Manfaatkan Sampah Jadi Sumber Energi Biogas

Rabu, 26 Agustus 2015 - 10:12 WIB
Manfaatkan Sampah Jadi Sumber Energi Biogas
Manfaatkan Sampah Jadi Sumber Energi Biogas
A A A
Penduduk perdesaaan di Palestina yang hidup di wilayah terisolasi dan tak mendapat aliran listrik kini mulai menggunakan generator biogas. Generator biogas itu menyuplai energi bersih dan gratis dengan mengurai sampah organik.

Alat yang dapat dipindahkan dengan mudah itu dibuat oleh perusahaan, HomeBioGas. Dengan alat itu, sisa makanan dan limbah organik diubah menjadi gas metan untuk memasak dan penerangan. Alat ini dapat dibawa jika seseorang tinggal di gubuk reyot atau tenda, seperti warga lokal Badui, yang biasa berpindah tempat tinggal.

”HomeBioGas telah menciptakan alat pengurai sampai sederhana yang dapat dengan mudah dirakit dan dipindahkan,” ungkap insinyur Palestina Amer Rabayah yang mengatur pemasangan alat tersebut, dikutip kantor berita Reuters. Wilayah perdesaan di Tepi Barat yang oleh warga Palestina diinginkan sebagai bagian negara masa depan mereka, dengan Jalur Gaza dan Yerusalem Timur, tetap tertinggal dari proses pembangunan.

Wilayah itu dicaplok Israel pada perang Timur Tengah 1967. Israel tidak memperhatikan wilayah itu dan hanya fokus membangun pemukiman Yahudi di sekitarnya. Warga Palestina yang tinggal di daerah itu harus berjuang sendiri dan tergantung pada donasi dari negara lain dan badan bantuan internasional. ”Di daerah ini tidak ada air atau listrik.

Kami tidak memiliki layanan seperti itu,” ujar warga lokal dan pemilik alat penghasil biogas itu, Nayef Zayid. Sekitar 40 alat penghasil biogas telah dibuat dalam proyek perdana di desa Al- Awja, Palestina, di Lembah Yordan, Tepi Barat. Uni Eropa (UE) dan Peres Center for Peace yang dibentuk mantan Presiden Israel Shimon Peres mendanai proyek itu senilai 500.000 euro.

Grup relawan membangun dan merakit alat tersebut. Hanya dibutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk pemasangannya. Beberapa alat juga disediakan untuk Badui di Israel, bermitra dengan Arava Institute for Environmental Studies yang berbasis di Gurun Negev. Oshik Efrati, Chief Executive Officer (CEO) Home-BioGas, berharap produk itu dapat menyelamatkan banyak nyawa di wilayah perdesaan di penjuru dunia, di mana asap dari api kayu bakar mengakibatkan penyakit pernapasan dan kematian.

Lebih dari 2,7 miliar orang hidup dalam keterbatasan tanpa akses pada energi bersih dan layanan pengolahan sampah. Menurut HomeBioGas, sekitar 4,3 juta perempuan dan anak-anak meninggal dunia setiap tahun akibat menghirup asap dari api kayu bakar dalam ruangan.

Perusahaan baru itu bertujuan memperluas kapasitas produksinya dan mendorong pemerintah serta badan bantuan membeli peralatan itu untuk komunitas miskin. Kendati demikian, berbagai rencana itu masih dini. ”Sistem ini dapat digunakan setiap orang yang membutuhkan di negara berkembang.

Ini akan mengurangi sampah, menciptakan gas bersih, dan tidak perlu menghirup asap apa pun,” ujar Efrati. Proses fermentasi untuk memproduksi gas dipercepat saat bakteri ditambahkan dalam bentuk bubuk atau cair untuk dicampurkan pada air dan sampah. Bakteri itu kemudian berkembang biak untuk menciptakan proses berkelanjutan.

”Pupuk cair yang dihasilkan dari proses itu juga dapat digunakan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman bagi masyarakat yang sangat tergantung pada pertanian untuk pendapatan,” tutur Efrati. HomeBioGas menolak menjelaskan harga ritel untuk alat tersebut. Biaya bahan dan pembuatannya sekitar beberapa ratus dolar. Alat ini sangat cocok digunakan dalam iklim panas. Perusahaan itu juga melihat peluang konsumen di Barat yang sadar lingkungan untuk membeli produk tersebut.

Syarifudin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5578 seconds (0.1#10.140)