Topan Melemah, 1 Juta Warga Mengungsi

Senin, 13 Juli 2015 - 10:40 WIB
Topan Melemah, 1 Juta...
Topan Melemah, 1 Juta Warga Mengungsi
A A A
BEIJING - Pantai timur China diterjang supertopan Chan-hom, tetapi hanya dalam waktu yang singkat karena topan itu berubah haluan secara mendadak. Kekuatan Chan-hom juga menurun setelah memasuki wilayah yang berdekatan dengan Shanghai.

Walau begitu, 1,1 juta warga tetap diungsikan. Chan-hom sebelumnya dikhawatirkan ahli meteorologis China akan menjadi angin topan terkuat dalam satu dekade terakhir atau sejak 1949. Kenyataannya, Chan-hom lebih lemah. Kecepatannya juga terus menurun dari 173 kph (108 mph) menjadi 162 kph (101 mph) saat mendarat di pantai Provinsi Zheijiang.

Chan-hom kemudian kembali ke laut dan menuju semenanjung Korea. Lembaga Meteorologi China, Korea Selatan (Korsel), dan Jepang serentak menurunkan status Chan-hom menjadi badai tropis atau dari alarm ”merah” menjadi ”kuning” kemarin. Meski demikian, mereka memperingatkan warga agar tetap berhati-hati.

Sebab iringan hujan deras dan angin kencang akan tetap berbahaya saat menerjang wilayah pesisir. Sampai tadi malam, tidak ada korban jiwa akibat badai ini. Chan-hom tidak menyebabkan kerusakan infrastruktur yang sangat besar kecuali banjir di Provinsi Jiangsu dan Anhui. Kendati begitu, musibah itu sempat membuat 1,1 juta masyarakat China bagian timur khawatir.

Mereka berupaya mengantisipasi skenario terburuk dengan melakukan evakuasi sejak beberapa hari sebelum Chan-hom datang. ”Angin sangat kencang. Hujan bisa menembus sela-sela jendela,” ujar warga Zhoushan, Zhang Zhouqun, seperti dilansir Xinhua . Kedatangan Chan-hom ke China membuat ekonomi China terganggu.

Apalagi setelah pemerintah membatalkan operasi kereta api dan adanya perintah pemulangan kapal ke pelabuhan terdekat yang membuat lebih dari 51.000 kapal mengikuti instruksi itu. Di Shanghai, semua penerbangan dari Bandara Internasional Pudong dan Bandara Hongqiao juga dibatalkan karena cuaca yang tidak kunjung kondusif.

Otoritas di Zhehiang mengatakan pihaknya kemungkinan mengalami kerugian sekitar 1,95 miliar yuan (Rp4,1 triliun), terutama di sektor pertanian yang mengalami kerugian sekitar 1,44 miliar yuan (Rp3,08 triliun). Chan-hom juga menyebabkan hujan lebat di Shanghai, Provinsi Anhui, Provinsi Fujian, Provinsi Jiangsu, dan Provinsi Zhejiang.

Akibat hujan badai tersebut, sekolah di sejumlah wilayah China diliburkan. Memasuki bulan Juli, angin topan menjadi peristiwa yang biasa terjadi di Laut China Selatan. Umumnya menerjangChina, Jepang, Korea, Filipina, serta Thailand. Sejumlah penerbangan domestik di Korsel juga terkena dampak topan ini.

Lebih dari 150 pesawat di seluruh wilayah Korsel yang hendak melakukan penerbangan domestik kembali mendarat atau tidak jadi berangkat. Namun Chan-hom tidak mengganggu jadwal penerbangan internasional di Korsel. Peringatan mengenai angin kencang dan hujan deras di wilayah Korsel bagian pantai selatan dan barat telah sampai ke otoritas terkait Korsel dan manajer penerbangan.

Sebelumnya, di Filipina 5 orang tewas pada awal pekan lalu dan lebih dari 20 mengalami luka-luka di Jepang pada Jumat (10/7). Saat itu, Taiwan juga terpaksa menutup pasar saham, sekolah, dan kantor. Hujan deras mengguyur dan angin kencang mendera Taiwan dalam hitungan jam.

Beberapa penerbangan dari dan ke Pulau Okinawa, Jepang, dan Taiwan Utara juga dibatalkan. Badan Klimatologi Korsel menyatakan kekuatan Chan-hom akan terus menurun ketika bergerak menuju Provinsi Hwanghae, Korea Utara, pagi ini.

Muh shamil
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0598 seconds (0.1#10.140)