Ngurah Rai Dibuka, Dua Bandara Masih Ditutup

Minggu, 12 Juli 2015 - 10:36 WIB
Ngurah Rai Dibuka, Dua Bandara Masih Ditutup
Ngurah Rai Dibuka, Dua Bandara Masih Ditutup
A A A
DENPASAR - Bandara Internasional Ngurah Rai Denpasar dibuka kembali pada pukul 10.00 Wita setelah ditutup selama hampir 35 jam akibat abu vulkanik letusan Gunung Raung di Jawa Timur.

Namun, hingga kemarin, dua bandara belum bisa beroperasi, yakni Bandara Blimbingsari di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur dan Bandara Tambolaka di Sumba Barat Daya, Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Kedua bandara masih harus ditutup karena belum aman dari ancaman abu vulkanik.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Julius Andravida Barata mengungkapkan, Bandara Internasional Ngurah Rai dibuka kembali (11/7) pada pukul 10.00 Wita kemarin. Langkah ini diambil berdasarkan Note To Airmen (Notam) Nomor A1420/ 15 karena debu vulkanik yang mulai berkurang. ”Debu vulkanik berangsur bergerak, kita akan terus update (perbarui) informasi,” ujar Barata kemarin.

Sehari sebelumnya, Bandara Internasional Lombok Praya dan Bandara Selaparang yang sempat ditutup juga sudah bisa beroperasi lagi pada pukul 11.05 Wita. Begitu pun Bandara Notohadinegoro, Jember. PT Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, membenarkan abu vulkanik Gunung Raung kini telah menjauh dari langit Pulau Dewata.

Menurut dia, berdasarkan hasil pengamatan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diketahui kondisi kecepatan angin pada ketinggian 5.000 hingga 7.000 kaki mencapai 5 hingga 20 knot berembus dari timur menuju barat. Adapun pada ketinggian 10.000 hingga 24.000 kaki, angin berembus dari utara dan berbelok ke barat daya.

Arah angin dari kedua sisi tersebut membawa abu Gunung Raung mengarah ke selatan dan barat daya, menjauh dari kawasan udara Bandara Ngurah Rai. ”Sehingga pihak operator bandara bersama dengan maskapai penerbangan dan instansi terkait memutuskan untuk membuka kembali bandara,” papar General Manajer PT Angkasa Pura I Ngurah Rai, Bali, Trikora Harjo, di Denpasar, kemarin.

Seperti diberitakan sebelumnya, akibat letusan Gunung Raung di Jawa Timur, 277 penerbangan di bandara tersebut terpaksa dibatalkan karena abu vulkanik mengarah ke Pulau Dewata. Sebanyak 19.453 calon penumpang domestik dan internasional gagal berangkat. Sejumlah maskapai membatalkan penerbangannya dari dan menuju Denpasar dan Lombok serta beberapa bandara lain yang terdampak abu vulkanik Gunung Raung.

Garuda Indonesia, misalnya, sejak Jumat (10/7) telah membatalkan 109 penerbangan. Sebelumnya disampaikan, sebanyak 111 penerbangan dibatalkan, tetapi 2 penerbangan (Surabaya- Jember pp) dioperasikan kembali. ”Dari jumlah 109 penerbangan tersebut, hingga pukul 21.00 WIB Jumat (10/7) sebanyak 104 penerbangan telah dibatalkan,” ujar Pelaksana Harian Vice Corporate Communications Garuda Indonesia Ikhsan Rosan di Jakarta kemarin.

Maskapai lain juga melakukan hal serupa seperti AirAsia Indonesia yang melakukan pembatalan 8 penerbangan internasional dan 5 domestik, Citilink sedikitnya 27 penerbangan, dan Lion Air 12 penerbangan.

Masih Ditutup

Bandara Tambolaka di Sumba Barat Daya, Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur untuk sementara ditutup dari semua aktivitas penerbangan karena terancam erupsi vulkanik Gunung Raung. ”Penerbangan ke bandara tersebut (Tambolaka) sangat terganggu dengan erupsi vulkanik Gunung Raung, sehingga untuk menjaga keselamatan penerbangan, bandara tersebut untuk sementara ditutup dari semua aktivitas penerbangan,” kata Kepala Dinas Perhubungan NTT Richard Djami di Kupang kemarin.

Akibat penutupan tersebut, penerbangan tiga maskapai yang mendarat di Bandara Tambolaka terganggu. Garuda Indonesia, misalnya, dengan rute penerbangan Denpasar-Tambolaka- Kupang mengalami gangguan. Begitu pun Wings Air dengan rute penerbangan Denpasar- Tambolaka dan maskapai penerbangan lokal TransNusa yang mengambil rute Kupang- Tambolaka-Denpasar.

”Ratusan calon penumpang di Bandara Tambolaka terpaksa menunggu dalam ketidakpastian. Tanggung jawab sepenuhnya terhadap nasib calon penumpang tersebut, hanya ada pada maskapai bersangkutan,” ujarnya.

Menurut dia, otoritas Bandara Tambolaka tidak bisa memberikan kepastian jadwal terbang kepada para calon penumpang karena sangat bergantung dengan kondisi di Bandara Ngurah Rai, Bali. ”Pesawatpesawat yang hendak digunakan untuk keluar dari Tambolaka masih tertahan semuanya di Denpasar karena faktor abu vulkanik Gunung Raung yang membuat sebagian besar maskapai penerbangan menunda jadwal terbangnya,” kata Djami.

Kondisi serupa dialami Bandara Blimbingsari Banyuwangi. Hingga kemarin sore, bandara tersebut belum bisa beroperasi karena belum aman dari ancaman abu vulkanik.

”Kami menerima notice to airmen (notam) pada Jumat (10/7) malam yang menyatakan Bandara Blimbingsari ditutup pada hari Sabtu hingga pukul 12.00 WIB. Namun jelang siang ada notam baru memperpanjang penutupan bandara hingga pukul 16.00 WIB,” kata Kepala Bandara Blimbingsari Sigit Widodo di Banyuwangi.

Lutfi yuhandi/ P juliatmoko/ Miftahul chusna/ant
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3983 seconds (0.1#10.140)