Jadi Miliarder Justru Tak Bahagia
A
A
A
ANDA mungkin berpikir Markus ”Notch” Persson, pengembang Minecraft-permainan bak pasir-yang memiliki uang senilai USD2,5 miliar (Rp35,29 triliun) sebagai orang yang bahagia.
Ternyata salah. Persson justru mengakui, miliarder yang disandangnya saat ini adalah status yang tidak diinginkannya. Dalam serangkaian tweet yang ditulis Persson, dia menyatakan tidak bahagia dengan banyaknya kekayaan dan kemewahan kehidupannya.
”Permasalahan dengan memiliki segala hal yang menjadi milikmu adalah kamu tidak akan memiliki alasan untuk mencoba melakukan sesuatu dan berinteraksi dengan sesama manusia menjadi hal yang tidak mungkin karena adanya ketidakseimbangan,” ungkap Person, dikutip CNN Money .
Pria asal Swedia ini menjual game populer yang dibuatnya pada tahun lalu. Sejak itu dia membeli rumah mewah di Berverly Hills senilai USD70 juta ( Rp 983,97 miliar). Rumah itu didapatkannya setelah mengalahkan pasangan penyanyi Beyonce dan Jay Z dalam lelang. Kemewahan tersebut tidak membuat pria berusia 36 tahun ini meraih kebahagiaan. ”Nongkrong di Ibiza dengan temanteman dan berpesta dengan orang-orang terkenal, bisa melakukan apa pun yang saya mau, dan saya justru semakin terisolasi,” keluhnya.
Dengan banyaknya harta, pria kelahiran1 Juni 1979 ini justru merasa semakin dijauhi perempuan. ”Saya pernah mendapatkan gadis yang hebat. Tapi, dia justru takut pada saya dan gaya hidup saya. Dia pergi dengan normal sebagai gantinya,” ungkapnya.
Setelah menjual perusahaannya, Persson tidak mendapatkan apresiasi dari mantan karyawannya. ”Ketika kita menjual perusahaan, upaya terbesar saya adalah meyakinkan karyawan akan mendapatkan jaminan. Tapi, mereka justru membenci saya sekarang,” ujarnya.
Beberapa orang menyarankan agar Persson mengikuti jejak Elon Musk, miliarder yang meraih keuntungan besar setelah menjual PayPal ke eBay. Musk justru menggunakan uangnya sesuai dengan semangat hidupnya. Musk meluncurkan Tesla Motors yang mengembangkan mobil listrik dengan tujuan memerangi pemanasan global. Tapi, usul tersebut ternyata ditolak Persson.
Ananda Nararya
Ternyata salah. Persson justru mengakui, miliarder yang disandangnya saat ini adalah status yang tidak diinginkannya. Dalam serangkaian tweet yang ditulis Persson, dia menyatakan tidak bahagia dengan banyaknya kekayaan dan kemewahan kehidupannya.
”Permasalahan dengan memiliki segala hal yang menjadi milikmu adalah kamu tidak akan memiliki alasan untuk mencoba melakukan sesuatu dan berinteraksi dengan sesama manusia menjadi hal yang tidak mungkin karena adanya ketidakseimbangan,” ungkap Person, dikutip CNN Money .
Pria asal Swedia ini menjual game populer yang dibuatnya pada tahun lalu. Sejak itu dia membeli rumah mewah di Berverly Hills senilai USD70 juta ( Rp 983,97 miliar). Rumah itu didapatkannya setelah mengalahkan pasangan penyanyi Beyonce dan Jay Z dalam lelang. Kemewahan tersebut tidak membuat pria berusia 36 tahun ini meraih kebahagiaan. ”Nongkrong di Ibiza dengan temanteman dan berpesta dengan orang-orang terkenal, bisa melakukan apa pun yang saya mau, dan saya justru semakin terisolasi,” keluhnya.
Dengan banyaknya harta, pria kelahiran1 Juni 1979 ini justru merasa semakin dijauhi perempuan. ”Saya pernah mendapatkan gadis yang hebat. Tapi, dia justru takut pada saya dan gaya hidup saya. Dia pergi dengan normal sebagai gantinya,” ungkapnya.
Setelah menjual perusahaannya, Persson tidak mendapatkan apresiasi dari mantan karyawannya. ”Ketika kita menjual perusahaan, upaya terbesar saya adalah meyakinkan karyawan akan mendapatkan jaminan. Tapi, mereka justru membenci saya sekarang,” ujarnya.
Beberapa orang menyarankan agar Persson mengikuti jejak Elon Musk, miliarder yang meraih keuntungan besar setelah menjual PayPal ke eBay. Musk justru menggunakan uangnya sesuai dengan semangat hidupnya. Musk meluncurkan Tesla Motors yang mengembangkan mobil listrik dengan tujuan memerangi pemanasan global. Tapi, usul tersebut ternyata ditolak Persson.
Ananda Nararya
(ftr)