Cinta Tanah Air

Jum'at, 28 Agustus 2015 - 08:46 WIB
Cinta Tanah Air
Cinta Tanah Air
A A A
17Agustus 1945 merupakan momentum bersejarah perjuangan pemuda Indonesia dalam membela negara.

Naskah Proklamasi merupakan cetusan pemikiran kaum muda yang saat itu bergejolak meraih kemerdekaan bagi tanah yang dicintainya, Indonesia. Dalam penerapannya, rasa cinta Tanah Air terasa berkurang pada kaum muda, minimnya rasa nasionalisme menjadikan para generasi penerus kehilangan jati dirinya sebagai para penopang tongkat estafet bangsa.

Selain itu, masuknya budaya Barat dan derasnya arus globalisasi tanpa saringan menjadikan terkikisnya nilai nasionalisme bangsa. Belum lagi masalah internal dalam diri bangsa seperti perselisihan antarkelompok, korupsi, kurangnya pendidikan dan moral yang menjadikan keroposnya fondasi generasi penerus bangsa. Kita harus menelusuri kembali nilai dari pilar-pilar Pancasila, juga semboyan ”Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda, namun tetap sama.

Nilai-nilai seperti itulah yang saat ini dirasa kurang melekat pada jiwa generasi muda. Dilihat dari banyaknya generasi muda yang mulai mudah tersulut emosi oleh sekelompok organisasi dan mengakibatkan perpecahan yang berbau RAS dan SARA, juga sikap pesimistis pada bangsa dan kurangnya respect terhadap pemimpin negara. Hal inilah yang membuat kita miris.

Untuk itu, rasa cinta Tanah Air sangat dibutuhkan, dan ditanamkan juga diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari seperti mengimplementasikan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari juga kritis dalam persoalan bangsa dan sebagainya. Telah menjadi tujuan bagi pemuda dulu dalam merancang Pancasila sebagai jati diri bangsa dan akar yang menopang berdirinya NKRI. Sesungguhnya NKRI tapa Pancasila itu rapuh.

Tak perlu merusak Indonesia dengan perang atau bom. Cukup rusak generasi mudanya saja, Indonesia akan segera menjadi sejarah. Membangun sikap cinta Tanah Air dapat dilakukan mulai dari membiasakan diri dalam kehidupan Pancasila. Sebagaimana kita tahu bahwa kebiasaan akan menjadikan karakter dalam suatu diri seperti lagu Indonesia Raya.

Kita tidak pernah mempelajarinya secara khusus untuk dapat menyanyikannya. Namun, dengan kebiasaan yang dibangun sekolah setiap upacara dan menyanyikan lagu tersebut, kita dapat menyanyikan secara fasih lagu tersebut. Begitu juga dalam sikap nasionalisme yang ditanamkan dari kecil dalam bentuk kebiasaan. Hal lain yang bisa kita lakukan antara lain, kita mulai dapat sadar dan berpartisipasi dalam segala kemajuan bangsa, menelaahnya dalam berbagai sudut pandang, juga tak mudah tersulut emosi.

Bangsa kita terlahir dari perjuangan keras, dan menjadi bangsa yang mampu memenuhi janji-janjinya, ikrarnya, mengisi pembangunan, sebagai bukti dari cinta terhadap Indonesia. Semoga!

SARAH
Mahasiswi Jurusan Teknik Nuklir Universitas Gadjah Mada
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0961 seconds (0.1#10.140)