BNPT Minta Masyarakat Waspadai ISIS
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Usman Saud Nasution menyatakan sangat sedih dan malu mendengar ada kabar anggota polisi dari Jambi yang terkena bujuk rayu dan propaganda dari IslamicStateof Iraq and Syria (ISIS).
Karena itu, pihaknya meminta masyarakat tidak tergiur propaganda ISIS. ”Jelas kami sedih ada anggota kepolisian yang sudah berangkat ke Irak dan Suriah dan terbunuh di sana. Itu sangat memalukan kita dan tidak boleh terjadi lagi. Untuk kepada seluruh keluarga besar BNPT dan seluruh masyarakat Indonesia, saya minta agar mewaspadai propaganda ISIS tersebut sehingga ke depan tidak ada lagi yang bergabung dengan mereka (ISIS),” katanya dalam rilisnya kemarin.
Dia mengharapkan pada bulan suci Ramadan ini seluruh masyarakat Indonesia, khususnya kepada orangorang yang masih terjebak paham radikalisme dan terorisme, untuk bertobat dan kembali ke jalan yang benar.
”Marilah kita saling introspeksi dan mengecek serta memperkuat iman kita sesuai ajaran yang benar. Momentum bulan puasa ini kita benar-benar bisa menahan hawa nafsu dan bersikap sabar. Marilah kita ciptakan perdamaian dan kedamaian dengan memperkuat iman dan Islam kita serta menjauhi ajaran-ajaran menyimpang seperti radikalisme dan terorisme,” kata Saud.
Sementara itu, mantan Wakil Menag Nasaruddin Umar mengatakan, tindakan terorisme yang mengatasnamakan agama Islam yang pernah terjadi di Indonesia dan seluruh muka bumi dinilai sebagai kesalahan yang besar dan konyol. Para pelaku tindakan-tindakan radikalisme dan terorisme itu tidak memiliki pemahaman agama yang benar sesuai dengan kitab suci Alquran dan Hadits.
”Kalau mau masuk surga, buat apa harus melakukan aksi bom bunuh diri seperti di Bali dan Hotel JW Marriot? Kalau mau mendapat bidadari, tidak seharusnya mengorbankan dan menghilangkan nyawa orang lain. Islam tidak mengenal kekerasan, apalagi menghilangkan nyawa orang lain dengan tindakan yang sadis,” kata dia.
Menurut Nasaruddin, jalan pintas yang notabene justru melanggar hukum itu dilakukan karena pelaku terorisme tidak pernah membaca deretan panjang Hadits dengan cermat dan tidak membaca ayat-ayat Alquran secara mendalam. ”Jika mereka paham, betapa murahnya Allah SWT dalam mengampuni dosa hambahamba- Nya. Saya yakin mereka tidak akan melakukan jalan pintas yang dimurkai oleh Allah SWT,” ujar Nasaruddin.
Untuk itulah, Nasaruddin mengajak seluruh pihak yang selama ini sudah termakan oleh propaganda dan ajakan sesat paham radikalisme dan terorisme untuk segera bertobat dan kembali pada ajaran Islam yang benar sesuai Alquran dan Hadits. Apalagi, saat ini umat muslim di seluruh dunia tengah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Alfian faizal
Karena itu, pihaknya meminta masyarakat tidak tergiur propaganda ISIS. ”Jelas kami sedih ada anggota kepolisian yang sudah berangkat ke Irak dan Suriah dan terbunuh di sana. Itu sangat memalukan kita dan tidak boleh terjadi lagi. Untuk kepada seluruh keluarga besar BNPT dan seluruh masyarakat Indonesia, saya minta agar mewaspadai propaganda ISIS tersebut sehingga ke depan tidak ada lagi yang bergabung dengan mereka (ISIS),” katanya dalam rilisnya kemarin.
Dia mengharapkan pada bulan suci Ramadan ini seluruh masyarakat Indonesia, khususnya kepada orangorang yang masih terjebak paham radikalisme dan terorisme, untuk bertobat dan kembali ke jalan yang benar.
”Marilah kita saling introspeksi dan mengecek serta memperkuat iman kita sesuai ajaran yang benar. Momentum bulan puasa ini kita benar-benar bisa menahan hawa nafsu dan bersikap sabar. Marilah kita ciptakan perdamaian dan kedamaian dengan memperkuat iman dan Islam kita serta menjauhi ajaran-ajaran menyimpang seperti radikalisme dan terorisme,” kata Saud.
Sementara itu, mantan Wakil Menag Nasaruddin Umar mengatakan, tindakan terorisme yang mengatasnamakan agama Islam yang pernah terjadi di Indonesia dan seluruh muka bumi dinilai sebagai kesalahan yang besar dan konyol. Para pelaku tindakan-tindakan radikalisme dan terorisme itu tidak memiliki pemahaman agama yang benar sesuai dengan kitab suci Alquran dan Hadits.
”Kalau mau masuk surga, buat apa harus melakukan aksi bom bunuh diri seperti di Bali dan Hotel JW Marriot? Kalau mau mendapat bidadari, tidak seharusnya mengorbankan dan menghilangkan nyawa orang lain. Islam tidak mengenal kekerasan, apalagi menghilangkan nyawa orang lain dengan tindakan yang sadis,” kata dia.
Menurut Nasaruddin, jalan pintas yang notabene justru melanggar hukum itu dilakukan karena pelaku terorisme tidak pernah membaca deretan panjang Hadits dengan cermat dan tidak membaca ayat-ayat Alquran secara mendalam. ”Jika mereka paham, betapa murahnya Allah SWT dalam mengampuni dosa hambahamba- Nya. Saya yakin mereka tidak akan melakukan jalan pintas yang dimurkai oleh Allah SWT,” ujar Nasaruddin.
Untuk itulah, Nasaruddin mengajak seluruh pihak yang selama ini sudah termakan oleh propaganda dan ajakan sesat paham radikalisme dan terorisme untuk segera bertobat dan kembali pada ajaran Islam yang benar sesuai Alquran dan Hadits. Apalagi, saat ini umat muslim di seluruh dunia tengah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Alfian faizal
(ftr)