Berencana Bangun 2.000 Menara Baru

Selasa, 30 Juni 2015 - 08:53 WIB
Berencana Bangun 2.000 Menara Baru
Berencana Bangun 2.000 Menara Baru
A A A
PT TOWER Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) pada tahun ini menargetkan dapat membangun 2.000 menara baru.

Penambahan infrastruktur telekomunikasi tersebut akan dilakukan secara organik, yaitu dimiliki langsung oleh perseroan ataupun secara akuisisi (anorganik).

Direktur Keuangan Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso mengatakan, sebagian besar atau mencapai 90% pembangunan menara perseroan berupa ground base(menara empat kaki). Sementara sisanya, yaitu sekitar 10% adalah berupa gabungan dari menara micro cell pole dan menara roof top. ”Ekspektasi kami jika ordernya ada dari operator telekomunikasi, mungkin tahun ini kami akan mendapatkan sekitar 2.000 tenant,” ujarnya belum lama ini.

Untuk catatan, sepanjang tahun lalu TBIG berhasil membangun tower sebanyak 1.999 site dengan penambahan tenant hampir mencapai 2.500. Sementara tahun ini perseroan memproyeksikan dapat menambah 2.000 tower. Helmi berharap penambahan tower dan tenant tersebut dapat berkontribusi pada pendapatan. Namun, secara tegas, dia menyatakan bahwa pada tahun ini perusahaan operator seluler Bakrie Telecom tidak berkontribusi pada pendapatan perseroan.

Pasalnya, dari total portofolio TBIG, anak perusahaan Bakrie Group tersebut hanya memberikan kontribusi kurang dari 3%. ”Jadi, sebenarnya kami optimistis dengan penambahan tenant dan tower pada tahun ini. Kami tetap bisa tumbuh baik secara EBITDA-nya dan net income,” tandasnya. Untuk menggenjot pembangunan menara pada tahun ini, perseroan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp2 triliun-2,5 triliun.

Sumber pendanaan capex berasal dari kas internal dan fasilitas pinjaman perbankan. ”Dananya sudah siap berasal dari pinjaman sebesar USD350 juta yang belum digunakan. Jika kasnya tidak cukup, kami rasa perlu melakukan pinjaman,” ujarnya. Untuk pengembangan usaha ke depan, perseroan berencana menerbitkan saham baru sehubungan transaksi penukaran saham (share swap ) dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom).

Helm mengatakan, hal ini telah memperoleh persetujuan dari pemegang saham TBIG. Emiten menara telekomunikasi ini sebelumnya memang telah menyelenggarakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Sebagai catatan, pada Oktober 2014 perseroan menandatangani perjanjian dengan Telkom, di mana Telkom akan mendapatkan saham baru TBIG yang akan ditukarkan dengan saham Telkom di PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel).

RUPSLB telah menyetujui rencana penerbitan saham baru perseroan tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sejumlah maksimal 479.652.619 saham baru atau 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Selain itu, pemegang saham telah memberikan persetujuan untuk mengalihkan 53.294.736 saham treasury pada harga menurut ketentuan yang berlaku.

Selain kepemilikan saham di TBIG, Telkom akan menerima tambahan pembayaran kas sampai maksimum sebesar Rp1,739 triliun apabila Mitratel dapat mencapai target pencapaian tertentu yang telah disetujui.

Heru febrianto
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5844 seconds (0.1#10.140)