Penerbangan Sumatera Terganggu

Kamis, 03 September 2015 - 09:41 WIB
Penerbangan Sumatera Terganggu
Penerbangan Sumatera Terganggu
A A A
DELISERDANG - Sejumlah penerbangan dari dan ke Bandara Internasional Kualanamu (KNIA), Medan, Sumatera Utara dibatalkan karena kabut asap kemarin. Sementara 10 penerbangan di Riau juga menunda pendaratan karena jarak pandang pilot terbatas.

Airport Duty Manager KNIA Indra Mulia Lubis mengatakan, sedikitnya enam penerbangan dari KNIA dibatalkan karena cuaca buruk. Kenam penerbangan itu adalah Lion Air (JT 957) tujuan Batam pukul 09.20 WIB, Garuda Indonesia (GA 263) tujuan Pinangsori pukul 07.30 WIB, Wings Air (IW 1256) tujuan Pinangsori pukul 10.25 WIB, Wings Air (IW 1258) tujuan Pinangsori pukul 13.30 WIB, Citylink (QG 884) tujuan Batam, dan Namair (IN 9035) rute KNIA-Batam-Jambi.

”Ini (tujuan enam penerbangan) tidak dapat dipastikan sampai kapan. Namun, kompensasi tetap akan dilakukan sesuai PP Nomor 77 Tahun 2011,” ujar Indra. Menurut Indra, pesawat Wings Air dengan nomor penerbanganIW1298rute Batam-Silangitterpaksamendarat( divert) di KNIA karena faktor cuaca. Langkah itu dilakukan demi keselamatan penerbangan.

”Mereka seharusnya terbang ke Silangit, namun karena cuaca tidak memungkinkan, mereka divert (dialihkan) keKualanamu,” katanya. Indra menambahkan, kondisi cuaca di Medan, terutama kawasan KNIA, memang tengah dipenuhi kabut asap kiriman dari kebakaran lahan dan hutan di Riau.

Selain di landasan pacu (runway), terminal kargo, dan terminal penumpang, kabut asap juga menyelimuti ruas jalan tol Medan-KNIA-Tebingtinggi yang sedang dalam pengerjaan. ”Tadi pagi (kemarin), jarak pandang mencapai 1.500 meter. Bahkan, saat kami kontak tower pada pukul 11.00 WIB, jarak pandangnya sudah 1.000 meter,” tuturnya.

Sementara itu, Otoritas Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru menyebutkan ada 10 maskapai penerbangan rute domestik dan internasional terpaksa menunda proses pendaratan di bandara setempat karena jarak pandang pilot terbatas. ”Sampai sekarang telah ada 10 maskapai menunda proses pendaratan pesawat atau kedatangan maupun keberangkatan baik rute domestik dan internasional,” papar Airport Duty Manager Bandara Sultan Syarif KasimII, ToniHendrik, kemarin.

Pihaknya menyarankanmaskapai untuk menunda proses pendaratan karena jarak pandang pilot di wilayah bandara setempat terbatas atau hanya 500 meter. Kebijakan itu diambil melihat kondisi yang membahayakan bagi keselamatan penerbangan komersial akibat kebakaran lahan dan hutan di Sumatera.

”Maskapai alami penundaan karena kabut asap pekat terjadi. Sedikitnya ada lima maskapai tunda keberangkatan, maka secara otomatis kedatangan juga alami penundaan,” katanya. Saat ini jadwal penerbangan dari dan menuju ibu kota Provinsi Riau menjadi kacau. Akibatnya, ratusan calon penumpang sejumlah maskapai menjadi telantar di bandara karena tidak ada kepastian.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan, empat kabupaten/ kota di Riau saat ini diselimuti kabut asap tebal dengan jarak pandang berkisar antara 400 meter hingga 800 meter. ”Pelalawan merupakan daerah dengan jarak pandang terburuk, yakni 400 meter, selanjutnya Pekanbaru 500 meter, Dumai 700 meter, dan Rengat 800 meter,” kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sugarin.

Sementara itu, rombongan Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) tertunda penerbangannya kembali ke Jakarta karena kabut asap yang menyelimuti Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. ”Pesawat yang akan membawa kami datang dari Jakarta tidak bisa mendarat di Bandara Tjilik Riwut. Pesawat justru mendarat di Banjarmasin,” kata anggota Komite IV DPD Dedi Iskandar Batubara dalam pesannya melalui surat elektronik (e-mail) kemarin.

M andi yusri/ sindonews.com/ant
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3728 seconds (0.1#10.140)