Penertiban Kampung Pulo Dilaksanakan Pekan Ini
A
A
A
JAKARTA - Ratusan bangunan liar di bantaran Kali Ciliwung, Kampung Pulo, Jakarta Timur, akan dibongkar, Sabtu (25/7). Sebelumnya 170 dari 900 kepala keluarga (KK) telah pindah saat Ramadan lalu.
Mereka sudah mengambil kunci untuk pindah ke rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Jatinegara. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta, Kukuh Hadi Santoso mengatakan, pada Sabtu (25/7), pihaknya berencana membongkar sisa bangunan liar Kampung Pulo di bantaran Kali Ciliwung. “Sudah ada 170 KK yang kami bongkar dan diberikan kunci Rusunawa Jatinegara.
Sebanyak 60 KK itu sudah pindah dan menempati Rusunawa Jatinegara,” kata Kukuh Hadi Santoso di Balai Kota, kemarin. Kukuh menjelaskan, saat ini sedikitnya masih ada 840 KK dari warga Kampung Pulo yang tinggal di 512 bidang tanah. Nanti mereka akan diberikan sosialisasi sebelum bangunannya dibongkar dan dipindahkan ke Rusunawa Jatinegara. Sepengetahuannya, kata Kukuh, ratusan warga sudah mengerti ruginya tinggal di bantaran kali.
Sebagian dari mereka bahkan ada yang membongkar sendiri tempat tinggalnya tanpa harus ditertibkan. “Kalau saya lihat, warga Kampung Pulo orangnya baik-baik. Mereka sadar mending ke rusun dari pada kebanjiran,” ujarnya. Kukuh berharap warga Kampung Pulo yang masih bertahan di bantaran kali pindah sukarela ke Rusunawa Jatinegara sebelum Sabtu (25/7). Apalagi rusun yang disediakan tidak jauh dari lokasi tempat tinggal mereka.
“Kami mau mengajak saudara-saudara kita yang ada di Kampung Pulo agar pindah ke Rusunawa Jatinegara. Ini kan bentuk perhatian kami ke rakyat. Tujuannya supaya mereka tidak kebanjiran lagi ketika hujan,” katanya. Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Prabowo Soenirman meminta pemprov menunggu jumlah rusunawa sesuai dengan jumlah warga bantaran kali. Dia juga berharap penertiban menunggu pemilik rumah yang barang kali masih ada di kampung.
“Sekarang kalau rusunnya belum siap, kenapa sudah sering ditertibkan? Akibatnya, banyak warga bantaran telantar. Bangun saja dulu rusunnya, baru pindahkan,” ungkapnya. Sementara banyak warga KampungPulomasihbertahandi rumah mereka sampai ada keputusan pembayaran ganti rugi. Salah satu warga berinisial S, 45, menegaskan, tidak akan pindah sampai ada perhatian dari pemerintah soal ganti rugi.
“Ya denger-denger kan habis Lebaran mau digusur. Kami tetap bertahan sampai ada ganti rugi. Emang bangun rumah murah dan gampang,” katanya, kemarin. Dia berharap pemerintah mau membuka mata hatinya memberikan perhatian kepada Warga Kampung Pulo yang telah puluhan tahun mendiami kawasan langganan banjir itu. “Saya harap Pak Ahok dan pemerintah bisa lebih bijaksana.
Kami tinggal di sini kan sudah lama dan bayar PBB juga. Semoga apa yang kami harapkan segera diberikan,” tuturnya. Dari penuturan S, warga RT 01 sudah berangsur-angsur pindah ke Rusunawa Jatinegara. Sementara warga RT 03 dan RT 4/RW 03 masih memilih bertahan di rumahnya sampai ada kejelasan soal pembayaran ganti rugi.
Bima setiyadi/ Sindonews
Mereka sudah mengambil kunci untuk pindah ke rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Jatinegara. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta, Kukuh Hadi Santoso mengatakan, pada Sabtu (25/7), pihaknya berencana membongkar sisa bangunan liar Kampung Pulo di bantaran Kali Ciliwung. “Sudah ada 170 KK yang kami bongkar dan diberikan kunci Rusunawa Jatinegara.
Sebanyak 60 KK itu sudah pindah dan menempati Rusunawa Jatinegara,” kata Kukuh Hadi Santoso di Balai Kota, kemarin. Kukuh menjelaskan, saat ini sedikitnya masih ada 840 KK dari warga Kampung Pulo yang tinggal di 512 bidang tanah. Nanti mereka akan diberikan sosialisasi sebelum bangunannya dibongkar dan dipindahkan ke Rusunawa Jatinegara. Sepengetahuannya, kata Kukuh, ratusan warga sudah mengerti ruginya tinggal di bantaran kali.
Sebagian dari mereka bahkan ada yang membongkar sendiri tempat tinggalnya tanpa harus ditertibkan. “Kalau saya lihat, warga Kampung Pulo orangnya baik-baik. Mereka sadar mending ke rusun dari pada kebanjiran,” ujarnya. Kukuh berharap warga Kampung Pulo yang masih bertahan di bantaran kali pindah sukarela ke Rusunawa Jatinegara sebelum Sabtu (25/7). Apalagi rusun yang disediakan tidak jauh dari lokasi tempat tinggal mereka.
“Kami mau mengajak saudara-saudara kita yang ada di Kampung Pulo agar pindah ke Rusunawa Jatinegara. Ini kan bentuk perhatian kami ke rakyat. Tujuannya supaya mereka tidak kebanjiran lagi ketika hujan,” katanya. Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Prabowo Soenirman meminta pemprov menunggu jumlah rusunawa sesuai dengan jumlah warga bantaran kali. Dia juga berharap penertiban menunggu pemilik rumah yang barang kali masih ada di kampung.
“Sekarang kalau rusunnya belum siap, kenapa sudah sering ditertibkan? Akibatnya, banyak warga bantaran telantar. Bangun saja dulu rusunnya, baru pindahkan,” ungkapnya. Sementara banyak warga KampungPulomasihbertahandi rumah mereka sampai ada keputusan pembayaran ganti rugi. Salah satu warga berinisial S, 45, menegaskan, tidak akan pindah sampai ada perhatian dari pemerintah soal ganti rugi.
“Ya denger-denger kan habis Lebaran mau digusur. Kami tetap bertahan sampai ada ganti rugi. Emang bangun rumah murah dan gampang,” katanya, kemarin. Dia berharap pemerintah mau membuka mata hatinya memberikan perhatian kepada Warga Kampung Pulo yang telah puluhan tahun mendiami kawasan langganan banjir itu. “Saya harap Pak Ahok dan pemerintah bisa lebih bijaksana.
Kami tinggal di sini kan sudah lama dan bayar PBB juga. Semoga apa yang kami harapkan segera diberikan,” tuturnya. Dari penuturan S, warga RT 01 sudah berangsur-angsur pindah ke Rusunawa Jatinegara. Sementara warga RT 03 dan RT 4/RW 03 masih memilih bertahan di rumahnya sampai ada kejelasan soal pembayaran ganti rugi.
Bima setiyadi/ Sindonews
(bbg)