Negeri Setengah Merdeka

Kamis, 13 Agustus 2015 - 08:12 WIB
Negeri Setengah Merdeka
Negeri Setengah Merdeka
A A A
GHOFFAR ALBAB MAARIF
Mahasiswa Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Tujuh belas Agustus tahun empat lima/Itulah hari kemerdekaan kita/Hari merdeka nusa dan bangsa/ Hari lahirnya bangsa Indonesia Merdeka,/ sekali merdeka tetap merdeka/ Selama hayat masih dikandung badan/ Kita tetap setia tetap sedia Mempertahankan Indonesia Kita tetap setia tetap sedia Membangun negara kita.

Itulah Hari Merdeka , lagu gubahan H Mutahar yang menggugah hati. Lagu yang selalu menggelora di seluruh pelosok Indonesia setiap 17 Agustus. Kata-kata yang terkandung dalam tiap baitnya mengandung semangat perjuangan dan persatuan. Masyarakat Indonesia dengan bangga menyanyikan lagu ini tanpa mengenal batasan usia, ras, suku, ataupun agama.

Selama kurang lebih dari 3,5 abad lamanya Indonesia dijajah oleh kolonialisme dan imperialisme. Selama itu pula Bangsa Indonesia mempunyai mimpi untuk lepas dari cengkeraman penjajah yang hanya mengobokobok sumber daya Indonesia. Seiring berjalannya waktu, bangsa ini telah tumbuh menjadi negara yang berkembang. Indonesia dianggap sebagai salah satu negara yang berkembang pesat dan cukup disegani di kawasan Asia.

Beberapa buktinya adalah Indonesia pernah menjadi salah satu negara yang memiliki angkatan laut terkuat di kawasan Asia, Indonesia pernah mendapat julukan Macan Asia dan tidak jarang Indonesia terlibat dan berperan penting dalam kegiatan dunia internasional.

Namun, jika membandingkan dengan keadaan yang sekarang, di mana Indonesia telah berusia 70 tahun, sepertinya segala bentuk kebanggaan yang pernah melekat pada bangsa ini perlahan mulai lekang. Belum lagi hilang dari ingatan kita, Indonesia tidak dapat berbuat banyak saat beberapa pulaunya diserobot oleh negara tetangga. Indonesia bukan lagi sebagai Macan Asia seperti yang dikenal dahulu dan kehidupan penduduk negeri ini juga semakin jauh dari kata makmur.

Pada bidang hukum, kondisinya masih jauh dari apa yang kita harapkan. Keadilan masih hanya sebatas retorika belaka, karena masih belaku tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Pada bidang ekonomi, negara semakin gagal mengelola sumber daya alamnya. Ketimpangan ekonomi semakin terlihat jelas, di mana kesejahteraan hanya dinikmati segelintir orang. Orang yang kaya semakin kaya, orang miskin semakin miskin.

Nilai tukar rupiah semakin turun tajam. Begitu juga pada bidang pendidikan, budaya dan lain sebagainya, semua semakin jauh dari esensi semangat kemerdekaan itu sendiri. Tujuh puluh tahun kemerdekaan, Indonesia harusnya menjadi momentum perbaikan setiap peranan bangsa Indonesia. Setiap peranan akan berjalan dengan baik bila dilakukan orang yang mempunyai karakter yang baik serta budi pekerti yang mulia.

Pesan moral tersebut telah dijelaskan dalam dasar negara kita, Pancasila. Masih pedulikah kita dengan bangsa ini? Tentu jawabannya ada pada diri kita masing-masing. Seberapa besar sumbangsih kita untuk kemaslahatan masyarakat Indonesia.
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7655 seconds (0.1#10.140)