Pekerja Harus Siap Hadapi MEA
A
A
A
BANDUNG - Rendahnya tingkat pendidikan tenaga kerja menjadi salah satu batu sandungan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai berlaku akhir 2015.
Untuk itu, berbagai pelatihan harus diupayakan pemerintah demi meningkatkan daya saing pekerja lokal agar tidak tersingkirkan oleh tenaga kerja asing yang akan masuk. ”Daya saing harus ditingkatkan. Tentunya yang paling berperan dan bertanggung jawab pemerintah, bagaimana bisa membuat program pelatihan,” ujar Ketua Umum DPP Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) di Bandung, Jawa Barat, kemarin.
HT mengatakan, pemerintah harus memikirkan bentuk pelatihan yang sesuai untuk pekerja lokal. Dalam pelaksanaannya, pelatihan butuh kerja sama dengan pihak ketiga. ”Bikin pelatihan yang cocok. Jangan lupa bekerja sama dengan swasta atau instansi mana pun sehingga pekerja kita bisa lebih terampil,” katanya.
Peningkatan keterampilan yang dimiliki akan berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan. ”Gaji otomatis akan naik. Jadi, peningkatan upah buruh dengan produktivitasnya seiring. Secara nasional kita bisa bersaing,” katanya.
Badan Pusat Statistik per Februari 2015 menyebutkan, tingkat pendidikan tenaga kerja Indonesia masih didominasi pendidikan SD ke bawah, yakni sebesar 54,61 juta orang atau 45,19%. Tingkat menengah pertama 21,47 juta orang atau 17,77%. Jumlah lulusan sekolah menengah atas 19,81 juta orang dan sekolah kejuruan 11,80 juta.
Adapun yang berpendidikan diploma dan universitas masingmasing sebesar 3,14 juta dan 10,02 juta orang.”Lebih dari 40% masyarakat kita memiliki pendidikan SD ke bawah sehingga secara keterampilan mereka perlu dibantu supaya lebih produktif,” ungkap HT.
Pondasi Rapuh
HT mengatakan, untuk mendorong perekonomian Indonesia harus lebih banyak penggerak ekonomi. Artinya, masyarakat menengah bawah harus didorong untuk maju dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian. Saat ini kontribusi perekonomian di Indonesia didominasi oleh segelintir orang, yaitu kalangan menengah atas.
Padahal mayoritas masyarakat Indonesia adalah menengah ke bawah. ”Jika kesejahteraan ingin meningkat, lebih banyak masyarakat kita yang ambil bagian dalam pertumbuhan ekonomi. Jadi itulah kenapa basis perjuangan Partai Perindo adalah untuk menyejahterakan. Yang dimaksud adalah menyejahterakan masyarakat golongan ekonomi lemah,” ujar HT di hadapan ribuan kader Perindo Jawa Barat.
HT menuturkan, saat ini perekonomian Indonesia rapuh karena tidak ada fondasi yang kuat. Di Jawa Barat sudah terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam jumlah besar. Fondasi perekonomian Indonesia yang rapuh menjadikan negeri ini mudah goyah karena terimbas ekonomi global.
Di saat rupiah melemah kesulitan perekonomian masyarakat makin menjadi-jadi, gelombang PHK juga tak terhindarkan. ”Di Jawa Barat sudah mulai banyak PHK. Ekonomi sedang melambat. Ini sesuatu yang harus kita cermati karena belum tentu ini berakhir dalam waktu singkat. Mungkin saja bisa terjadi dalam kurun waktu cukup lama,” kata HT.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yakin, sebagai partai baru, Partai Perindo bisa membawa Indonesia ke arah lebih baik. ”Saya sangat menyambut baik (kehadiran Partai Perindo). Negeri ini punya dinamika-dinamika waktu, dulu begini sekarang begitu. Mungkin dengan hadirnya Perindo kehidupan masa depan bisa diskenariokan jauh lebih baik dari sekarang,” kata Ridwan yang menemui HT seusai deklarasi dan pelantikan pengurus Partai Perindo Jawa Barat di Bandung kemarin.
Ridwan Kamil menambahkan, Partai Perindo bisa menjadi partai alternatif, terutama bagi pemilih pemula. Dia yakin partai yang dideklarasikan 7 Februari 2015 itu akan menjadi partai besar. ”Saya kira dengan kekuatan dan jaringan yang ada, Perindo punya optimisme besar menjadi partai yang sangat kuat di Indonesia,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengungkapkan dukungannya kepada HT yang mengabdikan diri kepada masyarakat lewat politik Pada hari yang sama HT memberikan kuliah umum di STKIP Siliwangi, Cimahi. Sekitar 1.200 mahasiswa dari tujuh jurusan mengikuti kegiatan bertema
”Membangun Ekonomi Indonesia Menghadapi Persaingan Ekonomi Global” itu. Kepada para mahasiswa, dia berbagi cerita tentang karier, keluarga, hingga keputusannya terjun ke politik. Usai memberikan kuliah umum, dia memberikan bantuan pendidikan untuk 20 mahasiswa berprestasi.
