Kembangkan Bisnis Private Equity Syariah

Minggu, 02 Agustus 2015 - 09:31 WIB
Kembangkan Bisnis Private Equity Syariah
Kembangkan Bisnis Private Equity Syariah
A A A
Mungkin beberapa orang merasa tidak asing lagi ketika mendengar nama Muhammad Assad. Pria berusia 28 tahun ini mulai dikenal setelah menjadi penulis buku best seller berjudul Notes From Qatar.

Wajahnya pun pernah menghiasi layar kaca sebagai presenter dan pembicara. Di luar kegiatan tersebut, Assad merupakan CEO Rayyan Capital, sebuah perusahaan pengelola keuangan dan investasi global.

Siapa sesungguhnya sosok Assad? Apa yang sebenarnya menjadi tujuan hidupnya? Berikut kutipan wawancara KORAN SINDO dengan pria asal Bengkulu tersebut.

Bagaimana cerita awal menjadi penulis?

Saya mulai menulis ketika sedang menempuh studi S-2 di Qatar. Saat itu tidak banyak kegiatan yang saya lakukan, hanya belajar. Kehidupan agak membosankan, berkutat antara kampus dan apartemen tempat saya tinggal. Untuk mengisi kekosongan waktu itu, saya menulis di blog, isinya seputar bagaimana perjalanan hidup. Contohnya tentang perjuangan saya menempuh pendidikan.

Namun, tulisan-tulisan tersebut saya kemas dengan cara menarik, misalnya setiap kali menulis saya hubungkan dengan Alquran dan Hadis. Ternyata banyak yang tertarik membaca, dan setahun kemudian tulisan itu saya kumpulkan menjadi sebuah buku berjudul Notes From Qatar. Dari situlah saya dikenal sebagai penulis.

Selain menulis, apa kesibukan Anda?

Setelah lulus dari Qatar tahun 2012, saya membuat perusahaan Rayyan Capital bersama teman, sebuah perusahaan keuangan dan investasi global. Sejak itu saya mulai terjun ke dunia entrepreneurship. Kegiatan berwirausaha dan menulis ini membuat saya juga banyak diminta menjadi pembicara di seminar dan forum.

Saya pernah berbicara di lima benua dan berbagi pengalaman dengan banyak orang. Jadi, inilah yang menjadi fokus hidup saya saat ini. Berwirausaha itu sudah menjadi passion , kemudian menulis adalah sebuah hobi dan menjadi ketergantungan bagi saya. Selain itu, saya juga senang bertemu orang baru dan sharing pengalaman dengan menjadi pembicara.

Kenapa Anda tertarik mendirikan bisnis di bidang keuangan?

Itu sudah menjadi passion . Saya tertarik dengan keuangan, terutama syariah, juga melihat pangsa pasarnya yang besar. Ekonomi syariah masih terus tumbuh di Indonesia. Konsep keuangan syariah ini juga saya terapkan di perusahaan saya. Ada dana dari investor, kemudian kami menerapkan sistem bagi hasil.

Bagaimana perkembangan usaha Anda?

Rayyan Capital saat ini fokus pada kegiatan investasi di bidang energi, properti, dan consumer goods. Menurut saya, bisnis di tiga bidang tersebut tidak akan pernah mati karena sudah menjadi kebutuhan pokok manusia. Sejauh ini, Rayyan Capital sudah berjalan tiga tahun. Memang banyak up and down, kadang sulit. Jadi butuh mental yang kuat untuk menghadapinya. Meskipun pernah ditipu hingga miliaran rupiah, saya percaya itu bisa dilewati. Selama kita punya tekat dan visi, tantangan sebesar apa pun tidak akan menjadi masalah.

Apa saja kendala yang Anda lewati dalam berwirausaha?

Kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat yang menurun seperti ini juga menjadi kendala. Tetapi, itu memang hampir dirasakan semua pengusaha. Ada kondisi ketidakpastian ekonomi, konsumen pun cenderung cuma menunggu. Jadi yang saya lakukan bagaimana bisa bertahan. Selain itu, harus ada strategi untuk menjaga ketertarikan konsumen dengan menawarkan berbagai promosi dan inovasi. Saya yakin akan ada peluang di setiap masalah.

Ada kisah menarik selama menjalankan usaha dan kapan Anda melalui titik balik?

Menarik ketika saya berusaha meyakinkan kawan saya sendiri untuk menjadi investor pertama saya. Kisah lain seputar ketika saya gagal, pernah ditipu orang. Pengalaman itu mengajarkan saya kalau hidup ini tidak boleh terlalu naif. Titik baliknya saya rasakan awal tahun ini, selama dua tahun berdiri masih lancar. Kemudian mulai terasa pengalaman bisnis gagal, salah investasi hingga miliaran. Akhirnya saya harus tetap bangkit. Semua kejadian itu saya jadikan pelajaran. Jadi, saya bisa survive sampai sekarang.

Apa yang membuat Anda bangkit dari kegagalan itu?

Saya yakin dengan mimpi saya. Jika saya percaya mimpi-mimpi itu, pasti kendala yang ada bisa saya lewati. Sehingga setiap ada masalah, saya ingat mimpi itu agar saya dapat bertahan dan terus bergerak. Sebaliknya, kalau tidak punya mimpi, saya tidak punya arah hidup.

Apa yang menjadi target Anda ke depan?

Saya masih akan fokus mengembangkan tiga bidang investasi tadi. Namun, saya juga menargetkan untuk mencari dana investor dari Timur Tengah. Saya ingin Rayyan Capital menjadi perusahaan private equity berkonsep syariah, sehingga bisa menjadi perusahaan investasi terbaik di Indonesia.

Dina angelina
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6730 seconds (0.1#10.140)