Perampok Rp3 Miliar Mengaku Terlilit Utang
A
A
A
JAKARTA - Pelaku perampokan di Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan mengaku terlilit utang. Sebelum merampok, pelaku terlebih dulu membunuh pembantu rumah tangga (PRT) dan membakar rumah tersebut.
Pelaku bernama Dedi Herdian alias Ian, 39, ditangkap oleh tim gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Selatan di Jembatan Serong, Depok, Kamis (25/6). Saat dibekuk, tersangka tengah tidur di atas tumpukan 20 bungkusan pecahan USD100 yang diperkirakan senilai Rp3 miliar. Ian merampok karena desakan membayar utang kepada rentenir. Pelaku memiliki utang sebesar Rp3 juta dan harus membayar Rp3,6 juta.
”Dia memang butuh uang, sehingga merampok untuk membayar utang yang sudah jatuh tempo,” ujar Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti kemarin. Niat merampok pun dilaksanakan dengan membawa pisau, obeng, dankuncidari rumah. Barang-barang itu dibawanya setiap hari dengan alasan untuk memperbaiki sepeda motor.
”Tapi kenapa saat membuka pintu, dia langsung menodongkan pisaunya,” katanya. Dipastikanmotifnya adalah perampokan, sebab sudah diniatkan sebelumnya tidak secara spontan. ”Pisaunya kita bawa ke laboratorium forensik,” ucap Krishna. Tersangka Ian mengaku nekat menusuk Ariani, pembantu di rumah milik Yovita, karena berteriak dan melakukan perlawanan.
”Saya tusuk dulu, baru diikat, setelah itu langsung dibakar,” ujarnya. Ariani menderita 15 tusukan dan meninggal di RS Husni Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (24/6). Di tempat terpisah, saat Ramadan ini ada saja aksi penganiayaan yang dipicu hal-hal sepele. Seperti yang dialami sopir taksi, Tarjono, 36, di SPBU Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, dinihari kemarin.
”Parapelaku marah ketika taksi menyalipnya di sekitar Hotel Peninsula,” kata Kanit Reskrim Polsek Palmerah AKP Poltar L Gaol. Sopir taksi dikeroyok oleh penumpang Honda Freed putih. Korban mengalami luka memar di sekitar pipi, rahang, dan tangan. Polisi yang melakukan patroli berhasil menangkap tiga pria yang melakukan pengeroyokan, yakni MSK, 25, JML, 25, dan SYN, 24.
Di Kalideres, Jakarta Barat, residivis curanmor Eep Haryanto, 29, harus merasakan timah panas di betis kirinya seusai beraksi di Jalan Peta Utara, Pegadungan, Kamis (25/6). Pelaku ditembak oleh petugas karena mencoba melarikan diri ketika pengembangan kasus pencurian sepeda motor. ”Sebelum ditembak, kami sempat memberikan tembakan peringatan, tapitidakditanggap,” kata Kanit Reskrim Polsek Kalideres AKP Khoiri.
Pengamat sosial dan budaya Universitas Indonesia Devie Rahmawati mengatakan, faktor ekonomi dan sosial menjadi penyebab meningkatnya kriminalitas saat Ramadan. Tingginya kebutuhan mendasar dan dapur dengan pola masyarakat konsumtif yang berlebih membuat sebagian masyarakat nekat terjun ke dunia hitam. ”Ramadan dan Lebaran ini kerap dijadikan perayaan diri, sejumlah orang ingin menunjukkan dirinya sebagai orang dengan derajat tinggi. Buktinya seperti ingin terlihat wah di kampung halaman hingga membeli pakaian baru,” ujarnya.
Identitas Perampok Minimarket Diketahui
Polresta Bekasi Kota mengantongi ciri-ciri para pelaku perampokan sejumlah minimarket yang terjadi beberapa waktu lalu. ”Identitas sudah kami kantongi, keberadaannya masih dalam pengejaran,” kata Kapolresta Bekasi Kota Kombes Pol Daniel Bolly Tifaona. Menurut dia, dua pelaku langsung teridentifikasi. Satu orang memiliki ciri-ciri tinggi 168 cm, badan kekar dan gemuk, pakai helm hitam, slayer hitam motif cokelat, dan jaket panjang hitam.
”Pelaku itu memakai celana pendek jins abu-abu dan sepatu,” ucapnya. Dia menduga senjata api yang digunakan adalah jenis revolver. Sementara satu pelaku lain memiliki tinggi sekitar 163 cm, perawakan kurus, rambut cukuran mohak, baju sweter, dan celana jins hitam.
