Karanganyar Mulai Terdampak Kekeringan

Sabtu, 08 Agustus 2015 - 10:24 WIB
Karanganyar Mulai Terdampak...
Karanganyar Mulai Terdampak Kekeringan
A A A
KARANGANYAR - Kekeringan sebagai dampak musim kemarau panjang mulai dirasakan warga pada empat kecamatan di Karanganyar, Jawa Tengah yakni Gondangrejo, Kerjo, Mojogedang, dan Kebakkramat.

Seluruh wilayah tersebut sudah mengalami krisis air bersih dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi paling parah dirasakan penduduk di Kecamatan Gondangrejo. Hampir seluruh desa di wilayah tersebut terdampak kekeringan. Dari laporan yang diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, sumur warga sudah mengalami pendangkalan drastis.

Kepala BPBD Karanganyar Nugroho mengatakan, mayoritas sumur warga utamanya yang masuk kategori dangkal sudah kering. Air bersih hanya ditemukan pada sumber air dengan kedalaman 23 meter. “Warga di Kecamatan Gondangrejo yang paling merasakan dampak musim kemarau ini. Sumur warga sudah mulai mengering dan kesulitan memenuhi air bersih,” jelasnya kemarin.

Nugroho mengaku, pada tiga kecamatan lain dampak kemarau tidak terlalu parah. Menurutnya, kekeringan baru melanda beberapa desa saja, belum sampai menyeluruh. Untuk memenuhi kebutuhan warga, pihaknya mengaku telah mempersiapkan bantuan pengiriman air bersih bagi daerahdaerah yang membutuhkan.

“Yang paling parah baru empat kecamatan tersebut, sedangkan yang lain masih aman-aman. Pada prinsipnya, BPBD siap memberikan bantuan air bersih pada seluruh wilayah terdampak kekeringan,” katanya.

Selain itu, Nugroho juga meminta masyarakat mewaspadai dampak musim kemarau ini tahun ini. Kekeringan diperkirakan akan terjadi hingga Desember mendatang. Kemarau panjang terjadi karena dipicu siklus La Nina dan El Nino yang terjadi akhir-akhir ini.

Diprediksi, hujan baru akan turun pada November atau Desember mendatang. Karena itu, pihaknya meminta warga untuk mengantisipasi potensi bencana yang muncul seperti kekurangan air bersih, kebakaran, serta bencana lain yang disebabkan kemarau panjang. “Masyarakat harus mewaspadai bencana kekeringan yang saat ini terjadi, di Karanganyar sudah enam bulan ini tidak turun hujan,” ucapnya kemarin.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanhutbun) Karanganyar Supram Naryo mengatakan, kemarau panjang juga berdampak pada lahan pertanian. Dari laporan yang diterima, puluhan hektare (ha) tanaman padi yang dipastikan mengalami puso dan ratusan ha lainnya terancam gagal panen. “Kemungkinan masih akan terus bertambah lagi, tapi kami harapkan hujan segera turun,” ucapnya.

Sementara di Pekalongan, Jawa Tengah, warga Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat, mendesak Pemkot Pekalongan segera melakukan normalisasi Sungai Bremi. Pemkot dinilai selama ini hanya berjanji melakukan pengerukan, tapi belum juga dilaksanakan.

Akibatnya, kawasan tersebut terendam banjir ketika hujan turun seperti yang terjadi pada Kamis (6/8) dini hari kemarin. “Harapan kami, pemkot bisa membangun tanggul Sungai Bremi. Tanpa adanya tanggul, kami akan kebanjiran setiap terjadi hujan,” kata Tunjang, 60, warga setempat.

Dia menambahkan, tak sedikit aliran sungai dari berbagai wilayah di Kota Pekalongan bermuara di Sungai Bremi sehingga otomatis Sungai Bremi akan meluap saat terjadi hujan. “Satu jam saja terjadi hujan, sudah dipastikan kami kebanjiran. Jadi, jangan janji saja, tapi harus dibuktikan,” ungkapnya.

Arief setiadi/ Prahayuda febrianto
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9729 seconds (0.1#10.140)