Utang Luar Negeri
A
A
A
Utang pemerintah Indonesia terus bertambah. Data terbaru menunjukkan total utang pemerintah telah menembus Rp3.005,51 triliun pada Agustus 2015.Dalam waktu sebulan, utang pemerintah menggelembung Rp94,1 triliun dari posisi Rp2.911,41 triliun pada Juli 2015. Kenaikan jumlah utang yang cukup besar oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) diklaim sebagai salah satu dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).Sebelumnya, pemerintah menetapkan asumsi nilai tukar rupiah berada pada level Rp13.481 per dolar AS pada Juli 2015, dan Agustus lalu dipatok pada kisaran Rp14.027 per dolar AS. Seberapa besar patokan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS untuk bulan ini terkait dengan urusan utang? Yang jelas, rupiah terus melemah tanpa ada tanda-tanda bakal menguat.Melihat kenyataan tersebut, artinya bulan ini utang pemerintah bakal membengkak lagi. Pada perdagangan kemarin, pelemahan rupiah sempat menembus level Rp14.700 per dolar AS. Lalu, bagaimana dengan utang luar negeri swasta yang sudah melampaui jumlah utang luar negeri pemerintah?Tentu persoalan ini harus mendapat penanganan serius jangan sampai perhatian pemerintah terfokus bagaimana memutar roda perekonomian, padahal urusan utang luar negeri swasta telah mengancam di depan mata sebagai dampak pelemahan rupiah terhadap mata uang Negeri Paman Sam.Sementara itu, penambahan jumlah utang pemerintah dari Juli ke Agustus diakui Schnider Siahaan, direktur Strategis dan Portofolio Utang, Ditjen Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko, Kemenkeu cukup mengagetkan karena jauh dari angka penarikan normal per bulan yang dilakukan pemerintah selama ini. Jadi, sudah jelas penyebab kenaikan jumlah utang dipicu kenaikan nilai kurs.Adapun utang pemerintah dalam bentuk surat berharga nasional mengalami kenaikan dari Rp2.217,18 triliun pada Juli menjadi Rp2.276,1 triliun per Agustus 2015. Pinjaman luar negeri baik bilateral maupun multilateral juga mencatat kenaikan dari Rp694,23 triliun pada Juli menjadi Rp729,42 triliun pada Agustus 2015.Dari mana saja sumber utang luar negeri pemerintah? Data terbaru menunjukkan utang luar negeri sebesar Rp729,42 triliun dari total utang pemerintah sebanyak Rp3.005,1 triliun berasal dari utang bilateral dan multilateral. Secara bilateral, pemberi utang terbesar dari Jepang sejumlah Rp224,33 triliun, menyusul Prancis Rp26,24 triliun dan Jerman Rp19,83 triliun.Sementara itu, secara multilateral meliputi Bank Dunia sebesar Rp197,1 triliun pada urutan pertama, Bank Pembangunan Asia sejumlah Rp113,92 triliun di tempat kedua dan Islamic Development Bank mencapai Rp8,71 triliun di posisi ketiga. Adapun porsi kepemilikan SUN pihak asing tercatat sekitar 39,48% dari total SUN yang diterbitkan pemerintah.Terkait utang luar negeri swasta, berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI) mencapai USD153,22 miliar per Juni 2015. Dari total utang tersebut dilihat dari jatuh tempo terbagi atas utang jangka pendek (kurang dari setahun) sebanyak USD43,98 miliar dan utang jangka panjang USD109,24 miliar.Utang luar negeri swasta dengan persentase 55% dari utang luar negeri pemerintah, pihak BI menilai dalam batas wajar. Meski demikian, bank sentral tetap mengingatkan agar utang luar negeri swasta tetap harus dikendalikan terutama swasta yang tidak menghasilkan valuta asing. Karena itu, BI telah menerbitkan aturan lindung nilai (hedging) untuk pinjaman dalam bentuk valuta asing.Saat ini, dalam pantauan pihak BI, terdapat sejumlah perusahaan swasta yang memiliki risiko gagal bayar terhadap utang luar negeri. Pihak swasta yang dimaksudkan adalah perusahaan nonbank bukan afiliasi terkait dengan utang jangka pendek yang mencapai USD14,6 miliar. Selain itu, sempat berkembang wacana yang meminta pemerintah untuk mengumumkan pihak swasta yang memiliki utang luar negeri yang besar diusung Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia.Ada baiknya pemerintah tidak merespons wacana itu sebab bakal menyulut kegaduhan yang tidak perlu. Terpenting sekarang radar pemerintah terhadap perkembangan utang luar negeri swasta harus fokus.
(bhr)