Disudutkan, PM Libya Ancam Mengundurkan Diri
A
A
A
TRIPOLI - Perdana Menteri (PM) Libya Abdullah al-Thinni menyatakan mengundurkan diri dalam sebuah wawancara di sebuah stasiun TV swasta di Libya.
Meski demikian, juru bicaranya menyangkal bahwa PM telah mengundurkan diri. Abdullah al-Thinni secara spontan mengatakan akan mengundurkan diri setelah dihadapkan kepada berbagai kemarahan warga yang mengkritik kabinetnya tidak efektif. ”Saya resmi mengundurkan diri dan akan mengajukan pengunduran diri saya ke DPR pada Minggu (16/8),” ujar Thinni di stasiun televisi (TV) swasta, dalam wawancara yang disiarkan Selasa (11/8), dikutip Aljazeera .
Dia berkantor di timur Kota Tobruk sejak pemerintahnya meninggalkan Tripoli tahun lalu setelah ibu kota itu dikuasai kelompok bersenjata yang membentuk pemerintahan tandingan. Hal tersebut menjadi bagian dari kekacauan di negara Afrika Utara tersebut. Juru bicara Thinni, Hatem al - Araibi , membantah PM Libya itu sudah mengundurkan diri. ” Perdana menteri tidak mengundurkan diri secara resmi,” jelas Araibi kepada kantor berita Reuters .
Selama wawancara di TV, Thinni seketika marah saat pembawa acara menyampaikan beberapa pertanyaan yang dikatakan hasil dari kumpulan kritik dari pemirsa tentang lemahnya keamanan dan kurangnya bantuan bagi orang-orang yang telantar akibat kekerasan di Libya. Ketika pembawa acara bertanya kepadanya, apa yang akan ia lakukan jika ada protes, Thinni menjawab dengan tegas,
”Orangorang tidak perlu memprotes saya karena saya resmi mengundurkan diri dari posisi saya.” Thinni menghadapi banyak kritik dalam menjalankan pemerintah yang efektif di wilayah timur sejak kalah melawan pemberontakan di Tripoli.
Ananda nararya
Meski demikian, juru bicaranya menyangkal bahwa PM telah mengundurkan diri. Abdullah al-Thinni secara spontan mengatakan akan mengundurkan diri setelah dihadapkan kepada berbagai kemarahan warga yang mengkritik kabinetnya tidak efektif. ”Saya resmi mengundurkan diri dan akan mengajukan pengunduran diri saya ke DPR pada Minggu (16/8),” ujar Thinni di stasiun televisi (TV) swasta, dalam wawancara yang disiarkan Selasa (11/8), dikutip Aljazeera .
Dia berkantor di timur Kota Tobruk sejak pemerintahnya meninggalkan Tripoli tahun lalu setelah ibu kota itu dikuasai kelompok bersenjata yang membentuk pemerintahan tandingan. Hal tersebut menjadi bagian dari kekacauan di negara Afrika Utara tersebut. Juru bicara Thinni, Hatem al - Araibi , membantah PM Libya itu sudah mengundurkan diri. ” Perdana menteri tidak mengundurkan diri secara resmi,” jelas Araibi kepada kantor berita Reuters .
Selama wawancara di TV, Thinni seketika marah saat pembawa acara menyampaikan beberapa pertanyaan yang dikatakan hasil dari kumpulan kritik dari pemirsa tentang lemahnya keamanan dan kurangnya bantuan bagi orang-orang yang telantar akibat kekerasan di Libya. Ketika pembawa acara bertanya kepadanya, apa yang akan ia lakukan jika ada protes, Thinni menjawab dengan tegas,
”Orangorang tidak perlu memprotes saya karena saya resmi mengundurkan diri dari posisi saya.” Thinni menghadapi banyak kritik dalam menjalankan pemerintah yang efektif di wilayah timur sejak kalah melawan pemberontakan di Tripoli.
Ananda nararya
(bbg)