Presiden Jokowi Disarankan Tata Ulang Kabinet
A
A
A
JAKARTA - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai waktu delapan bulan dianggap waktu yang tepat bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengambil sikap terhadap menteri-menterinya.
Bahkan, jika perlu Jokowi melakukan perombakan atau reshuffle kabinet. "Pilihannya memang menata ulang kabinet kerja, siapa duduk di mana, mewakili kekuatan apa," kata Siti saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Minggu (28/6/2015).
Pengamat politik yang akrab disapa Wiwieq ini mengatakan dalam menata ulang kabinet kerja, Jokowi harus mempertimbangkan kinerja masing-masing menteri.
Menurut dia, ukuran untuk menilai dan mereshuffle kabinet yakni kinerja dan latar belakang menteri dengan jabatannya saat ini.
Dari situ, lanjut Wiwieq, Presiden Jokowi akan sangat mudah membaca apakah kegagalan kabinet berasal dari sistem yang dibangun, atau justeru datang dari pribadi masing-masing menteri.
"Berdasarkan peratanyaan-pertanyaan itu, Jokowi perlu me-review dan menata ulang komposisi kabinet," katanya.
PILIHAN :
Minta Tambah Menteri, Citra PDIP Bisa Terpuruk
Bahkan, jika perlu Jokowi melakukan perombakan atau reshuffle kabinet. "Pilihannya memang menata ulang kabinet kerja, siapa duduk di mana, mewakili kekuatan apa," kata Siti saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Minggu (28/6/2015).
Pengamat politik yang akrab disapa Wiwieq ini mengatakan dalam menata ulang kabinet kerja, Jokowi harus mempertimbangkan kinerja masing-masing menteri.
Menurut dia, ukuran untuk menilai dan mereshuffle kabinet yakni kinerja dan latar belakang menteri dengan jabatannya saat ini.
Dari situ, lanjut Wiwieq, Presiden Jokowi akan sangat mudah membaca apakah kegagalan kabinet berasal dari sistem yang dibangun, atau justeru datang dari pribadi masing-masing menteri.
"Berdasarkan peratanyaan-pertanyaan itu, Jokowi perlu me-review dan menata ulang komposisi kabinet," katanya.
PILIHAN :
Minta Tambah Menteri, Citra PDIP Bisa Terpuruk
(dam)