyat yang berlatar belakang aktivis mahasiswa, Fahri mengatakan, di era demokrasi seperti sekarang ini, ada mekanisme yang harus ditempuh dalam mengoreksi kepala negara.
Mekanisme tersebut, kata Fahri, dapat dilakukan melalui wakil rakyat untuk menyelidiki apakah kepala negara terbukti melakukan pelanggaran yang karenanya layak untuk diganti.
"Jadi tidak bisa asal teriak revolusi, revolusi. Maunya mahasiswa selalu cepat. Kita ada mekanisme yang harus dilewati melalui persidangan di MK atas usulan DPR. Mahasiswa harus lihat ini bukan jalan buntu," ungkap Fahri.
PILIHAN:
Survei: Masyarakat Dukung Jokowi Reshuffle Kabinet
Jokowi: Ini Tahun Pahit
Satu Tahun Jokowi-JK, Revolusi Mental Masih Sekadar Jargon
(hyk)