Kehidupan Warga Terancam Guncang

Senin, 06 Juli 2015 - 10:45 WIB
Kehidupan Warga Terancam Guncang
Kehidupan Warga Terancam Guncang
A A A
Krisis keuangan yang dialami Yunani berimbas terhadap kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Meskipun hingga saat ini dampaknya belum begitu terasa, dengan tutupnya beberapa bank, negosiasi dan transaksi barang mengalami pembekuan.

Karena itu, tak heran jika kehidupan warga Yunani bakal guncang. Saat ini Yunani juga terancam krisis kebutuhan sehari- hari seperti makanan dan obat-obatan. Hampir separuh makanan yang masuk Yunani dikirim dari luar negeri. Sialnya, saat Yunani sedang bokek , mereka dituntut membayar utang terhadap bank internasional yang telanjur menumpuk. Dana pinjaman yang mereka ambil sekitar 1,5 miliar euro belum bisa dilunasi.

Masyarakat pun mulai cemas karena kondisi itu memprihatinkan. Semua bank di Yunani terkena getahnya. Aktivitas transfer ditutup sementara dan pengambilan uang tunai bagi para pemilik deposito dibatasi sekitar 60 euro per orang. Baik warga lokal maupun asing terpaksa antre di depan anjungan tunai mandiri (ATM) di Yunani. Pemandangan seperti itu terus terjadi setiap hari sejak seminggu lalu.

Situasi ini berdampak terhadap transaksi para pebisnis dan pemilik toko. Aktivitas bisnis mereka tersendat karena dengan tutupnya bank, mereka tidak bisa membayar pembelian makanan atau obatobatan. Padahal, konsumsi masyarakat Yunani terbilang tinggi. Jika penutupan bank berlangsung lama, Yunani bakal terkena dampak yang sangat signifikan. Para turis yang melancong di Pulau Mykonos dan Santorini mengaku mulai sedikit kesulitan mencari gula dan tepung.

Seorang pemilik toko farmasi di Athena, Mary Papadopoulou, juga mengatakan pasokan obat-obatan mulai surut. ”Kami kehabisan thyroxine. Jika situasi tidak berubah, jenis obat yang lain juga pasti habis,” kata Papadopoulou, dikutip Guardian .

Kepala Konfederasi Nasional Hellenic Commerce Vasilis Korkidis mengatakan bahwa krisis moneter yang kini melanda Yunani memengaruhi semua aspek. ”Aktivitas impor, ekspor, perusahaan, pabrik, transportasi, semuanya membeku. Sektor yang memerlukan pemasokan besar ialah makanan dan bahan bakar,” ujar Korkidis, dilansir 9news .

Kondisi buruk itu membuat calon wisatawan asing menjadi berpikir tujuh kali sebelum memutuskan terbang ke Yunani. Pasalnya, mereka berlibur ke Yunani untuk menikmati hidup, bukan bertahan hidup. Pada pekan lalu, lebih dari 50.000 turis membatalkan perjalanan ke Yunani setiap hari. Itu menjadi pukulan telak bagi sektor pariwisata.

Konfederasi Pariwisata Yunani mengungkapkan, pembelian karcis liburan menuju Yunani anjlok sekitar 40% pekan lalu. Jika bank di Yunani belum dibuka kembali, para turis yang akan atau sudah berada di Yunani tidak akan bisa membeli makanan atau obat-obatan. Peringatan itu juga ditegaskan Constantine Michalos dari Dewan Komersial Athena.

”Pada awal pekan depan (pekan ini), rak-rak akan kehabisan pasokan. Turis kemungkinan akan berada di sini tanpa kebutuhan dasar,” ujar Michalos, dikutip Telegraph. ”Tokotoko kemungkinan akan mulai tutup pada Jumat (10/7) dan tidak akan kembali buka karena mereka tidak mampu mengimpor produk dari luar negeri,” tambahnya.

Michalos melanjutkan, para turis asing perlu menyiapkan segala sesuatunya secara matang untuk mengantisipasi skenario terburuk apabila krisis finansial di Yunani berlangsung berkepanjangan. ”Kita lihat saja pekan depan (pekan ini). Sebagian besar kekhawatiran kami di sini ialah makanan dan obat-obatan,” tandas Michalos.

Pemerintah diharapkan dapat menyelesaikan krisis ini secepatnya. Menilik tahun-tahun sebelumnya, musim panas menjadi waktu panen turis di Yunani. ”Kami memiliki turis asing di sini sehingga kami tidak bisa membiarkan mereka terlantar tanpa kebutuhan dasar. Kami perlu mencari cara agar pasokan makanan dan obat-obatan tetap terpenuhi, ” kata Michalos.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri RI menyatakan belum mendapatkan rekomendasi dari Kedutaan Besar RI di Athena mengenai peringatan terhadap WNI yang ingin ke sana. ”Sebab ini tidak seperti krisis kemanusiaan,” kata Muhammad Lalu Iqbal, direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia, kepada KORAN SINDO.

Muh shamil
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2826 seconds (0.1#10.140)
pixels