Waspadai Jalan Gelap dan Longsor

Jum'at, 10 Juli 2015 - 08:21 WIB
Waspadai Jalan Gelap...
Waspadai Jalan Gelap dan Longsor
A A A
TASIKMALAYA - Jalur selatan yang relatif tidak sepadat pantura kerap menjadi alternatif pemudik untuk menghindari kemacetan parah saat arus mudik maupun Lebaran.

Namun pemudik harus lebih waspada jika melalui jalur yang membentang mulai Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis Jawa Barat hingga menuju kotakota di Jawa Tengah, DIY maupun Jawa Timur ini. Dari pantauan kemarin, di sejumlah titik jalur masih terlihat gelap. Kondisi ini semakin berbahaya jika pemudik tak terbiasa melalui rute ini.

Selain umumnya tak selebar di pantura, jalur selatan juga banyak tanjakan, turunan maupun kelokan. Kondisinya juga belum 100% siap karena sejumlah fasilitas belum memadai. Dua jalur mudik utama di wilayah Kabupaten Garut diketahui rawan longsor.

Para pemudik yang melintasi dua jalur mudik, yaitu jalur Limbangan-Malangbong dan Kadungora-Tarogong-Cilawu, diimbau untuk berhati-hati. ”Di dua jalur utama tersebut terdapat sejumlah titik rawan bencana longsor,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah( BPBD) Kabupaten Garut Dadi Djakaria.

Kendati saat ini musim kemarau, tidak menutup kemungkinan longsor bisa terjadi. Sebab di sepanjang jalur ini cukup banyak tebing dan diapit jurang. Djakaria mengungkapkan bencana longsor terakhir terjadi di kawasan Malangbong, tepatnya di Desa Citeras, belum lama ini.

Saat itu material longsoran menutup badan jalan dan mengancam rel kereta api. ”Banyak bagian bahu jalan yang sudah terkikislongsor. TanahdiCilawumemang sangat labil, selain jalannya yang berkelok tajam,” katanya.

Di Tasikmalaya, jalur Salawu hingga Singaparna sangat minim penerangan sehingga membahayakan para pemudik. Soalminimnya penerangan ini, Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum mengaku terkendala anggaran untuk pengadaannya.

Jalur yang paling mendesak dipasangi penerangan adalah dari wilayah Tenjowaringin Salawu hingga Mangunreja. Di sini sedikitnya ada 20 titik rawan kecelakaan akibat kondisi yang gelap. Sekarang ini di Salawu baru terpasang 50 titik penerangan dan idealnya masih dibutuhkan 100 titik penerangan lagi. Jalur lainnya adalah akses jalan Tasikmalaya selatan yang masih gelap gulita.

Di titik ini, kebutuhan lampu penerangan mencapai ribuan. Untuk pemudik yang akan melalui jalur tengah Sumedang atau alternatif Bandung-Cirebon, Kasatlantas Polres Sumedang AKP Zainul Arifin mengimbau agar pengendara berhati-hati, khususnya saat melintas di jalur rawan kecelakaan lalu lintas.

”Seperti di sekitar Pabrik Kahatex, di belokan Cikuda Jalan Raya Ciromed, Jalan Raya Cadaspangeran, jalurNyalindung, Paseh hinggaCijelag, Tomo,” ujarnya. Adapun di jalur alternatif penghubung Sumedang-Tasikmalaya, kata dia, yang perlu diwaspadai adalah di wilayah Wado, Sumedang. Selain jalannya berkelok-kelok dan cukup menanjak, jalur ini juga minim penerangan jalan umum.

Dari pantauan arus lalu lintas pada H-8 kemarin, belum terlihat peningkatan volume kendaraan pemudik. Diprediksi puncak arus mudik di jalur tengah Sumedang akan terjadi pada H-3 Lebaran. Di Ciamis, kendaraan kemarin masih didominasi truk, kontainer, dan colt bak dari arah timur menuju barat maupun sebaliknya. Lonjakan angkutan barang sangat terlihat pada malam hari.

Lonjakan terjadi karena kemarin merupakan hari terakhir jenis kendaraan itu diizinkan melintas. Kendaraan yang tetap diperbolehkan melintas H-7 hingga H+7 adalah pengangkut sembako dan bahan bakar minyak.

