Musibah di Masjidilharam

Senin, 14 September 2015 - 10:10 WIB
Musibah di Masjidilharam
Musibah di Masjidilharam
A A A
Musibah jatuhnya crane di area Masjidilharam benar-benar mengagetkan kita semua. Apalagi sedikitnya 7 jamaah Indonesia meninggal dan 40-an lainnya terluka akibat tragedi di Kota Mekkah tersebut.

Banyak pesan yang bisa diambil dari musibah yang secara total telah merenggut 107 jiwa dan melukai 238 jamaah dari seluruh dunia itu. Banyak orang menyesalkan kejadian tersebut sehingga muncul berbagai pertanyaan. Mengapa hal itu bisa terjadi? Mengapa crane dibiarkan terpasang di tengah jutaan orang yang berhaji di sana? Siapa yang harus bertanggung jawab atas peristiwa tersebut? Siapa yang harus dihukum?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut pasti terus mengemuka, terutama dari para korban luka maupun keluarganya. Kita boleh sedih, kita boleh marah, tetapi jangan sampai terhanyut. Wajar bila kita bertanya seperti itu. Namun alangkah bijaknya kalau kita terlebih dahulu menyepakati hal tersebut sebagai sebuah musibah dan cobaan dari Allah SWT.

Jika Allah SWT sudah berkehendak, tentu siapa pun tidak akan bisa mencegahnya. Takdir ini penting untuk kita terima agar tidak meruntuhkan semangat dan niat ibadah para korban dan jamaah lain yang sedang melaksanakan ibadah haji di sana. Untuk korban meninggal tentu kita meyakini akan mendapat pahala mati syahid. Bagi keluarga korban, kejadian ini tentu sangat mengagetkan dan menyakitkan.

Adanya rasa sedih dan kehilangan merupakan sesuatu yang manusiawi. Namun ketika kita ingat bahwa mereka ke Mekkah untuk mencari keridaan Allah lewat ibadah haji, tentu kita sebaiknya mengikhlaskannya dan mendoakan mereka agar masuk surga. Tentu mengikhlaskan bukan hal yang ringan, tetapi percayalah dengan ketakwaan, musibah ini pasti bisa dilalui dengan baik.

Toh, Pemerintah Arab Saudi saat ini juga sudah menggelar penyelidikan menyeluruh atas terjadinya musibah itu. Kita tunggu saja hasilnya seperti apa tanpa kita harus berpikiran macammacam, apalagi negatif, untuk mencari siapa yang mesti dipersalahkan atas kejadian tersebut. Terkait ini, Pemerintah Indonesia harus mengawal penyelidikan tersebut hingga tuntas dan kemudian menginformasikannya ke masyarakat.

Penyelidikan ini sangat penting dilakukan, tak sekadar untuk mencari siapa pihak yang bertanggung jawab, tetapi juga agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Karena itu, Pemerintah Indonesia harus terus berkoordinasi dengan otoritas di sana mengenai hal tersebut. Salah satunya memastikan hak-hak yang diterima oleh keluarga atau ahli waris korban.

Baik membantu proses pemakaman, membawa keluarga korban ke Arab Saudi hingga hak-hak lain seperti klaim asuransi. Apakah jenazah dikebumikan di sana atau dibawa ke Tanah Air, hal itu secara transparan juga perlu didiskusikan dengan pihak keluarga korban. Kalau memang misalnya harus dimakamkan di sana atau dibawa ke Tanah Air, tentu pemerintah harus bisa memberikan penjelasan yang detail ke pihak keluarga.

Intinya, pemerintah harus memastikan semua korban dimakamkan secara layak dan terhormat. Yang tak kalah penting adalah memastikan para korban luka mendapatkan perawatan terbaik di sana. Jangan sampai mereka telantar dan lukanya bertambah parah.

Karena itu, petugas haji harus benar-benar total mengawal mereka agar mendapatkan pelayanan kesehatan kelas 1 di sana. Musibah crane ini harus menjadi bahan evaluasi menyeluruh bagi Pemerintah Indonesia untuk terus mengawasi seluruh jamaahnya di sana. Jangan lupa, jumlah jamaah Indonesia sangat besar, yakni 168.800 orang.

Apalagi saat ini proses haji masih cukup panjang sehingga diperlukan ketelitian dan pengawasan yang lebih saksama. Misalnya memastikan tersedianya pemondokan yang layak, katering, dan sebagainya sehingga tak ada satu pun jamaah yang telantar.

Langkah proaktif pemerintah diperlukan untuk memastikan jamaah Indonesia mendapatkan pelayanan terbaik selama menunaikan ibadah haji. Semoga mereka menjadi haji yang mabrur. Amin.
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8029 seconds (0.1#10.140)