65 Sains - Techno Park Segera Dibangun
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Pemerintah menargetkan tahun depan pembangunan 65 sains dan techno park akan rampung. Namun, pengoperasiannya akan dibuka pada 2017.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir mengatakan, tahun depan akan 65 sains dan techno park (STP) akan selesai pembangunannya. Setiap STP dibangun sesuai kekhasan daerah masing-masing.
STP juga bisa dimanfaatkan sesuai potensi yang ada di daerah tersebut juga. ”65 STP akan beroperasi pada 2014. Rencananya ada di Jatim, Jabar, Aceh, hingga Papua,” katanya dalam Forum Pertemuan Nasional 2015 Inventor-Inovator- Investor di ICE BSD, Tangerang Selatan, kemarin.
Menurut Nasir, setiap hari dia meminta laporan perkembangan pembangunan 65 STP tersebut. Amanat dari Presiden adalah tidak boleh ada STP yang terbengkalai saat pemanfaatan nanti. Jika saat evaluasi ini ada STP yang tidak sesuai pemanfaatan, pembangunannya akan dihentikan.
Dia menegaskan, pada 2016 pembangunan 65 STP ditargetkan sudah rampung, sedangkan pengoperasiannya akan dilakukan pada 2017. Nasir menjelaskan, koordinasi terus dilakukan pihaknya selaku penanggung jawab pembuatan STP tersebut.
Namun, mereka tetap bekerja sama dengan kementerian lain seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Tenaga Atom Nasional (Batan), dan Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). ”Semua dikoordinasikan oleh Kemenristek. Namun, kajiannya dilakukan bersama kementerian dan lembaga lain,” terangnya.
Menurut dia, pembangunan STP ini bagian dari program Nawacita yaitu pembangunan ekonomi melalui iptek. Pengembangan STP penting sebab keberadaan STP diharapkan bisa mengembangkan riset yang hasilnya bisa digulirkan ke dunia industri untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sementara techno park diharapkan dapat menjadi tempat penerapan teknologi yang telah diciptakan. Dia mengaku sangat sulit bisa menghadirkan STP yang utuh. Namun, dia akan memediasi akademisi dan dunia usaha serta pemerintah provinsi dan kota supaya bisa berjalan bersama.
Sementara itu, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani menjelaskan, pada 2016 nanti pemerintah berencana menambah 35 STP lagi. Meski demikian, dia meminta menristek untuk berkonsolidasi dengan semua kepala daerah agar STP bisa dimanfaatkan sebagai sarana ilmu pengetahuan dan rekreasi keluarga.
Rencana jangka panjangnya akan berdiri 100 STP di Indonesia, namun diperlukan grand design agar pembangunan dan pemanfaatannya nanti sesuai. Puan mengatakan, grand design diperlukan agar dapat diketahui siapa yang akan menggunakan, siapa yang mengelola, dan apa tema STP yang harus berbeda dari STP lainnya.
Grand design ini penting karena banyak contoh STP yang dibangun masa lalu terbengkalai karena tidak ada yang mengurus. ”Jadi STP ini bukan proyek kejar target. Tetapi, bagaimana kita membangun sebuah taman ilmu pengetahuan yang bisa dimanfaatkan masyarakat, tetapi juga ada yang bertanggung jawab mengurusnya,” ucapnya.
Menurut Puan, memang banyak kepala daerah yang meminta proyek STP tersebut di daerahnya. Namun, Puan tidak gampang menyetujui usulan itu. Puan meminta STP yang bakal dibangun harus di provinsi yang banyak masyarakatnya lalu belum ada STP yang dibangun. Dia juga meminta pemerintah daerah mendorong masyarakat hadir dan ikut belajar di STP itu.
Puan mengungkapkan, banyak permasalahan di ranah ilmu pengetahuan dan teknologi serta pendidikan tinggi. Karena itu, perlu ada komitmen untuk melakukan pembagian peran antara kementerian/ lembaga serta pemerintah daerah.
