Waspadai Cuaca Panas di Tanah Suci
A
A
A
MADINAH - Cuaca terik disertai suhu tinggi hingga 47 derajat Celsius di Arab Saudi harus menjadi perhatian serius para jamaah haji. Pantauan langsung dari Kota Mekkah dan Madinah, kemarin, cuaca terik di siang hari berlangsung merata di semua tempat.
Cuaca terik di daerah yang menjadi tujuan utama jamaah, yaitu kompleks Masjidilharam di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah, terasa menyengat. Ditambah lagi dengan debu di sekitar Masjidilharam yang berasal dari proyek perluasan tempat tawaf. Kondisi ini jika tidak diantisipasi sejak dini bisa menyebabkan gangguan kesehatan, bahkan yang terparah berujung pada heat stroke .
Heat stroke adalah penyakit yang timbul akibat serangan cuaca panas. Seseorang disebut mengalami heat stroke ketika suhu tubuhnya mencapai 40 derajat Celsius atau lebih. Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Bandara Madinah-Jeddah dr Purwokaning Purnomo Agung menjelaskan, perkiraan suhu udara saat wukuf mencapai 40-47 derajat Celsius. Suhu berpotensi lebih panas dibandingkan tahun lalu, yakni 42 derajat Celisius.
”Sehingga kita wajib mengantisipasi serangan panas tersebut. Salah satunya adalah heat stroke,” ungkapnya. Untuk pencegahannya, jamaah dianjurkan meminum banyak air putih, makan buahbuahan, dan menghindari aktivitas di tempat dengan sinar matahari secara langsung. ”Heat stroke ini bisa menimpa siapa pun, tak ada batas usia. Jadi pada prinsipnya terkena serangan panas, kemudian terjadi dehidrasi, maka secara otomatis semua fungsi tubuh akan mengalami gangguan. Selanjutnya akan mengalami gangguan kesadaran yang jika fatal bisa sampai meninggal,” urainya.
Tanda-tanda awal heat stroke adalah lemas, pusing, bahkan mata berkunangkunang hingga akhirnya pingsan. Dijelaskan, langkah paling mudah untuk mengetahui cukup tidaknya kandungan air di tubuh adalah dengan mengenali warna urine. ”Jika cairan kita cukup, urine jernih. Adapun jika kekurangan cairan, warna urine kita makin pekat, kuning hingga kecokelatan,” papar dokter di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Surabaya, Jawa Timur, itu.
Langkah penanganan bagi yang terkena dehidrasi juga sudah disiapkan. ”Jamaah haji juga kami sarankan membawa masker untuk menghindari menghirup debu dan mengantisipasi suhu udara yang tinggi. Ada baiknya masker itu diberi cairan sehingga udara yang masuk ke hidung menjadi lembap,” paparnya. Dr Purwita Wijaya Laksmi dari Indonesian Hydration Working (IHWG) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menekankan pentingnya jamaah selalu menjaga asupan cairan selama di Tanah Suci.
”Mulai sejak penerbangan menuju Tanah Suci jangan lupa untuk mengonsumsi air,” ucapnya di Jakarta kemarin. Dia juga mengimbau agar para jamaah menghindari mengonsumsi minuman berkafein dan bersoda karena akan memicu pengeluaran air seni yang lebih sering.
Sementara itu, Kepala Daker Bandara Madinah-Jeddah Nurul Badruttamam menyatakan kelompok terbang (kloter) yang mendarat di Madinah jumlahnya mencapai 184 kloter (bukan 82 kloter seperti diberitakan sebelumnya). Sementara di Bandara Jeddah bakal mendarat 191 kloter. Kepala Seksi Pelayanan Kedatangan dan Pemulangan Jamaah Edayanti menambahkan, rombongan jamaah yang bakal mendarat pertama kali berasal dari Makassar.
