Ketua PP Muhammadiyah: HT Bisa Memberikan Terbaik untuk Bangsa

Rabu, 29 Juli 2015 - 01:17 WIB
Ketua PP Muhammadiyah: HT Bisa Memberikan Terbaik untuk Bangsa
Ketua PP Muhammadiyah: HT Bisa Memberikan Terbaik untuk Bangsa
A A A
JAKARTA - Kiprah Hary Tanoesoedibjo (HT) di dunia politik mendapat apresiasi dari Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir.

Menurut pria berkacamata itu, HT yang merupakan Ketua Umum DPP Partai Perindo bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia.

”Dengan agenda perubahan, Hary Tanoe bisa memberikan langkah-langkah terbaik untuk bangsa,” ujar Haedar usai berdialog dengan HT di MNC Tower, Jakarta Selasa 28 Juli 2015.

Haedar datang bersama jajaran pengurus PP Muhammadiyah untuk menyosialisasikan penyelenggaraan Muktamar ke-47 PP Muhammadiyah yang akan berlangsung di Makassar, Sulawesi Selatan pada 3-8 Agustus 2015.

Haedar mengatakan, keputusan HT terjun ke politik merupakan langkah positif yang patut diapresiasi. Sebab, kata dia, Indonesia membutuhkan sosok muda yang memegang teguh idealisme-nya dalam membangun Indonesia

“Kami sangat apresiatif atas langkah dan pemikiran Hary Tanoe. Sosok muda yang sukses dalam bidang bisnis, sekarang concern membangun Indonesia,” katanya.

Menurut dia, HT bisa menginspirasi kaum muda lainnya untuk bersama-sama membangun negeri ini. ”Ini menjadi pembelajaran bagi kaum muda Indonesia. Indonesia memerlukan tokoh muda yang membumi, tapi juga berdiri di atas idealisme,” tutur Haedar.

Dia menambahkan, banyak permasalahan Indonesia yang harus segera diatasi. Di bidang ekonomi misalnya, kata Haedar, kesenjangan semakin lebar. Sementara di bidang politik, demokrasi Indonesia dicederai transaksi politik.

“Indonesia milik kita bersama yang harus diselamatkan bersama. Bangsa kita bisa maju, bisa sejajar dengan bangsa lain jika keluar dari berbagai kondisi ketertinggalan,” katanya.

Pada pertemuan itu, HT mengungkapkan kondisi Indonesia yang memprihatinkan. Pada era 70-an, Indonesia merupakan negara pengekspor minyak dan menjadi anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).

Sementara ada 80-90an industri manufaktur berkembang pesat sehingga mendatangkan investasi. Lalu, kata dia, Indonesia mendapat windfall pada 2000-2012 karena melonjaknya harga komoditas seperti batubara dan kelapa sawit.

“Sekarang ketiganya tidak ada semuanya. Sekarang kita impor, bukan ekspor minyak. Basis industri sudah bergeser ke konsumsi. Harga komoditas sedang jatuh-jatuhnya. Ekonomi kita sekarang ini tidak memiliki penopang yang kuat. Butuh langkah cepat dan tepat untuk mengatasinya,” tutur HT.

Menurut HT, semua elemen bangsa harus ikut mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi Indonesia. “Indonesia perlu orang-orang yang bisa ikut mengatasi permasalahan bangsa. Siapa lagi kalau bukan anak bangsa,” katanya.


PILIHAN:


Kornas Fokal IMM Dorong Jokowi-JK Penuhi Janji Kampanye
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8110 seconds (0.1#10.140)