Membukukan Kinerja Positif
A
A
A
DI TENGAH rendahnya harga minyak global yang terjadi sejak beberapa bulan lalu, PT Pertamina (Persero) tetap membukukan kinerja positif.
Pada kuartal I 2015, laba bersih Pertamina tercatat mencapai USD28 juta. Kinerja keuangan dalam periode tiga bulan pertama 2015 juga terus menguat dengan membukukan pendapatan USD10,67 miliar dengan EBITDA USD1,25 miliar.
“Rendahnya harga minyak mentah dunia seperti saat ini sungguh menantang dan memerlukan kerja keras untuk mengatasi tantangan tersebut. Alhamdulillah, dengan tekad kuat untuk melakukan usaha terbaik, Pertamina berhasil membukukan kinerja positif dengan tren terus menguat,” kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto beberapa waktu lalu.
Sepanjang periode Januari-Maret 2015, Pertamina mencatat produksi minyak sebesar 248,4 MBOPD dan 1,63 BSFD. Produksi ini diharapkan meningkat seiring dengan peningkatan produksi minyak dari Blok Cepu, di mana Pertamina melalui anak perusahaan PT Pertamina EP Cepu menguasai hak partisipasi sebesar 45%. Sementara untuk kinerja bisnis transportasi dan niaga gas juga menunjukkan tren meningkat.
Transportasi gas perusahaan mencapai 1.414 mmscfd sedangkan niaga gas 114,5 mmscfd yang utamanya dipicu oleh beroperasinya fasilitas regasifikasi Arun dan pipa transmisi Arun-Belawan. Bisnis di sektor hilir minyak juga positif dengan sokongan utama pada pertumbuhan penjualan BBM nonsubsidi dan juga pelumas Pertamina.
Penyelesaian proyek Residual Fuel Catalytic Cracker Cilacap serta upgrading unit produksi pelumas pada kuartal II 2015 diharapkan dapat mendorong penjualan produk minyak nonsubsidi terus meningkat. Selain tumbuh positif kinerja operasi perusahaan, Pertamina juga sukses melakukan efisiensi dengan nilai total sebesar USD95,95 juta.
Efisiensi tersebut diperoleh dari renegosiasi kontrak pengadaan minyak sebesar USD27 juta, pengurangan cost fee dan alpha import setelah perubahan proses pengadaan minyak dan produk minyak senilai USD22 juta serta optimalisasi aset penunjang senilai USD0,154 juta. Adapun, efisiensi yang diperoleh dari program marketing operation excellence mencapai USD46,89 juta.
Nanang wijayanto
Pada kuartal I 2015, laba bersih Pertamina tercatat mencapai USD28 juta. Kinerja keuangan dalam periode tiga bulan pertama 2015 juga terus menguat dengan membukukan pendapatan USD10,67 miliar dengan EBITDA USD1,25 miliar.
“Rendahnya harga minyak mentah dunia seperti saat ini sungguh menantang dan memerlukan kerja keras untuk mengatasi tantangan tersebut. Alhamdulillah, dengan tekad kuat untuk melakukan usaha terbaik, Pertamina berhasil membukukan kinerja positif dengan tren terus menguat,” kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto beberapa waktu lalu.
Sepanjang periode Januari-Maret 2015, Pertamina mencatat produksi minyak sebesar 248,4 MBOPD dan 1,63 BSFD. Produksi ini diharapkan meningkat seiring dengan peningkatan produksi minyak dari Blok Cepu, di mana Pertamina melalui anak perusahaan PT Pertamina EP Cepu menguasai hak partisipasi sebesar 45%. Sementara untuk kinerja bisnis transportasi dan niaga gas juga menunjukkan tren meningkat.
Transportasi gas perusahaan mencapai 1.414 mmscfd sedangkan niaga gas 114,5 mmscfd yang utamanya dipicu oleh beroperasinya fasilitas regasifikasi Arun dan pipa transmisi Arun-Belawan. Bisnis di sektor hilir minyak juga positif dengan sokongan utama pada pertumbuhan penjualan BBM nonsubsidi dan juga pelumas Pertamina.
Penyelesaian proyek Residual Fuel Catalytic Cracker Cilacap serta upgrading unit produksi pelumas pada kuartal II 2015 diharapkan dapat mendorong penjualan produk minyak nonsubsidi terus meningkat. Selain tumbuh positif kinerja operasi perusahaan, Pertamina juga sukses melakukan efisiensi dengan nilai total sebesar USD95,95 juta.
Efisiensi tersebut diperoleh dari renegosiasi kontrak pengadaan minyak sebesar USD27 juta, pengurangan cost fee dan alpha import setelah perubahan proses pengadaan minyak dan produk minyak senilai USD22 juta serta optimalisasi aset penunjang senilai USD0,154 juta. Adapun, efisiensi yang diperoleh dari program marketing operation excellence mencapai USD46,89 juta.
Nanang wijayanto
(ars)