Tokoh Agama Diminta Dinginkan Kondisi

Jum'at, 24 Juli 2015 - 09:01 WIB
Tokoh Agama Diminta Dinginkan Kondisi
Tokoh Agama Diminta Dinginkan Kondisi
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta tokoh lintas agama untuk ikut mendinginkan kondisi pascainsiden di Tolikara, Papua.

Menurut Presiden, peran tokoh lintas agama sangat penting dalam menjaga keharmonisan antarumat beragama di Indonesia. ”Peran Bapak dan Ibu sebagai ulama dan tokoh agama sangat menentukan sekali. Memberikan nasihat dan wejangan kepada yang di bawah agar grass root bisa menjadi dingin dan justru tidak memanaskan suasana,” ungkap Jokowi saat bertemu tokoh lintas agama di Istana Negara kemarin.

Jokowi mengatakan, selama 70 tahun terakhir, Indonesia telah berhasil menyelaraskan kehidupan bersama. Karena itu, dia berharap agar masyarakat bisa tetap bijak menyikapi perbedaan yang ada sehingga tak mudah terprovokasi. ”Saya percaya para tokoh lintas agama sependapat dengan saya, bahwa bangsa ini akan berhasil jika melalui sekat-sekat yang ada,” tandasnya.

Soal peristiwa yang terjadi di Tolikara, Jokowi menganggap tidak akan terjadi bila komunikasi dan silaturahim antarumat beragama terjalin dengan baik. ”Tidak ada kata terlambat sehingga tidak ada gesekan kecil lagi,” paparnya.

Pertemuan para tokoh agama yang hadir di antaranya Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Ustaz Yusuf Mansyur, dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amidhan Shaberah. Hadir pula perwakilan tokoh agama lainnya.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti menyatakan Polri telah menangkap dua tersangka berinisial HK dan JW terkait insiden yang terjadi di Tolikara. ”Sudah (ditetapkan tersangka) baru dua orang. Dari pihak masyarakat sana dan karyawan swasta. Kalau tidak salah pegawai bank,” ungkap Badrodin.

Menurut dia, kedua tersangka akan dikenakan pasal berlapis karena menjadi provokator dalam penyerangan saat umat muslim merayakan salat Idul Fitri. ”Sangkaannya bisa melakukan perusakan, kekerasan, penganiayaan, bisa juga penghasutan. Dikenakan Pasal 160 KUH Pidana,” ujarnya.

Mengenai dugaan keterlibatan orang asing dalam insiden itu, Badrodin menyatakan Polri masih terus menyelidiki. ”Memang daftarnya ada (nama orang asing), tapi saya harus melakukan pengecekan apakah yang bersangkutan itu hadir atau tidak. Karena waktu saya ke sana menanyakan apakah ada yang asingnya, dijawab tidak ada,” ujarnya.

Dari hasil pengumpulan data-data, memang ada namanama orang asing tersebut dalam proposal kegiatan Kebaktian Kebangunan Rohani yang diajukan Gereja Injili di Indonesia ke kepolisian. ”Makanya kita minta kalau ada orang asing kan di dalam pengajuan rekomendasi izinnya itu ada nama orang asing, oleh karena itu diminta kelengkapan-kelengkapan itu,” paparnya.

Namun, menurut mantan kabaharkam ini, kelengkapankelengkapan itu tidak sampai ke Polri. Karena itu, Polri masih meragukan apakah orang asing tersebut datang atau tidak ke Tolikara. Saat disinggung berapa jumlah dan nama orang asing yang ada dalam proposal tersebut, Kapolri mengaku ada sekitar lima nama. Sayangnya, Kapolri tidak mau menjelaskan secara detail identitas dan asal negara kelima orang asing tersebut.

Kepala Badan Intelijen Negara Letjen TNI (purn) Sutiyoso tidak menampik adanya dugaan keterlibatan pihak asing dalam insiden di Tolikara. Namun, untuk memastikan hal itu diperlukan buktibukti yang menguatkan melalui hasil-hasil penyelidikan yang dilakukan aparat terkait. ”Keterlibatan asing sangat mungkin, tapi sekali lagi, kami harus mencari bukti-bukti terlebih dahulu,” ujarnya.

Sutiyoso meminta masyarakat untuk menunggu hasil penyelidikan dan penyidikan yang tengah dilakukan aparat kepolisian, termasuk dalam mencari dan menetapkan tersangka insiden tersebut. ”Semuanya masih mungkin, karena itu kami masih melakukan penyelidikan lebih dalam lagi,” katanya.

Mantan pangdam Jaya ini mengakui, peristiwa perusakan rumah ibadah di sejumlah daerah seperti di Purworejo dan Bantul, Yogyakarta, merupakan imbas dari insiden Tolikara. Namun, peristiwa itu lebih bersifat spontanitas.

”Saya telah menginstruksikan jajaran intelijen di daerah melalui Komunitas Intelijen Daerah, yang terdiri dari aparat intelijen TNI, Polri, dan pemerintahan untuk terus waspada dan meningkatkan pengawasan terhadap tempat-tempat ibadah. Saya sudah instruksikan semuanya. Pihak kepolisian juga tentu sudah siaga,” tandasnya.

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, kondisi keamanan di Tolikara sudah kondusif, karenanya tidak ada penambahan pasukan. ”Tolikara sudah aman, sudah kondusif. Babinsa sudah kuat-kuat,” ujarnya.

Mengenai adanya indikasi keterlibatan Organisasi Papua Merdeka, mantan kepala staf angkatan darat ini mengaku hal itu masih dalam penyelidikan. ”Antisipasinya ya, kan kemajemukan ini sudah final harus benar-benar dipelihara. Kan saat ini sedang ada Karya Bakti TNI di Tolikara,” kata Gatot.

Wakil Ketua Umum MUI Maruf Amin menyesalkan dan mengutuk keras tindak kekerasan terhadap umat muslim yang sedang melakukan ibadah salat Idul Fitri di Lapangan Koramil 1402-11 Tolikara.

MUI meminta aparat keamanan untuk mengusut tuntas dan menindak tegas semua pihak yang terlibat dalam tragedi teror terhadap umat Islam sampai ke akarakarnya dan meminta pemerintah untuk membangun kembali masjid dan seluruh kios yang terbakar. ”Mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk memproses hukum secara objektif, jujur, transparan bagi semua pihak yang terlibat terutama aktor intelektual sampai ke pengadilan,” ucapnya.

MUI juga mendesak pemerintah dan semua pihak untuk mewaspadai dan mencegah gerakan teror terhadap agama dan umat Islam serta agama-agama lain di Indonesia sehingga peristiwa itu tidak terjadi lagi di masa yang akan datang.

Sekretaris Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia Agustinus Ulahyanan mengaku sangat terkejut dan mengecam segala bentuk kekerasan, pelanggaran tata nilai, dan aturan apapun. Namun apa yang sudah terjadi di Tolikara, ujarnya, janganlah diperbesar.

”Janganlah membuat kesalahan di atas kesalahan, marilah kita perbaiki. Belajar dari apa yang terjadi untuk mengambil hikmah ke depan. Percayakan penyelesaian ini kepada mereka yang kita percaya, tahu, dan mampu dapat menyelesaikan dengan baik,” katanya.

Sucipto/ Khoirul muzzaki/ Okezone
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3647 seconds (0.1#10.140)