Longsor di Nganjuk, Tiga Orang Tewas

Rabu, 22 Juli 2015 - 10:35 WIB
Longsor di Nganjuk, Tiga Orang Tewas
Longsor di Nganjuk, Tiga Orang Tewas
A A A
NGANJUK - Petaka terjadi pada akhir libur Lebaran di lokasi wisata air terjun Sedudo, Desa Ngliman, Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, sore kemarin. Tiga orang tewas dan belasan luka-luka akibat insiden ini.

Belasan wisatawan yang sedang mandi di bawah air terjun tertimpa material tebing yang longsor dari ketinggian 105 meter. Tiga wisatawan di antaranya tewas, lima luka berat, dan tujuh lainnya luka ringan. Tiga wisatawan yang meninggal, yaitu Hendra Pramono Setyawan, 12, warga Jalan Diponegoro 17, Desa Karangwaru, Tulungagung; Subhan Anang Mashuro, 35, warga Jalan Joporo 10 Surabaya; dan Sofyan Sahuri, 26, warga Jalan Kapas Surabaya.

Mereka meninggal setelah dirawat di RSUD Nganjuk. Sebagian korban luka ringan dan berat hingga tadi malam masih dirawat di RSUD Nganjuk dan puskesmas setempat. Selain menderita luka lecet di punggung dan kepala, beberapa korban mengalami patah tulang. ”Jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi tiga orang,” ujar Kapolsek Sawahan Kabupaten Nganjuk AKP Sumadi WR kepada wartawan.

Menurut dia, saat kejadian berlangsung memang tidak terlihat ada tanda-tanda bakal terjadi longsor. Debit air dalam kondisi stabil dan cuaca juga sangat cerah. ”Tiga korban yang meninggal persis berada di kolam air terjun akibat tertimpa pohon kecil dan bebatuan,” ujarnya. Polisi langsung menutup sementara lokasi wisata air terjun Sedudo untuk memudahkan evakuasi para korban.

Proses evakuasi cukup sulit lantaran lokasi itu berada di ketinggian 1.438 meter di atas permukaan air laut. Menurut informasi yang diterima dari Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, longsor yang terjadi sekitar pukul 16.00 WIB ini bukan disebabkan faktor cuaca seperti angin atau hujan.

Longsornya tebing air terjun Sedudo dipicu tumbangnya pohon kering. Jatuhnya pohon kering diikuti material lain termasuk bebatuan. ”Kejadiannya tiba-tiba sehingga tidak ada wisatawan yang sedang mandi di bawah air terjun tidak sempat menghindar,” ujar Sutopo.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nganjuk Sukoyono menjelaskan, kemarin sore air terjun Sedudo ramai dikunjungi wisatawan. Kolam pemandian di air terjun itu tidak terlalu dalam sehingga wisatawan bisa mandi bebas. ”Kalau saat liburan seperti ini, pengunjung ramai dan bisa dari mana saja,” ujarnya.

Air terjun Sedudo merupakan salah satu objek wisata terkenal yang menjadi andalan di Jawa Timur. Terlepas dari sejarah dan mitosnya, air terjun Sedudo memang menyajikan panorama indah sehingga Pemkab Nganjuk menjadikannya sebagai ikon wisata. Pada masa Kerajaan Majapahit, air terjun ini sering digunakan untuk mencuci senjata milik raja dan patung sebelum pelaksanaan upacara kerajaan. Konon Gajah Mada pernah menggembleng prajuritnya di air terjun ini.

Selang beberapa tahun kemudian ketika kerajaan Islam mulai berkembang, air terjun Sedudo pernah digunakan sebagai tempat pertapaan Ki Ageng Ngaliman, yakni seorang penyebar agama Islam di daerah Nganjuk. Oleh karena itu setiap bulan sura selalu digelar ritual mandi Sedudo.

Solichan arif
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8319 seconds (0.1#10.140)