Tak Ada Reshuffle, Kemarahan Jokowi ke Menteri Bisa Dinilai Kamuflase
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akibat ketidakpuasan dengan kinerja menterinya menjadi perbincangan publik. Apalagi kemarahan Presiden Jokowi kepada menterinya sudah tiga kali.
Pengamat politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam bisa memahami kemarahan Presiden Jokowi hingga tiga kali karena kinerja para menteri belum menunjukkan hasil signifikan dalam penanganan virus Corona (Covid-19).
Menurut dia, sah-sah saja seorang atasan marah kepada anak buahnya. "Hanya saja, ketika kemarahan itu tidak mengubah kinerja menjadi lebih baik, tentu kemarahan tersebut hanya akan dilihat sebagai gimmick politik saja," ujar Arif Nurul Imam kepada SINDOnews, Kamis (6/8/2020).( !)
Dia menyarankan agar Presiden Jokowi segera melakukan tindakan politik karena tidak ada perubahan walaupun sudah tiga kali marah.
Tindakan politik yang dimaksudnya, termasuk melakukan perombakan atau reshuffle kabinet. "Jika tidak, maka jangan salahkan publik kalau kemarahan tersebut hanya akan dilihat sebagai bentuk kamuflase atau gimmick belaka," tuturnya.
Lihat Juga: Tom Lembong Ditahan Kejagung, Pakar Ingatkan Omongan Jokowi Minta Kebijakan Jangan Dikriminalisasi
Pengamat politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam bisa memahami kemarahan Presiden Jokowi hingga tiga kali karena kinerja para menteri belum menunjukkan hasil signifikan dalam penanganan virus Corona (Covid-19).
Menurut dia, sah-sah saja seorang atasan marah kepada anak buahnya. "Hanya saja, ketika kemarahan itu tidak mengubah kinerja menjadi lebih baik, tentu kemarahan tersebut hanya akan dilihat sebagai gimmick politik saja," ujar Arif Nurul Imam kepada SINDOnews, Kamis (6/8/2020).( !)
Dia menyarankan agar Presiden Jokowi segera melakukan tindakan politik karena tidak ada perubahan walaupun sudah tiga kali marah.
Tindakan politik yang dimaksudnya, termasuk melakukan perombakan atau reshuffle kabinet. "Jika tidak, maka jangan salahkan publik kalau kemarahan tersebut hanya akan dilihat sebagai bentuk kamuflase atau gimmick belaka," tuturnya.
Lihat Juga: Tom Lembong Ditahan Kejagung, Pakar Ingatkan Omongan Jokowi Minta Kebijakan Jangan Dikriminalisasi
(dam)