Uji Coba Nasib di Ibu Kota Jakarta

Selasa, 28 Juli 2015 - 10:12 WIB
Uji Coba Nasib di Ibu...
Uji Coba Nasib di Ibu Kota Jakarta
A A A
Sitti Ghaliyah
Mahasiswi Jurusan Fisika, Fakultas MIPA

Dari sisi demografi fenomena mudik Lebaran tidak bisa dilepaskan dari masalah urbanisasi.

Seusai musim mudik ke kampung halaman, selanjutnya fenomena tersebut akan berpotensi menyisakan persoalan urbanisasi ke kota-kota besar di Indonesia. Jakarta sebagai ibu kota negara saat ini dinilai tidak bisa menutup diri dari kedatangan masyarakat dari daerah. Upaya menahan pertambahan jumlah penduduk tidak bisa dilakukan dengan mudah di Jakarta saat ini.

Kini Jakarta semakin padat akibat urbanisasi. Karena itu, perlu ada klarifikasi dan pemilahan pendatang dari daerah yang ingin uji coba nasib ke Jakarta. Salah satu solusi untuk mengawal fenomena urbanisasi yang begitu melimpah di Kota Jakarta adalah memindahkan pabrik ke pinggir kota dan menyediakan fasilitas tempat tinggal bagi para pekerjanya.

Pabrik-pabrik yang ada di tengah-tengah Jakarta selalu merekrut tenaga kerja dari daerah yang bisa dibayar murah. Dengan dipindahkannya pabrik-pabrik ke pinggir wilayah Jakarta, para pekerjanya diharapkan akan tinggal di sekitar daerah pabrik tersebut.

Namun, banyak perusahaan dan pabrik yang tidak menyediakan fasilitas tempat tinggal bagi para pekerjanya sehingga mereka terpaksa tinggal di bantaran kali atau rel kereta api. Hal yang paling penting untuk mengawal fenomena urbanisasi ini adalah pemerintah kota melakukan penertiban bangunan liar di tempat-tempat ilegal seperti di bantaran waduk dan sungai, di bawah jalan tol, serta di pinggir jalan inspeksi rel kereta api.

Uji coba nasib di ibu kota, salahkah? Pendatang dari daerah ingin uji coba nasib ke Kota Jakarta. Tentu hal tersebut tidaklah masalah karena Kota Jakarta sebenarnya saat ini kekurangan pekerja. Namun, yang menjadi permasalahan jika para pendatang tersebut tinggal di bangunan-bangunan liar.

Para pendatang yang melakukan uji coba nasib di Jakarta harus dapat memberikan kontribusi positif pada pembangunan kota. Mereka harus mempunyai kemampuan yang dapat diandalkan dan bermanfaat untuk orang lain dan dirinya sendiri.

Pendatang yang datang ke Jakarta sebaiknya sudah mempunyai pekerjaan tetap atau mempunyai cukup bekal uang. Mereka harus memastikan peluang kesuksesannya di kota tujuan. Namun, tentu saja akan menjadi masalah jika mereka hanya bermodal nekat.

Pembangunan perdesaan juga harus menjadi perhatian utama bagi pemerintah sehingga orang tidak berbondong-bondong datang ke Jakarta untuk sekadar uji coba nasib dengan bermodalkan nekat. Pemerintah harus memiliki strategi yang ampuh dalam melakukan pemerataan pembangunan salah satunya berpihak kepada pembangunan perdesaan.

Pemerintah daerah dapat membangun perekonomian dengan pelatihan keterampilan, membangun sekolah berkualitas, dan mengembangkan potensi usaha di masingmasing daerah.
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0636 seconds (0.1#10.140)