Calon Kepala Daerah PDIP Teken Sumpah Setia
A
A
A
DEPOK - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah merampungkan Sekolah Partai tahap pertama bagi calon kepala daerah yang akan diusung dalam pilkada serentak mendatang.
Selain menggembleng berbagai materi untuk strategi pemenangan dan penajaman ideologi serta program-program rakyat, di Sekolah Partai tersebut para siswa yang merupakan calon kepala/ wakil kepala daerah dari PDIP juga diwajibkan untuk menandatangani sumpah setia yang dinamakan Panca Prasetya.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, isi Panca Prasetya antara lain komitmen untuk setia pada Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta Bhinneka Tunggal Ika. Selain itu, para calon kepala daerah dari PDIP itu juga diharuskan mewujudkan cita-cita Trisakti dan Nawacita jika kelak terpilih menjadi kepala daerah.
”Panca Prasetya bukan komitmen yang mudah. Memang harus disertai dengan tekad bulat untuk melaksanakannya,” kata Hasto saat menutup acara Sekolah Partai bagi ratusan calon kepala daerah dari PDIP di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, kemarin. Hasto mengungkapkan, salah satu tujuan utama pembentukan Sekolah Partai adalah kader-kader PDIP yang diusung di pilkada itu mampu menawarkan harapan kepada pemilih untuk kehidupan yang lebih baik.
Untuk itu, di hadapan ratusan bakal calon kepala dan wakil kepala daerah dari PDIP, Hasto mengingatkan bahwa kekuasaan adalah cara untuk membebaskan rakyat kecil agar hidup sejahtera. ”Maka rakyat harus jadi dasar motivasi pemenangan Anda,” ujar Hasto.
Hasto menjelaskan, selama mengikuti sekolah itu, para peserta diajarkan untuk membumikan Pancasila ketika berkuasa agar prinsip itu hadir menjadi kebijakan yang hidup. Selain itu, diajarkan juga berbagai hal terkait aspek pemerintahan, aspek mengorganisasi rakyat, dan teknik berkomunikasi.
”Di sini peserta dididik untuk memiliki semangat juang, bukan yang hanya percaya pada kekuatan modal dan uang. Semua harus percaya bahwa rakyatlah hakim tertinggi. Kemenangan Jokowi sudah membuktikan soal itu,” kata Hasto. Dalam kesempatan tersebut, Hasto menegaskan DPP PDIP akan terus mendampingi kader-kadernya yang akan bertarung di pilkada.
Untuk memenangkan calon yang diusung, PDIP akan menerapkan pola gotong-royong yakni daerah yang tak ikut pilkada akan diinstruksikan membantu daerah sekitarnya yang ikut pilkada. ”Ini bukan unjuk kekuatan, namun perlu dan inilah prinsip gotong-royong.
Kemenangan akan diperoleh dengan gotongroyong,” ucapnya. Kepala Sekolah yang juga Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun mengungkapkan, lima butir Panca Prasetya yang ditandatangani semua calon harus diimplementasikan.
”Apabila saya tidak melaksanakan atau mengingkari Panca Prasetya, saya akan mengundurkan diri dari jabatan kepala atau wakil kepala daerah, serta siap menerima sanksi organisasi dari Dewan Pimpinan Pusat PDIP,” sebut dia. Komarudin Watubun menyatakan, Panca Prasetya merupakan bagian dari upaya mendisiplinkan kader.
DPPPDIP akan melakukan tindakan tegas terhadap para calon kepala daerah yang mengabaikan Sekolah Partai. ”Ada yang bilang, ini (Sekolah Partai) kegiatan DPP saja supaya ada pekerjaan. Jangan pernah mendiskreditkan sekolah ini,” katanya.
Rahmat sahid
Selain menggembleng berbagai materi untuk strategi pemenangan dan penajaman ideologi serta program-program rakyat, di Sekolah Partai tersebut para siswa yang merupakan calon kepala/ wakil kepala daerah dari PDIP juga diwajibkan untuk menandatangani sumpah setia yang dinamakan Panca Prasetya.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, isi Panca Prasetya antara lain komitmen untuk setia pada Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta Bhinneka Tunggal Ika. Selain itu, para calon kepala daerah dari PDIP itu juga diharuskan mewujudkan cita-cita Trisakti dan Nawacita jika kelak terpilih menjadi kepala daerah.
”Panca Prasetya bukan komitmen yang mudah. Memang harus disertai dengan tekad bulat untuk melaksanakannya,” kata Hasto saat menutup acara Sekolah Partai bagi ratusan calon kepala daerah dari PDIP di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, kemarin. Hasto mengungkapkan, salah satu tujuan utama pembentukan Sekolah Partai adalah kader-kader PDIP yang diusung di pilkada itu mampu menawarkan harapan kepada pemilih untuk kehidupan yang lebih baik.
Untuk itu, di hadapan ratusan bakal calon kepala dan wakil kepala daerah dari PDIP, Hasto mengingatkan bahwa kekuasaan adalah cara untuk membebaskan rakyat kecil agar hidup sejahtera. ”Maka rakyat harus jadi dasar motivasi pemenangan Anda,” ujar Hasto.
Hasto menjelaskan, selama mengikuti sekolah itu, para peserta diajarkan untuk membumikan Pancasila ketika berkuasa agar prinsip itu hadir menjadi kebijakan yang hidup. Selain itu, diajarkan juga berbagai hal terkait aspek pemerintahan, aspek mengorganisasi rakyat, dan teknik berkomunikasi.
”Di sini peserta dididik untuk memiliki semangat juang, bukan yang hanya percaya pada kekuatan modal dan uang. Semua harus percaya bahwa rakyatlah hakim tertinggi. Kemenangan Jokowi sudah membuktikan soal itu,” kata Hasto. Dalam kesempatan tersebut, Hasto menegaskan DPP PDIP akan terus mendampingi kader-kadernya yang akan bertarung di pilkada.
Untuk memenangkan calon yang diusung, PDIP akan menerapkan pola gotong-royong yakni daerah yang tak ikut pilkada akan diinstruksikan membantu daerah sekitarnya yang ikut pilkada. ”Ini bukan unjuk kekuatan, namun perlu dan inilah prinsip gotong-royong.
Kemenangan akan diperoleh dengan gotongroyong,” ucapnya. Kepala Sekolah yang juga Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun mengungkapkan, lima butir Panca Prasetya yang ditandatangani semua calon harus diimplementasikan.
”Apabila saya tidak melaksanakan atau mengingkari Panca Prasetya, saya akan mengundurkan diri dari jabatan kepala atau wakil kepala daerah, serta siap menerima sanksi organisasi dari Dewan Pimpinan Pusat PDIP,” sebut dia. Komarudin Watubun menyatakan, Panca Prasetya merupakan bagian dari upaya mendisiplinkan kader.
DPPPDIP akan melakukan tindakan tegas terhadap para calon kepala daerah yang mengabaikan Sekolah Partai. ”Ada yang bilang, ini (Sekolah Partai) kegiatan DPP saja supaya ada pekerjaan. Jangan pernah mendiskreditkan sekolah ini,” katanya.
Rahmat sahid
(bbg)