Meski perbaikan masih di sana-sini, secara umum kondisi jalur di Jawa Barat siap untuk dilalui pemudik. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) telah menginstruksikan agar perbaikan dikebut. ”Meski ada keterlambatan turunnya dana, perbaikan jalur pantura hampir selesai,” ungkapnya.

Bergelombang

Memasuki wilayah perbatasan Banyumas sampai Gombong, Jawa Tengah, jalanan juga tidak sepenuhnya mulus. Di jalan raya Sokaraja-Buntu- Sumpyuh-Tambak-Gombong- Karanganyar hingga memasuki Kebumen kota, selain ruasnya tidak begitu lebar, kondisinya juga bergelombang dan berkelok.

Diprediksi pada arus mudik nanti akan terjadi kemacetan atau kepadatan tinggi. Pemudik juga diimbau memanfaatkan jalur-jalur alternatif seperti di Sokaraja menuju Kecamatan Tambak, Banyumas dan wilayah Gombong, Kebumen jika terjadi kemacetan parah. Jalur yang lebarnya agak sempit ini kondisi aspalnya cukup layak.

Jika pengendara hendak ke Banyumas atau ke Banjarnegara bisa melewati dua pilihan jalur alternatif, yakni Jalur Gombong- Sempor-Ketileng-Gandulekor- Banjarnegara atau Banyumas. Pilihan kedua bisa melintasi jalur Gombong-Kenteng- Somagede-Banjarnegara. ”Jalurnya relatif sepi dan dimungkinkan lancar dibandingkan mengambil jalur Gombong- Tambak-Sumpyuh-Buntu,” papar Kepala Dishubkominfo Kebumen Nugroho Adi Waluyo.

Memasuki perbatasan Kabupaten Purworejo, kondisi aspal Prembun-Kecamatan Butuh, Purworejo bergelombang. Para pengendara dimohon berhatihati karena pada jalur ini hingga jalur Butuh-Kutoarjo-Bayan sangat rawan terjadi kecelakaan lalu lintas. Hingga memasuki perempatan Terminal Purworejo, para pengendara yang hendak ke arah Yogyakarta hendaknya mengambil jalur ke selatan, yakni Ring Road Selatan.

Kondisi jalur ini sangat baik, tetapi perlu diwaspadai saat memasuki persawahan di Kecamatan Banyuurip. Jalan yang sempit dan halus kerap membuat pengendara terlena memacu kendaraannya dengan kencang.”Jalur Banyu urip hingga ke Kecamatan Bagelen rawan terjadi lakalantas,” ungkap Kepala Dishubkominfo Purworejo Agus Budi.

Polda Jawa Tengah memetakan, ada 106 titik rawan kecelakaanlalulintas( lakalantas) diprovinsiini. Titik rawan lakalantas itu tersebar di berbagai jalur mulai pantura, jalur tengah maupun jalurselatan. Titik rawan lakalantas itu berbentuk jalan rusak, lokasi perbaikan jalan, kontur kemiringan, jalur padat dan macet hingga penerangan minim.

Selain rawan lakalantas, Polda Jateng juga memetakan ada 113 lokasi rawan macet, 72 lokasi pasar tumpah, perlintasan rel KA tanpa palang 205 lokasi, dan perlintasan rel KA dengan palang 216 lokasi.

Transaksi Sekali di Palikanci

Beroperasinya tol Cikopo- Palimanan (Cipali) diprediksi akan meningkatkan volume kendaraan yang melintasi tol Palimanan-Kanci (Palikanci) hingga 27% atau sekitar 451.111 unit. General Manager PT Jasa Marga Cabang Palikanci Teddy Rosady memprediksi kenaikan kendaraan akan jelas terlihat pada H-3 atau Selasa (14/7).

Sementara puncak arus mudik diprediksi terjadi pada H-2 hingga H-1 Lebaran 2015. Untuk meminimalisasi antrean di jalan tol akibat peningkatan volume kendaraan, pihaknya berencana mengubah mekanisme transaksi dari dua kali menjadi hanya sekali. Untuk arus mudik, menurutnya, pembayaran akan dilakukan di Gerbang Tol Ciperna Utama. ”Untuk arus balik, pembayaran akan dilakukan di Gerbang Tol Plumbon 4,” sambungnya.

Erika lia/Fani ferdiansyah/Nanang kuswara/Heri p/Aam aminullah/Eka setiawan
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0583 seconds (0.1#10.140)