Neneng zubaidah
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir mengatakan, tahun depan akan 65 sains dan techno park (STP) akan selesai pembangunannya. Setiap STP dibangun sesuai kekhasan daerah masing-masing.
STP juga bisa dimanfaatkan sesuai potensi yang ada di daerah tersebut juga. ”65 STP akan beroperasi pada 2014. Rencananya ada di Jatim, Jabar, Aceh, hingga Papua,” katanya dalam Forum Pertemuan Nasional 2015 Inventor-Inovator- Investor di ICE BSD, Tangerang Selatan, kemarin.
Menurut Nasir, setiap hari dia meminta laporan perkembangan pembangunan 65 STP tersebut. Amanat dari Presiden adalah tidak boleh ada STP yang terbengkalai saat pemanfaatan nanti. Jika saat evaluasi ini ada STP yang tidak sesuai pemanfaatan, pembangunannya akan dihentikan.
Dia menegaskan, pada 2016 pembangunan 65 STP ditargetkan sudah rampung, sedangkan pengoperasiannya akan dilakukan pada 2017. Nasir menjelaskan, koordinasi terus dilakukan pihaknya selaku penanggung jawab pembuatan STP tersebut.
Namun, mereka tetap bekerja sama dengan kementerian lain seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Tenaga Atom Nasional (Batan), dan Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). ”Semua dikoordinasikan oleh Kemenristek. Namun, kajiannya dilakukan bersama kementerian dan lembaga lain,” terangnya.
Menurut dia, pembangunan STP ini bagian dari program Nawacita yaitu pembangunan ekonomi melalui iptek. Pengembangan STP penting sebab keberadaan STP diharapkan bisa mengembangkan riset yang hasilnya bisa digulirkan ke dunia industri untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sementara techno park diharapkan dapat menjadi tempat penerapan teknologi yang telah diciptakan. Dia mengaku sangat sulit bisa menghadirkan STP yang utuh. Namun, dia akan memediasi akademisi dan dunia usaha serta pemerintah provinsi dan kota supaya bisa berjalan bersama.
Sementara itu, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani menjelaskan, pada 2016 nanti pemerintah berencana menambah 35 STP lagi. Meski demikian, dia meminta menristek untuk berkonsolidasi dengan semua kepala daerah agar STP bisa dimanfaatkan sebagai sarana ilmu pengetahuan dan rekreasi keluarga.
Rencana jangka panjangnya akan berdiri 100 STP di Indonesia, namun diperlukan grand design agar pembangunan dan pemanfaatannya nanti sesuai. Puan mengatakan, grand design diperlukan agar dapat diketahui siapa yang akan menggunakan, siapa yang mengelola, dan apa tema STP yang harus berbeda dari STP lainnya.
Grand design ini penting karena banyak contoh STP yang dibangun masa lalu terbengkalai karena tidak ada yang mengurus. ”Jadi STP ini bukan proyek kejar target. Tetapi, bagaimana kita membangun sebuah taman ilmu pengetahuan yang bisa dimanfaatkan masyarakat, tetapi juga ada yang bertanggung jawab mengurusnya,” ucapnya.
Menurut Puan, memang banyak kepala daerah yang meminta proyek STP tersebut di daerahnya. Namun, Puan tidak gampang menyetujui usulan itu. Puan meminta STP yang bakal dibangun harus di provinsi yang banyak masyarakatnya lalu belum ada STP yang dibangun. Dia juga meminta pemerintah daerah mendorong masyarakat hadir dan ikut belajar di STP itu.
Puan mengungkapkan, banyak permasalahan di ranah ilmu pengetahuan dan teknologi serta pendidikan tinggi. Karena itu, perlu ada komitmen untuk melakukan pembagian peran antara kementerian/ lembaga serta pemerintah daerah.
Neneng zubaidah
(ftr)