AICIS Bangun Intelektual Islam

Minggu, 06 September 2015 - 09:56 WIB
AICIS Bangun Intelektual Islam
AICIS Bangun Intelektual Islam
A A A
JAKARTA - Sikap toleransi antarumat beragama menjadi kunci terwujudnya kehidupan harmonis masyarakat Indonesia yang majemuk.

Tindakan saling menghargai dan menghormati sekaligus cermin kearifan lokal yang tak boleh ditinggalkan. Dalam konteks tersebut, kehadiran forum kajian keislaman merupakan bagian tak terpisahkan dari perkembangan berbangsa.

Menteri Agama (Menang) Lukman Hakim Saifuddin menuturkan, forum Annual International Conference on Islam Studies (AICIS) diharapkan mampu merangsang komunitas intelektual sekaligus wadah bagi komunitas lintas agama di Indonesia.

”AICIS merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya kita bagaimana agar kualitas keagamaan dan keragaman semakin membaik,” kata Menag saat membuka AICIS 2015 di Hotel Sintesa Peninsula, Manado, Sulawesi Utara (3/9).

AICIS berlangsung empat hari, 3-6 September 2015, dengan mengambil tema Harmoni in Diversity, Promoting Moderation and Preventing Conflicts in Socio Religious Life. Sebanyak 1.500 pengkaji Islam dari dalam dan luar negeri hadir dalam forum yang digelar Kementerian Agama (Kemenag) tersebut.

Menag mengungkapkan, kajian Islam tidak semata domain Litbang Kemenag, melainkan juga Ditjen Pendidikan Islam serta lembaga lain mengingat dinamika kehidupan begitu dinamis.

”Realitas kemajemukan merupakan anugerah. Tuhan menghendaki keragaman di tengah-tengah masyarakat agar keterbatasan yang ada menjadi bagian cara Tuhan memberikan hikmahnya agar bisa saling mengisi dan pada akhirnya bisa saling menyempurnakan. Keragaman adalah kehendak- Nya,” sebutnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Kamarudin Amin menambahkan, AICIS 2015 juga diharapkan mampu menjadi wadah dan media untuk membangun intellectual networking bagi para dosen, peneliti, dan pengkaji Islam. ”Forum ini merupakan sebuah refleksi diri dan upaya dedikatif untuk menghadirkan hasil-hasil penelitian, temuan-temuan baru, dan pengembangan metodologi keilmuan,” katanya.

Forum AICIS, lanjut Kamaruddin, memiliki peran strategis, di antaranya menjadi focal paint gerakan pembaharuan pemikiran Islam sebagai respons atas dinamika modernisasi. Termasuk menjadi mediating structure atau cultural broker guna memandu masyarakat menyongsong perubahan sosial agar tetap berada dalam mengapresiasi modernitas tanpa kehilangan identitas keislamannya.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Hasyim Muzadi menyambut baik diselenggarakannya kegiatan ini. Hasyim yang menjadi pembicara dalam acara tersebut mengatakan, dalam membangun harmonitas kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mampu menjadi pemersatu bangsa yang plural.

”Pancasila adalah pilihan yang cerdas untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia. Walau tidak berdasarkan agama secara formal. Indonesia bukanlah negara sekuler, tetapi tetap negara yang berketuhanan Yang Maha Esa,” katanya. Rektor IAIN Manado Rukmina Gonibala mengatakan, AICIS menjadi ajang penguatan akademis bagi para peneliti muda Islam di Kota Manado. ”Kami sangat bangga bisa jadi tuan rumahAICIS tahun ini,” ungkapnya.

Sucipto/Sahril kadir
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6860 seconds (0.1#10.140)