”Jumlahnya 455 orang dengan naik pesawat Garuda 747-400 yang berangkat dari Makassar pukul 05.20 dan dijadwalkan tiba di Bandara Madinah pada Jumat (21/8) pukul 10.50 waktu Arab Saudi,” urainya. Hunaifi mas’oed
Laporan Wartawan Koran Sindo
Sunu Hastoro F
Madinah
Cuaca terik di daerah yang menjadi tujuan utama jamaah, yaitu kompleks Masjidilharam di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah, terasa menyengat. Ditambah lagi dengan debu di sekitar Masjidilharam yang berasal dari proyek perluasan tempat tawaf. Kondisi ini jika tidak diantisipasi sejak dini bisa menyebabkan gangguan kesehatan, bahkan yang terparah berujung pada heat stroke .
Heat stroke adalah penyakit yang timbul akibat serangan cuaca panas. Seseorang disebut mengalami heat stroke ketika suhu tubuhnya mencapai 40 derajat Celsius atau lebih. Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Bandara Madinah-Jeddah dr Purwokaning Purnomo Agung menjelaskan, perkiraan suhu udara saat wukuf mencapai 40-47 derajat Celsius. Suhu berpotensi lebih panas dibandingkan tahun lalu, yakni 42 derajat Celisius.
”Sehingga kita wajib mengantisipasi serangan panas tersebut. Salah satunya adalah heat stroke,” ungkapnya. Untuk pencegahannya, jamaah dianjurkan meminum banyak air putih, makan buahbuahan, dan menghindari aktivitas di tempat dengan sinar matahari secara langsung. ”Heat stroke ini bisa menimpa siapa pun, tak ada batas usia. Jadi pada prinsipnya terkena serangan panas, kemudian terjadi dehidrasi, maka secara otomatis semua fungsi tubuh akan mengalami gangguan. Selanjutnya akan mengalami gangguan kesadaran yang jika fatal bisa sampai meninggal,” urainya.
Tanda-tanda awal heat stroke adalah lemas, pusing, bahkan mata berkunangkunang hingga akhirnya pingsan. Dijelaskan, langkah paling mudah untuk mengetahui cukup tidaknya kandungan air di tubuh adalah dengan mengenali warna urine. ”Jika cairan kita cukup, urine jernih. Adapun jika kekurangan cairan, warna urine kita makin pekat, kuning hingga kecokelatan,” papar dokter di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Surabaya, Jawa Timur, itu.
Langkah penanganan bagi yang terkena dehidrasi juga sudah disiapkan. ”Jamaah haji juga kami sarankan membawa masker untuk menghindari menghirup debu dan mengantisipasi suhu udara yang tinggi. Ada baiknya masker itu diberi cairan sehingga udara yang masuk ke hidung menjadi lembap,” paparnya. Dr Purwita Wijaya Laksmi dari Indonesian Hydration Working (IHWG) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menekankan pentingnya jamaah selalu menjaga asupan cairan selama di Tanah Suci.
”Mulai sejak penerbangan menuju Tanah Suci jangan lupa untuk mengonsumsi air,” ucapnya di Jakarta kemarin. Dia juga mengimbau agar para jamaah menghindari mengonsumsi minuman berkafein dan bersoda karena akan memicu pengeluaran air seni yang lebih sering.
Sementara itu, Kepala Daker Bandara Madinah-Jeddah Nurul Badruttamam menyatakan kelompok terbang (kloter) yang mendarat di Madinah jumlahnya mencapai 184 kloter (bukan 82 kloter seperti diberitakan sebelumnya). Sementara di Bandara Jeddah bakal mendarat 191 kloter. Kepala Seksi Pelayanan Kedatangan dan Pemulangan Jamaah Edayanti menambahkan, rombongan jamaah yang bakal mendarat pertama kali berasal dari Makassar.
”Jumlahnya 455 orang dengan naik pesawat Garuda 747-400 yang berangkat dari Makassar pukul 05.20 dan dijadwalkan tiba di Bandara Madinah pada Jumat (21/8) pukul 10.50 waktu Arab Saudi,” urainya. Hunaifi mas’oed
Laporan Wartawan Koran Sindo
Sunu Hastoro F
Madinah
(ars)