Tiga Bus Jamaah Indonesia Mogok di Bir Ali
A
A
A
MADINAH - Kondisi bus pengangkut rombongan jamaah yang pindah dari Madinah ke Mekkah tidak sebagus bus yang dipakai tahun sebelumnya. Hari ini ada beberapa bus yang mogok saat berhenti di tempat miqot Masjid Bir Ali, di luar kota Madinah.
“Memang banyak bus yang mogok. Hari ini ada tiga bus yang mogok di Bir Ali,” kata Kabid Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Subhan Cholid di Madinah, Selasa (1/9/2015).
Sehari sebelumnya, juga ada satu bus jamaah yang mogok selepas dari Bir Ali. Subhan menambahkan, bus ada yang mogok saat berhenti maupun ketika sedang melaju.
Pantauan SINDO di Bir Ali saat gelombang pertama perpindahan jamaah dilakukan Mingu 30 Agustus 2015, bus dari perusahaan Abu Sarhad ini memang sudah kelihatan tua.
Bus dengan warna putih strip merah ini dibandingkan yang dipakai jamaah haji asal Malaysia dan Turki memang berbeda kelas. Kedua negara itu busnya terlihat baru dan nyaman, mirip bus pariwisata di Indonesia.
Pada hari ketiga, jamaah dilayani dengan bus dari perusahaan bus Hafil yang kondisinya tidak jauh berbeda dari bus yang disediakan Abu Sarhad. Bus yang digunakan memang hanya sesuai yang disediakan naqobah (penyedia jasa pelayanan transportasi jamaah haji) karena Indonesia tidak meningkatkan biaya layanan general service fee (GSF). Rata-rata bus yang dipakai keluaran 1999-2009.
“Kita ikuti layanan yang diberikan muassasah melalui nakobah. Bus yang disediakan yakni bus tahun 1999 sampai sekarang. Sedangkan bus yang pengadaannya di atas tahun 2010 sudah habis disewa negara-negara lain yang mengeluarkan biaya peningkatan layanan,” ungkapnya.
GSF atau biaya standar minimal pelayanan angkutan seluruh rute selama jamaah berada di Tanah Suci sebesar 374 riyal untuk satu jamaah. Itu sudah termasuk transportasi saat proses Armina, serta transportasi dari Madinah ke Mekah.
Khusus untuk biaya bus dari Madinah menuju Mekkah setiap jamaah dikenakan biaya 127,5 riyal. Sedangkan jika meningkatkan pelayanan, maka harus tambah biaya 75 riyal per jamaah.
“Kami berharap tahun depan ada biaya untuk tambahan peningkatan layanan, mengingat dalam sepuluh tahun ke depan cuaca diprediksi panas,” harap Subhan.
Kepala Daker Madinah Nasrullah Jasam menyatakan, bus yang disediakan naqobah kepada negara-negara yang tak menambah biaya peningkatan pelayanan sama semua. “Ini terjadi kepada seluruh negara yang tak meng-upgrade atau menambah pelayanan,” katanya.
Nasrullah menambahkan, perusahaan bus sudah menempatkan teknisi dan bus cadangan di sejumlah titik. “Bus yang mogok akan diganti dengan bus bus cadangan yang paling dekat,” ungkapnya.
PILIHAN:
Kapolri Laporkan Aksi Demo Buruh ke Jokowi
Pakar: Pasal Penghinaan Presiden Harus Masuk KUHP
“Memang banyak bus yang mogok. Hari ini ada tiga bus yang mogok di Bir Ali,” kata Kabid Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Subhan Cholid di Madinah, Selasa (1/9/2015).
Sehari sebelumnya, juga ada satu bus jamaah yang mogok selepas dari Bir Ali. Subhan menambahkan, bus ada yang mogok saat berhenti maupun ketika sedang melaju.
Pantauan SINDO di Bir Ali saat gelombang pertama perpindahan jamaah dilakukan Mingu 30 Agustus 2015, bus dari perusahaan Abu Sarhad ini memang sudah kelihatan tua.
Bus dengan warna putih strip merah ini dibandingkan yang dipakai jamaah haji asal Malaysia dan Turki memang berbeda kelas. Kedua negara itu busnya terlihat baru dan nyaman, mirip bus pariwisata di Indonesia.
Pada hari ketiga, jamaah dilayani dengan bus dari perusahaan bus Hafil yang kondisinya tidak jauh berbeda dari bus yang disediakan Abu Sarhad. Bus yang digunakan memang hanya sesuai yang disediakan naqobah (penyedia jasa pelayanan transportasi jamaah haji) karena Indonesia tidak meningkatkan biaya layanan general service fee (GSF). Rata-rata bus yang dipakai keluaran 1999-2009.
“Kita ikuti layanan yang diberikan muassasah melalui nakobah. Bus yang disediakan yakni bus tahun 1999 sampai sekarang. Sedangkan bus yang pengadaannya di atas tahun 2010 sudah habis disewa negara-negara lain yang mengeluarkan biaya peningkatan layanan,” ungkapnya.
GSF atau biaya standar minimal pelayanan angkutan seluruh rute selama jamaah berada di Tanah Suci sebesar 374 riyal untuk satu jamaah. Itu sudah termasuk transportasi saat proses Armina, serta transportasi dari Madinah ke Mekah.
Khusus untuk biaya bus dari Madinah menuju Mekkah setiap jamaah dikenakan biaya 127,5 riyal. Sedangkan jika meningkatkan pelayanan, maka harus tambah biaya 75 riyal per jamaah.
“Kami berharap tahun depan ada biaya untuk tambahan peningkatan layanan, mengingat dalam sepuluh tahun ke depan cuaca diprediksi panas,” harap Subhan.
Kepala Daker Madinah Nasrullah Jasam menyatakan, bus yang disediakan naqobah kepada negara-negara yang tak menambah biaya peningkatan pelayanan sama semua. “Ini terjadi kepada seluruh negara yang tak meng-upgrade atau menambah pelayanan,” katanya.
Nasrullah menambahkan, perusahaan bus sudah menempatkan teknisi dan bus cadangan di sejumlah titik. “Bus yang mogok akan diganti dengan bus bus cadangan yang paling dekat,” ungkapnya.
PILIHAN:
Kapolri Laporkan Aksi Demo Buruh ke Jokowi
Pakar: Pasal Penghinaan Presiden Harus Masuk KUHP
(kri)