Olahan Ikan Janjang Manjakan Lidah Pemudik
A
A
A
PATI - Tahukah Anda dengan yang namanya ikan janjang? Ikan air payau ini memang kalah tenar dibanding koleganya seperti bandeng, bawal, atau lainnya yang sudah lazim digunakan sebagai bahan dasar aneka kuliner yang diolah dengan cara digoreng, dipepes, maupun dibakar.
Meski demikian, urusan rasa, ikan janjang tak mau kalah. Ikan ini juga rendah kolesterol serta kaya manfaat untuk kesehatan. Para pemudik dari arah barat (Semarang-Jakarta) atau timur (Rembang-Surabaya) yang melintasi jalur Pantura Pati bisa mencoba olahan kuliner berbahan dasar ikan janjang ini.
Keringat terlihat membasahi wajah Isro Roziqi, 28. Meski begitu, warga Madiun, Jawa Timur, ini mengabaikannya. Tangannya tetap mencomot daging ikan janjang yang tersaji di atas piring. Irisan daging ikan itu lantas dicocolkan ke sambal yang berwarna merah kehitam-hitaman.
Setelah itu, giliran nasi putih hangat yang disasarnya. Tanpa dikomando, tangan kanannya yang berisi ikan janjang, sambel dan nasi itupun mengarah ke mulutnya. “Mantap. Kalau seperti ini, saya pasti akan minta tambah satu porsi lagi,” kata pekerja swasta ini saat ditemui di Rumah Makan Mbah Bejo, Kompleks Kuliner Pujasera Pasar Puri Pati, kemarin.
Menu andalan di warung itu memang olahan ikan janjang, dan beberapa rupa kuliner penyet. Lokasi Rumah Makan Mbah Bejo yang berada di kawasan Pasar Puri sangat strategis. Butuh waktu hanya sekitar 3 menit dari jalur pantura Pati yang lokasinya memang bersebelahan dengan Pasar Puri.
Tak salah jika pengunjung warung ini tak hanya warga Pati, namun juga pengendara dan pemudik yang melintasi jalur pantura Pati. Salah satunya Isro Roziqi. Lelaki ini mengaku tiap kali pulang kampung dan lewat jalur Pantura selalu menyempatkan waktu makan olahan kuliner ikan janjang ala Mbah Bejo. Menurutnya, ikan janjang memiliki cita rasa yang khas.
Tekstur dagingnya lembut, rasanya juga gurih agak manis. Citarasa itu terasa klop saat dipadu dengan sambal dan lalapan buatan pengelola Mbah Bejo. “Saya memang sukanya menu penyet ikan janjang. Sudah dua tahun ini mudik dan selalu mampir ke sini,” ujarnya.
Pemilik Rumah Makan Mbah Bejo, Yunarni Sandra Mahadewi, menyatakan bahwa ide awal kuliner buatannya karena ingin menyajikan makanan yang lain dari biasanya. Setelah melalui berbagai proses dan pertimbangan, akhirnya ia pun menjatuhkan pilihan pada ikan janjang. Sebab, jarang sekali ada rumah makan yang menyajikan kuliner tersebut.
Muhammad Oliez
Meski demikian, urusan rasa, ikan janjang tak mau kalah. Ikan ini juga rendah kolesterol serta kaya manfaat untuk kesehatan. Para pemudik dari arah barat (Semarang-Jakarta) atau timur (Rembang-Surabaya) yang melintasi jalur Pantura Pati bisa mencoba olahan kuliner berbahan dasar ikan janjang ini.
Keringat terlihat membasahi wajah Isro Roziqi, 28. Meski begitu, warga Madiun, Jawa Timur, ini mengabaikannya. Tangannya tetap mencomot daging ikan janjang yang tersaji di atas piring. Irisan daging ikan itu lantas dicocolkan ke sambal yang berwarna merah kehitam-hitaman.
Setelah itu, giliran nasi putih hangat yang disasarnya. Tanpa dikomando, tangan kanannya yang berisi ikan janjang, sambel dan nasi itupun mengarah ke mulutnya. “Mantap. Kalau seperti ini, saya pasti akan minta tambah satu porsi lagi,” kata pekerja swasta ini saat ditemui di Rumah Makan Mbah Bejo, Kompleks Kuliner Pujasera Pasar Puri Pati, kemarin.
Menu andalan di warung itu memang olahan ikan janjang, dan beberapa rupa kuliner penyet. Lokasi Rumah Makan Mbah Bejo yang berada di kawasan Pasar Puri sangat strategis. Butuh waktu hanya sekitar 3 menit dari jalur pantura Pati yang lokasinya memang bersebelahan dengan Pasar Puri.
Tak salah jika pengunjung warung ini tak hanya warga Pati, namun juga pengendara dan pemudik yang melintasi jalur pantura Pati. Salah satunya Isro Roziqi. Lelaki ini mengaku tiap kali pulang kampung dan lewat jalur Pantura selalu menyempatkan waktu makan olahan kuliner ikan janjang ala Mbah Bejo. Menurutnya, ikan janjang memiliki cita rasa yang khas.
Tekstur dagingnya lembut, rasanya juga gurih agak manis. Citarasa itu terasa klop saat dipadu dengan sambal dan lalapan buatan pengelola Mbah Bejo. “Saya memang sukanya menu penyet ikan janjang. Sudah dua tahun ini mudik dan selalu mampir ke sini,” ujarnya.
Pemilik Rumah Makan Mbah Bejo, Yunarni Sandra Mahadewi, menyatakan bahwa ide awal kuliner buatannya karena ingin menyajikan makanan yang lain dari biasanya. Setelah melalui berbagai proses dan pertimbangan, akhirnya ia pun menjatuhkan pilihan pada ikan janjang. Sebab, jarang sekali ada rumah makan yang menyajikan kuliner tersebut.
Muhammad Oliez
(ftr)