Pangkostrad Bentuk Tim Gabungan

Selasa, 14 Juli 2015 - 10:24 WIB
Pangkostrad Bentuk Tim...
Pangkostrad Bentuk Tim Gabungan
A A A
JAKARTA - Panglima Kostrad (Pangkostrad) Letjen TNI Mulyono telah membentuk tim gabungan yang terdiri atas personel Kostrad dan kepolisian untuk memburu pelaku pengeroyokan dan penusukan dua anggota TNI AD di Gowa, Sulawesi Selatan, Minggu (12/7) dini hari.

Tim gabungan yang terdiri atas anggota kepolisian setempat dan Kostrad itu rencananya dibentuk di Makassar, Sulawesi Selatan. Meski dibentuk tim gabungan, semua proses hukum tetap dilakukan pihak kepolisian.

”Jadi, tim gabungan ini merupakan bantuan yang dilakukan Kostrad kepada kepolisian. Siapa pun yang melakukan, setelah tertangkap pasti akan diproses secara hukum oleh kepolisian. Kami memiliki komitmen dengan pihak kepolisian, kami cari bersama-sama pelakunya,” ujar Mulyono di Makostrad, Jakarta, kemarin. Mantan pangdam Jayakarta ini berharap tim gabungan bisa mempercepat penangkapan terhadap para pelaku penusukan dua prajurit TNI AD sehingga motif di balik kejadian itu bisa terungkap.

Pada praktiknya, tim gabungan akan dikoordinasikan Panglima Kodam (Pangdam) VII/Wirabuana, yang membawahi Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. ”Semua unsur kami libatkan. Adapun jumlah personel yang dikerahkan tidak terbatas, sesuai kebutuhan,” kata Mulyono. Pangkostrad menginstruksikan kepada seluruh prajurit Kostrad untuk tidak melakukan aksi balas dendam dan mencari pelaku penusukan itu secara sendiri-sendiri.

Jika ada prajurit yang kedapatan melakukan aksi balas dendam, yang bersangkutan akan ditindak tegas. ”Saya akan tindak bila ada yang melakukan aksi balas dendam. Saya akan tangkap. Supaya mereka tetap berada dalam jalur-jalur disiplin,” ucapnya. Menurut Mulyono, prajurit yang kedapatan melakukan aksi balas dendam bisa dijatuhi hukuman berat sesuai ketentuan berlaku, bahkan bisa termasuk dalam kategori melawan perintah atasannya.

”Prajurit tidak boleh bergerak sendiri sendiri. Untuk urusan ini sudah ditangani pihak berwajib,” tegas Mulyono. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wuryanto mengatakan saat ini kondisi di Sulawesi Selatan sudah kondusif. Pihaknya bersama aparat kepolisian masih mencari para pelaku untuk mengungkap latar belakang kejadian tersebut.

”Siapa pun pelakunya akan diproses sesuai hukum yang berlaku. Kamisangatyakinpolisi profesional dan bisa mengungkap kasus ini. Informasinya sudah ada beberapa orang, bukan cuma satu yang diperiksa,” ucapnya. Diketahui, dua personel Kostrad, Pratu Aspin Mallobasang dari Yonif Linud 433/JS Kostrad dan Pratu Fatku Rahman, anggota Brigif Linud 3/K, diserang 20 orang di areal Lapangan Syekh Yusuf, Kelurahan Sungguminasa, Kecamatan Soma Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Minggu (12/7) dini hari.

Akibat pengeroyokan itu, Pratu Aspin meninggal dunia lantaran mengalami luka tusuk cukup serius di dada kiri. Sementara Pratu Fatku saat ini masih menjalani perawatan di RS Pelamonia, Makassar, setelah mendapatkan luka tusuk di bagian perut dan punggung. Kedua anggota TNI itu tengah menjalani cuti Lebaran setelah melakukan tugasnya sebagai salah satu personel Pengamanan Perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Timur.

Sementara Kabid Humas Polda Sulselbar Kombespol Frans Barung menyatakan, Aspin dan rekannya sedang duduk-duduk di pelataran Lapangan Syekh Yusuf sekitar pukul 02.30 Wita. Tiba-tiba datang rombongan pelaku dengan 10 sepeda motor. ”Dua orang dengan berboncengan langsung menghampiri Pratu Fatku dan langsung mencekiknya sambil menanyakan apakah dia anggota polisi atau tentara,” kata Frans.

Selanjutnya, Pratu Fatku diseret hingga 3 meter dari tempat duduknya, lalu dibanting. Dia sempat melakukan perlawanan dan berhasil melepaskan diri menuju arah barat Lapangan Syekh Yusuf. Namun, hanya beberapa menit kemudian, serombongan pengendara sepeda motor lain yang diduga rekan pelaku tiba di tempat kejadian perkara (TKP) mengejar Pratu Aspin yang juga ingin melarikan diri. Hanya, korban gagal melarikan diri karena pelaku berhasil menarik jaket sweter korban.

”Saksi melihat salah seorang dari mereka menghunus samurai dan mengayunkan ke arah korban. Mengenai dada bagian kiri, setelah itu rombongan pelaku langsung meninggalkan TKP dan melarikan diri ke utara yang disinyalir mengarah ke Makassar,” tegas Frans.

Sucipto/ kurniawan eka mulyana
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0834 seconds (0.1#10.140)