DKI Prioritaskan Bus Bermesin Diesel

Rabu, 22 Juli 2015 - 10:49 WIB
DKI Prioritaskan Bus Bermesin Diesel
DKI Prioritaskan Bus Bermesin Diesel
A A A
JAKARTA - Badan usaha milik daerah (BUMD) PT Transportasi Jakarta berusaha mempercepat pengadaan bus bermesin diesel untuk meminimalisasi terbakarnya armada bus.

Hingga akhir tahun ini sekitar 420 bus diesel baru akan beroperasi di DKI Jakarta. Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Antonius Kosasih mengungkapkan, saat ini sedang mempercepat pengadaan bus bermesin diesel melalui e-catalogue Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP). Berdasarkan statistik, busbus bermesin diesel memang relatif jarang sekali mengalami risiko terbakar.

Namun, bukan berarti pihaknya tidak memprioritaskan bus berbahan bakar gas (BBG) yang dinilai ramah lingkungan. Menurut dia, dalam pengadaan bus, PT Transportasi Jakarta meniru pemerintahan di London, Inggris yang memilah busbus mereka secara ketat. Di sana bus-bus BBG articulated beberapa kali juga terbakar sehingga Pemerintah Kota London menyeleksi bus BBG.

Sebagian bus diganti dengan bus diesel, sementara bus yang masih menggunakan BBG harus dilengkapi peranti fire suppression yang baik karena bus BBG rentan over-heating. ”Bus bermesin diesel ini menggantikan bus-bus yang sudah tidak laik jalan atau yang harus diperbaiki dalam jangka waktu lama,” kata Antonius kemarin.

Rencananya besok (hari ini) pihaknya akan menghadiri groundbreaking produksi 1.000 unit bus diesel dengan spesifikasi teknis bus rapid transit (BRT) yang merupakan prakarsa Kementerian Perhubungan. Sebanyak 1.000 bus tersebut akan diproduksi oleh karoseri Laksana sebagai karoseri yang membuat badan bus buatan Swedia merek Scania.

Sekitar 300 dari 1.000 bus akan dioperasikan di Jabodetabek sebagai bus aglomerasi yang beroperasi di jalur bus Transjakarta (busway) sekaligus mengangkut penumpang Transjakarta tanpa harus membayar biaya tambahan. Untuk bus-bus BBG yang baru, PT Transportasi Jakarta hanya berani melakukan pengadaan bus BBG yang sudah terbukti aman dioperasikan di negara lain seperti Scania.

Sementara bus-bus yang sudah ada pihaknya akan menerapkan planned maintenance system dan pencatatan data historis seluruh armada baik internal Transjakarta maupun seluruh operator bus sehingga tidak bisa lagi perawatan diabaikan demi mencari keuntungan.

Ketua Penelitian dan Pengembangan Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Leksmono Suryo Putranto mengakui penggunaan BBG di Jakarta belum berjalan maksimal. Dia pun sangat mendukung langkah PT Transportasi Jakarta yang memprioritaskan pengadaan bus bermesin diesel.

Terpenting, bus diesel tersebut harus menggunakan biosolar yang terbukti ramah lingkungan. ”Penggunaan BBG sebenarnya lebih baik. Tapi, kita tidak bisa melakukan perawatan sesuai peraturan BBG, apalagi SPBG juga belum banyak. Jadi lebih baik perbanyak bus diesel asal jangan gunakan solar konvensional,” ujarnya.

Menurut dia, satu-satunya solusi meningkatkan pelayanan bus Transjakarta dengan menambah terus armada bus yang aman, nyaman, dan tepat waktu. Dengan begitu, masyarakat dengan sendirinya akan beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan massal.

Begitu juga dengan sterilisasi busway , jalur akan steril bila bus terus melintasi jalur tanpa ada ruang kosong yang menjadikan kesempatan kendaraan pribadi menggunakan busway.

Bima setiyadi
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7425 seconds (0.1#10.140)