Dian rosadi/ Nur azis
Untuk itu, berbagai pelatihan harus diupayakan pemerintah demi meningkatkan daya saing pekerja lokal agar tidak tersingkirkan oleh tenaga kerja asing yang akan masuk. ”Daya saing harus ditingkatkan. Tentunya yang paling berperan dan bertanggung jawab pemerintah, bagaimana bisa membuat program pelatihan,” ujar Ketua Umum DPP Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) di Bandung, Jawa Barat, kemarin.
HT mengatakan, pemerintah harus memikirkan bentuk pelatihan yang sesuai untuk pekerja lokal. Dalam pelaksanaannya, pelatihan butuh kerja sama dengan pihak ketiga. ”Bikin pelatihan yang cocok. Jangan lupa bekerja sama dengan swasta atau instansi mana pun sehingga pekerja kita bisa lebih terampil,” katanya.
Peningkatan keterampilan yang dimiliki akan berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan. ”Gaji otomatis akan naik. Jadi, peningkatan upah buruh dengan produktivitasnya seiring. Secara nasional kita bisa bersaing,” katanya.
Badan Pusat Statistik per Februari 2015 menyebutkan, tingkat pendidikan tenaga kerja Indonesia masih didominasi pendidikan SD ke bawah, yakni sebesar 54,61 juta orang atau 45,19%. Tingkat menengah pertama 21,47 juta orang atau 17,77%. Jumlah lulusan sekolah menengah atas 19,81 juta orang dan sekolah kejuruan 11,80 juta.
Adapun yang berpendidikan diploma dan universitas masingmasing sebesar 3,14 juta dan 10,02 juta orang.”Lebih dari 40% masyarakat kita memiliki pendidikan SD ke bawah sehingga secara keterampilan mereka perlu dibantu supaya lebih produktif,” ungkap HT.
Pondasi Rapuh
HT mengatakan, untuk mendorong perekonomian Indonesia harus lebih banyak penggerak ekonomi. Artinya, masyarakat menengah bawah harus didorong untuk maju dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian. Saat ini kontribusi perekonomian di Indonesia didominasi oleh segelintir orang, yaitu kalangan menengah atas.
Padahal mayoritas masyarakat Indonesia adalah menengah ke bawah. ”Jika kesejahteraan ingin meningkat, lebih banyak masyarakat kita yang ambil bagian dalam pertumbuhan ekonomi. Jadi itulah kenapa basis perjuangan Partai Perindo adalah untuk menyejahterakan. Yang dimaksud adalah menyejahterakan masyarakat golongan ekonomi lemah,” ujar HT di hadapan ribuan kader Perindo Jawa Barat.
HT menuturkan, saat ini perekonomian Indonesia rapuh karena tidak ada fondasi yang kuat. Di Jawa Barat sudah terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam jumlah besar. Fondasi perekonomian Indonesia yang rapuh menjadikan negeri ini mudah goyah karena terimbas ekonomi global.
Di saat rupiah melemah kesulitan perekonomian masyarakat makin menjadi-jadi, gelombang PHK juga tak terhindarkan. ”Di Jawa Barat sudah mulai banyak PHK. Ekonomi sedang melambat. Ini sesuatu yang harus kita cermati karena belum tentu ini berakhir dalam waktu singkat. Mungkin saja bisa terjadi dalam kurun waktu cukup lama,” kata HT.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yakin, sebagai partai baru, Partai Perindo bisa membawa Indonesia ke arah lebih baik. ”Saya sangat menyambut baik (kehadiran Partai Perindo). Negeri ini punya dinamika-dinamika waktu, dulu begini sekarang begitu. Mungkin dengan hadirnya Perindo kehidupan masa depan bisa diskenariokan jauh lebih baik dari sekarang,” kata Ridwan yang menemui HT seusai deklarasi dan pelantikan pengurus Partai Perindo Jawa Barat di Bandung kemarin.
Ridwan Kamil menambahkan, Partai Perindo bisa menjadi partai alternatif, terutama bagi pemilih pemula. Dia yakin partai yang dideklarasikan 7 Februari 2015 itu akan menjadi partai besar. ”Saya kira dengan kekuatan dan jaringan yang ada, Perindo punya optimisme besar menjadi partai yang sangat kuat di Indonesia,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengungkapkan dukungannya kepada HT yang mengabdikan diri kepada masyarakat lewat politik Pada hari yang sama HT memberikan kuliah umum di STKIP Siliwangi, Cimahi. Sekitar 1.200 mahasiswa dari tujuh jurusan mengikuti kegiatan bertema
”Membangun Ekonomi Indonesia Menghadapi Persaingan Ekonomi Global” itu. Kepada para mahasiswa, dia berbagi cerita tentang karier, keluarga, hingga keputusannya terjun ke politik. Usai memberikan kuliah umum, dia memberikan bantuan pendidikan untuk 20 mahasiswa berprestasi.
Dian rosadi/ Nur azis
(ftr)