Polisi Tangkap Tiga Pencuri Stik Golf
A
A
A
JAKARTA - Polda Metro Jaya menangkap tiga pelaku pencurian spesialis stik golf. Para pelaku mengincar orang-orang yang hobi bermain golf dengan cara mengikuti hingga pulang ke rumah.
Tiga pelaku yakni WL, 48, P, 51, dan BK, 57. Dari tangan para tersangka, polisi menyita lima tas golf besar dengan isi stik-stik golf berbagai merek. ”Satu stik golf dalam tas itu harganya mencapai Rp20 juta. Bahkan, ada satu tas berisi 10 stik golf dengan total harga Rp100 juta,” ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti kemarin.
Komplotan ini sudah beraksi sekitar delapan kali di rumah para penggemar olahraga golf, terutama di Jakarta Selatan. Para pelaku selalu beraksi dengan cara mencari tahu terlebih dahulu orang-orang yang hobi golf di setiap tempat golf, lalu mencari tahu rumahnya, dan barulah beraksi. Tiga pelaku ini membagi tugasnya masing-masing. Tugas paling penting diemban pelaku bernama BK karena dia yang melakukan survei sasaran kejahatan. BK memantau korbannya dengan cara nongkrong di tempat-tempat permainan golf.
Setelah itu, dia mulai mengikuti korbannya seusai bermain sampai diketahui lokasi rumahnya. Pelaku mengikuti korban dengan mobil pribadinya. Selama satu bulan ini sudah ada delapan rumah korban yang disatroni pelaku spesialis stik golf ini. Rumah-rumah korban seluruhnya berada di kawasan elite di Jakarta Selatan. Modus yang digunakan dengan mendatangi rumah korban saat korban tak ada di rumah dan sedang tidak bermain golf.
Ketiganya mengenakan pakaian rapi dan ada pula yang memakai baju safari. Kemudian, para pelaku meminta izin kepada pembantu rumah untuk mengambil stik golf milik majikannya dengan alasan diperintah oleh sang majikan. Kanit 1 Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Buddy Towoliu mengatakan, para pembantu rumah percaya karena dandanan mereka yang meyakinkan. Apabila tak percaya, salah satu pelaku akan berlagak menelepon si majikan di depan pembantunya.
”Jadi, pembantu tidak bisa berbuat apa-apa,” ucapnya. Menurut kriminolog Universitas Indonesia (UI) Yogo Tri Hendiarto, pelaku kejahatan pasti sudah memiliki target sasaran. Stik golf dipilih karena alasan nilai jual yang ekonomis dan banyak dibutuhkan. ”Pembelinya juga melihat harga murah, jadi banyak yang mau,” kata Yogo.
Setiap pelaku kejahatan tidak mungkin bertindak tanpa ada nilai ekonomis yang potensial. Pemilihan pencurian stik golf karena risikonya bisa lebih kecil dibandingkan pelaku mencuri barang berharga lainnya. ”Ini sebagai upaya dari modusnya saja. Kejahatan selalu berkembang,” ucapnya. Pelaku tentunya sudah melakukan identifikasi sejak awal untuk menentukan siapa pemilik rumah yang hobi bermain golf atau tidak.
Selanjutnya dia melakukan tipu daya kepada orang yang ada di rumah. ”Ada baiknya yang di rumah konfirmasi kepada sang pemilik jika ada yang disuruh membawa stik golf. Siapa pun orangnya harus konfirmasi ulang,” ucapnya.
Helmi syarif/ r ratna purnama
Tiga pelaku yakni WL, 48, P, 51, dan BK, 57. Dari tangan para tersangka, polisi menyita lima tas golf besar dengan isi stik-stik golf berbagai merek. ”Satu stik golf dalam tas itu harganya mencapai Rp20 juta. Bahkan, ada satu tas berisi 10 stik golf dengan total harga Rp100 juta,” ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti kemarin.
Komplotan ini sudah beraksi sekitar delapan kali di rumah para penggemar olahraga golf, terutama di Jakarta Selatan. Para pelaku selalu beraksi dengan cara mencari tahu terlebih dahulu orang-orang yang hobi golf di setiap tempat golf, lalu mencari tahu rumahnya, dan barulah beraksi. Tiga pelaku ini membagi tugasnya masing-masing. Tugas paling penting diemban pelaku bernama BK karena dia yang melakukan survei sasaran kejahatan. BK memantau korbannya dengan cara nongkrong di tempat-tempat permainan golf.
Setelah itu, dia mulai mengikuti korbannya seusai bermain sampai diketahui lokasi rumahnya. Pelaku mengikuti korban dengan mobil pribadinya. Selama satu bulan ini sudah ada delapan rumah korban yang disatroni pelaku spesialis stik golf ini. Rumah-rumah korban seluruhnya berada di kawasan elite di Jakarta Selatan. Modus yang digunakan dengan mendatangi rumah korban saat korban tak ada di rumah dan sedang tidak bermain golf.
Ketiganya mengenakan pakaian rapi dan ada pula yang memakai baju safari. Kemudian, para pelaku meminta izin kepada pembantu rumah untuk mengambil stik golf milik majikannya dengan alasan diperintah oleh sang majikan. Kanit 1 Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Buddy Towoliu mengatakan, para pembantu rumah percaya karena dandanan mereka yang meyakinkan. Apabila tak percaya, salah satu pelaku akan berlagak menelepon si majikan di depan pembantunya.
”Jadi, pembantu tidak bisa berbuat apa-apa,” ucapnya. Menurut kriminolog Universitas Indonesia (UI) Yogo Tri Hendiarto, pelaku kejahatan pasti sudah memiliki target sasaran. Stik golf dipilih karena alasan nilai jual yang ekonomis dan banyak dibutuhkan. ”Pembelinya juga melihat harga murah, jadi banyak yang mau,” kata Yogo.
Setiap pelaku kejahatan tidak mungkin bertindak tanpa ada nilai ekonomis yang potensial. Pemilihan pencurian stik golf karena risikonya bisa lebih kecil dibandingkan pelaku mencuri barang berharga lainnya. ”Ini sebagai upaya dari modusnya saja. Kejahatan selalu berkembang,” ucapnya. Pelaku tentunya sudah melakukan identifikasi sejak awal untuk menentukan siapa pemilik rumah yang hobi bermain golf atau tidak.
Selanjutnya dia melakukan tipu daya kepada orang yang ada di rumah. ”Ada baiknya yang di rumah konfirmasi kepada sang pemilik jika ada yang disuruh membawa stik golf. Siapa pun orangnya harus konfirmasi ulang,” ucapnya.
Helmi syarif/ r ratna purnama
(ars)