Helmi syarif/ yan yusuf/ abdullah m surjaya
Pelaku bernama Dedi Herdian alias Ian, 39, ditangkap oleh tim gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Selatan di Jembatan Serong, Depok, Kamis (25/6). Saat dibekuk, tersangka tengah tidur di atas tumpukan 20 bungkusan pecahan USD100 yang diperkirakan senilai Rp3 miliar. Ian merampok karena desakan membayar utang kepada rentenir. Pelaku memiliki utang sebesar Rp3 juta dan harus membayar Rp3,6 juta.
”Dia memang butuh uang, sehingga merampok untuk membayar utang yang sudah jatuh tempo,” ujar Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti kemarin. Niat merampok pun dilaksanakan dengan membawa pisau, obeng, dankuncidari rumah. Barang-barang itu dibawanya setiap hari dengan alasan untuk memperbaiki sepeda motor.
”Tapi kenapa saat membuka pintu, dia langsung menodongkan pisaunya,” katanya. Dipastikanmotifnya adalah perampokan, sebab sudah diniatkan sebelumnya tidak secara spontan. ”Pisaunya kita bawa ke laboratorium forensik,” ucap Krishna. Tersangka Ian mengaku nekat menusuk Ariani, pembantu di rumah milik Yovita, karena berteriak dan melakukan perlawanan.
”Saya tusuk dulu, baru diikat, setelah itu langsung dibakar,” ujarnya. Ariani menderita 15 tusukan dan meninggal di RS Husni Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (24/6). Di tempat terpisah, saat Ramadan ini ada saja aksi penganiayaan yang dipicu hal-hal sepele. Seperti yang dialami sopir taksi, Tarjono, 36, di SPBU Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, dinihari kemarin.
”Parapelaku marah ketika taksi menyalipnya di sekitar Hotel Peninsula,” kata Kanit Reskrim Polsek Palmerah AKP Poltar L Gaol. Sopir taksi dikeroyok oleh penumpang Honda Freed putih. Korban mengalami luka memar di sekitar pipi, rahang, dan tangan. Polisi yang melakukan patroli berhasil menangkap tiga pria yang melakukan pengeroyokan, yakni MSK, 25, JML, 25, dan SYN, 24.
Di Kalideres, Jakarta Barat, residivis curanmor Eep Haryanto, 29, harus merasakan timah panas di betis kirinya seusai beraksi di Jalan Peta Utara, Pegadungan, Kamis (25/6). Pelaku ditembak oleh petugas karena mencoba melarikan diri ketika pengembangan kasus pencurian sepeda motor. ”Sebelum ditembak, kami sempat memberikan tembakan peringatan, tapitidakditanggap,” kata Kanit Reskrim Polsek Kalideres AKP Khoiri.
Pengamat sosial dan budaya Universitas Indonesia Devie Rahmawati mengatakan, faktor ekonomi dan sosial menjadi penyebab meningkatnya kriminalitas saat Ramadan. Tingginya kebutuhan mendasar dan dapur dengan pola masyarakat konsumtif yang berlebih membuat sebagian masyarakat nekat terjun ke dunia hitam. ”Ramadan dan Lebaran ini kerap dijadikan perayaan diri, sejumlah orang ingin menunjukkan dirinya sebagai orang dengan derajat tinggi. Buktinya seperti ingin terlihat wah di kampung halaman hingga membeli pakaian baru,” ujarnya.
Identitas Perampok Minimarket Diketahui
Polresta Bekasi Kota mengantongi ciri-ciri para pelaku perampokan sejumlah minimarket yang terjadi beberapa waktu lalu. ”Identitas sudah kami kantongi, keberadaannya masih dalam pengejaran,” kata Kapolresta Bekasi Kota Kombes Pol Daniel Bolly Tifaona. Menurut dia, dua pelaku langsung teridentifikasi. Satu orang memiliki ciri-ciri tinggi 168 cm, badan kekar dan gemuk, pakai helm hitam, slayer hitam motif cokelat, dan jaket panjang hitam.
”Pelaku itu memakai celana pendek jins abu-abu dan sepatu,” ucapnya. Dia menduga senjata api yang digunakan adalah jenis revolver. Sementara satu pelaku lain memiliki tinggi sekitar 163 cm, perawakan kurus, rambut cukuran mohak, baju sweter, dan celana jins hitam.
Helmi syarif/ yan yusuf/ abdullah m surjaya
(bbg)